Selain Bikin Akun YouTube untuk Bayar Utang Negara, 10 Usulan Kocak ini Kayaknya Agak Logis deh

Cara membayar utang negara ala anak-anak millenial

Negara kita memang sedang berproses, sama-sama belajar memahami kondisi dan situasi politik, lalu mencoba memberikan solusi yang terbaik. Sebenarnya nggak masalah kok menggunakan logika ketika berdebat soal politik. Yang salah itu ketika kita memaksaan pendapat kita meski nggak berdasar.

Belakangan ini, warganet dihebohkan dengan sebuah pertanyaan konyol yang beredar di media sosial. Sebenarnya pertanyaan tersebut sekaligus bernada usulan tentang kenapa negara ini nggak membuat akun YouTube saja. Penghasilan dari akun tersebut kemudian digunakan buat membayar utang negara.

Meski terdengar konyol, usulan ini sebenernya masuk akal, kan? Yaaa, meskipun utang negara memang nggak semudah itu lunas hanya dengan pengahasilan adsense YouTube saja. Banyak faktor lain seperti inflasi, deflasi, dan pertimbangan politis yang melatarbelakangi langkah pemerintah. Tapi daripada pusing, Hipwee Hiburan juga pengen mengusulkan hal lain demi membayar utang negara nih. Simak!

1. Pertama, yang sedang banyak diomongin orang. Negara ini mendingan bikin akun YouTube, seluruh rakyat wajib subscribe dan nonton, penghasilannya dipakai bayar utang negara

Dengan jumlah penduduk Indonesia yang sangat banyak, bukan nggak mungkin lo. via twitter.com

2. Bisa nggak sih negara ini bikin crowdfunding aja. Jadi seluruh dunia bisa patungan biar kita bebas dari utang

Saling membantu dan menyalurkan dana. via www.digitalmusicnews.com

3. Coba lakukan kampanye yang diawali dengan kalimat “Twitter please do your magic!” sebagai mantra ampuh menarik simpati warganet

Berharap banyak yang peduli dan bersimpati, seluruh Indonesia harus retweet. via twitter.com

4. Selagi negeri ini masih banyak anak muda kreatifnya, kenapa nggak bikin start up keren. Perusahaan kreatif yang nggak perlu ngeluarin banyak modal, lumayan lo

Bikin start up dan seluruh Indonesia wajib pakai. Andai semudah itu~ via nasional.sindonews.com

5. Kalau di medsos banyak beredar cara kaya dengan mudah berkat ikutan bisnis MLM, kok negara kita nggak ikutan saja, ya? Katanya penghasilan bisa 10 juta per hari …

Tapi halal nggak nih? Aman nggak nih? via nasional.sindonews.com

6. Pernah kepikiran nggak, kenapa orang-orang terkaya di Indonesia nggak patungan saja buat bayar utang negara? Andai sesimpel itu, yha~

Padahal pajak yang mereka bayarkan ke negara aja udah super banyak. via www.daftarorangkaya.web.id

7. Namanya juga butuh uang untuk bayar utang. Pernah kepikiran nggak kita satu negara mengamen gitu keliling Eropa, hasilnya bisa buat nambahin, kan?

Mengurangi 1% utang negara aja bagus banget. via www.kompasiana.com

8. Jika kamu punya kecenderungan untuk ‘nakal’, mungkin pernah terbersit di benakmu untuk mengancam dan malakin negara lain demi bayar utang kita~

Nggak peduli reputasi dan citra baik negara lagi. via www.itpro.co.uk

9. Jangan penjarakan Kanjeng Dimas, dia adalah sebuah kunci dan jalan pintas masuk akal negara kita bisa melunasi semua utang. Gandakan saja jumlah APBN!

Hutang negara jadi setengahnya, APBN dua kali lipatnya. Mantap!!! via jabar.tribunnews.com

10. Meski sering kepikiran, please jangan mengusulkan negara ini mencetak banyak uang buat membayar utang. Jelas kelihatan kocak 🙁

Tinggal diguntingin nih, lalu auto-inflasi, semua harga kebutuhan pokok mahal. via www.aktual.com

Nggak usah terlalu muluk, sebenarnya memaksimalkan potensi kita di bidang usaha, mengharumkan nama Indonesia, dan menciptakan produk berkualitas saja sudah termasuk berkontribusi untuk membantu membayar utang negara lo. Sejatinya utang negara bukanlah sebuah perkara yang bisa disamakan utang piutang kamu dan kawanmu. Banyak pertimbangan politis dan ekonomis yang harus dipikirkan. Nggak perlu khawatir berlebihan, negara maju layaknya Amerika dan Jepang juga memiliki sangat banyak utang negara. Utang negara bukanlah satu-satunya indikasi sebuah negara sedang miskin. 🙂

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

CLOSE