Review Film: Along With The Gods 2. Romantisme Keluarga yang Terbungkus Rapi dengan Alur Fantasi

Review film Along with The Gods 2

7.5/10

Sebagai film terlaris ketiga di Korea Selatan, Along with The God jadi tontonan yang bikin penasaran banyak penyuka hiburan Korea di seluruh dunia. Sajian dari film fantasi terbukti bisa diterima oleh semua kalangan. Dibandingkan dengan instalasi pertamanya, sekuel film ini terbilang lebih baik dan lebih kompleks dari segi cerita. Nggak lagi soal jiwa teladan yang berjalan menuju reinkarnasi, namun juga tentang para guardian itu sendiri. Sayangnya, alur maju mundur disajikan agak kurang rapi. Pada babak awal, film ini cenderung datar karena masih meraba konflik yang akan dihadirkan di babak selanjutnya.

Korea Selatan memang terkenal dengan drama dan K-Pop yang banyak bikin remaja klepek-klepek. Young Lex bahkan rela akting dipukuli demi cari perhatian penggemar girlband Korea. Dalam ranah perfilman, Korea Selatan juga terhitung baik dalam menyajikan tayangan. Tercatat beberapa film jadi sorotan dunia dan laris dipasarkan bahkan di luar negeri.

Advertisement

Sekuel pertama film Along with The Gods: The Two Words sendiri sebenarnya sudah jadi film ketiga terlaris di Korea sepanjang masa. Penampilan para aktornya yang nggak main-main dan cerita fantasi unik yang sangat dekat dengan kepercayaan masyarakat, jadi kunci bahwa film ini sulit ditolak. Nah, berikut Hipwee Hiburan bakal memberikan review atau ulasan dari sekuel Along with The God: The Last 49 Day. Cekidot!

Plot fantasi dipadupadankan dengan kepercayaan masyarakat bikin film ini menarik. Alur cerita juga nggak memberikan kesempatan buatmu menebak-nebak plot twist

Geng afterlife, cocok nih buat foto cover album. via londonkoreanlinks.net

Plot fantasi layaknya film ini memang sudah bukan hal asing di dunia hiburan Korea. Keberhasilan serial Goblin membuktikan bahwa penonton, terutama penyuka hiburan Korea, terbuka dengan hal-hal di luar nalar. Asalkan ada oppa-oppa sih nggak masalah, ya? Bungkus fantasi yang bahkan jauh dari bayangan masyarakat Indonesia soal ‘akhirat’ ini mungkin pada awalnya sulit diterima mereka yang terbiasa menonton film nonfantasi. Namun lambat laun, ternyata inti dari pesan yang ingin diceritakan lebih kompleks dari sekadar fantasi.

Jangan kaget kalau banyak alur maju mundur yang akan sedikit membuatmu menyusun puzzle ceritanya. Pada akhir cerita memang bakal ada plot twist yang cukup sulit ditebak. Tentunya kamu harus nonton sendiri dong, daripada kena bocoron di sini. Nanti nggak asyik lo~

Advertisement

Nilai-nilai kemanusiaan banyak ditampilkan secara tersirat. Perang, belas kasihan, pengkhianatan, hingga memaafkan, disampaikan dengan rapi di dalam bungkus fantasi

Jadi direinkarnasi nggak, ya? via kpopchart.net

Nggak melulu soal CGI dan scorring, penonton justru akan melupakan beberapa hal teknis dalam film. Terfokus pada cerita dan latar belakang para guardian/malaikat maut dalam menjalani 1.000 tahun pengabdiannya, alur yang maju mundur serta permasalahan masing-masing tokoh membuat penonton sedikit sibuk.

Namun dari situlah kita bisa melihat berbagai pesan kemanusiaan yang sebenarnya ingin disampaikan melalui sebuah film fantasi keluarga. Bagaimana sikap melankolis Duckhun (Kim Hyang-gi) terhadap anak-anak, ketegasan Haewonmak (Ju Ji-hoon) di kehidupannya sebelum mati, hingga kemampuan untuk mawas diri Gang-rim (Ha Jung-woo). Bisa dibilang film ini paket komplet tayangan keluarga yang akan memberikan banyak pelajaran untuk semua usia.

Sayangnya, film ini justru lemah di babak awal. Konflik yang disimpan di akhirlah yang pada sedikit demi sedikit menjawab tanda tanya penonton

Advertisement

Kocak banget nih scene-nya! via www.kincir.com

Meski bukan jenis film berdana besar, sebenarnya film Along with The Gods telah menunjukkan bahwa mereka sangat berusaha dalam menggarap film. Nggak terkecuali soal efek CGI-nya. Kru bahkan berani menampilkan hewan-hewan purba dinosaurus layaknya di Jurassic Park. Nggak sempurna, tapi nggak berakhir buruk, sehingga cukup ‘mengganggu’ penonton dalam mengikuti cerita.

Film garapan Yong-hwa ini justru lemah di awal. Penonton dibuat bingung dengan para guardian yang bertugas secara terpisah dan tanda tanya yang cukup besar; mengapa Gang-rim sedemikian rupa mempertaruhkan seribu tahun pengabdiannya untuk mengabulkan reinkarnasi satu jiwa. Selain hal ini, tentu banyak komedi yang cukup menggigit yang mampu membius penonton. Selain model rambut Ju Ji-hoon yang tiba-tiba berubah lepek dan kembali mohawk. 😀

Film ini cocok disaksikan oleh para orangtua bersama anak remajanya (tentunya yang sudah bisa baca subtitle dong) dan sebagai refleksi dari kehidupan di sekitar kita. Jangan kaget kalau pulang menonton, kamu jadi merenungkan kesia-siaan dalam hidupmu dan segala perbuatan buruk yang telah kamu lakukan. Lumayan, kan, buat mengingatkanmu kembali ke jalan yang benar. 🙂

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

CLOSE