5 Opini Tentang Senioritas di Kampus. Perlu Nggak Sih Garang dan Kejam ke Adik Tingkat?

senioritas di kampus

Kasta nggak kasat mata antara senior dan junior di kampus memang nggak bisa dimungkiri keberadaannya. Sentimen kakak tingkat sama anggota baru kampus mereka pasti ada. Namun sebaliknya, kelakuan yang kadang nggak terduga dan bisa dibilang kelewatan dari adik tingkat yang jadi mahasiswa baru juga nggak bisa dikontrol. Makanya muncullah gap senioritas pada adik tingkat.

Advertisement

Nah, kasta senior dan junior ini sebenarnya juga banyak menimbulkan petaka dan masalah nggak berkesudahan. Sebagian besar praktiknya cuma saling galak-galakan dan benci-benci penuh dendam. Padahal harusnya nggak gini dong outputnya. Yuk, kulik opini orang-orang tentang senioritas bareng Hipwee Hiburan berikut.

1. Banyak yang bilang kalau senioritas itu turun temurun. Awalnya nggak ada niatan, tapi terus aja berulang

Sebuah pelampiasan yang tidak tepat. via twitter.com

Desas-desusnya sih, senioritas itu masalah balas dendam. Entah siapa yang memulai duluan yang jelas, kalau seorang junior merasa sakit hati atas perlakuan seniornya, mereka bakal melampiaskannya sama junior yang masuk tahun depan. Semacam pelampiasan yang nggak tepat.

2. Sering banget ada dalih pelatihan kedisiplinan dan penguatan mental. Sayangnya urusan mental nggak bisa disamaratakan, bahkan banyak faktor yang mungkin keliru dalam konsep “penguatan mental” yang kita pahami

Sabar, Neng! via twitter.com

Selain treatment soal penguatan mental nggak bisa disamaratakan tiap individu, seringnya senior lupa kalau yang harus dihormati sama adik tingkat itu bukan cuma mereka, melainkan jajaran struktural kampus yang lain. Kadang, mereka justru membangun ketakutan dibandingkan membangun respek. Hmmm, malah jadi salah kaprah dong!

Advertisement

3. Saking seringnya marah-marah, banyak yang jadi nggak peduli dan bodo amat. Wah, gagal dong pendisiplinannya?

Woy, otaknya ngelantur. via twitter.com

Pernah nggak sih kalian makin dilarang justru makin penasaran melakukan kesalahan? Saking seringnya dilarang-larang malah jadi makin kebal. Mungkin itulah yang terjadi sama adik tingkat bandel yang dibentak bukannya takut malah melamun dan pikirannya melayang kemana-mana.

4. Tapi tetep aja ada sisi positifnya kok. Tentu mahasiswa baru kalau awal masuk perkuliahan masih gelagapan, dan takutnya justru ‘salah jalan’

Plus minusnya ada juga sih. via twitter.com

Ospek itu perlu, tapi senioritas yang mungkin seharusnya dikurangi. Ada beberapa hal bermanfaat yang bisa dipetik dari marah-marahnya kakak tingkat. Tapi di sisi lain ada dampak negatifnya juga kalau diterapkan dengan keliru. Intinya tujuannya baik sih, tapi eksekusinya yang kadang nggak sesuai harapan.

5. Bahkan senioritas bisa awet banget. Nggak cuma tahun-tahun awal menghadapi mahasiswa baru, tapi sampai mau lulus pun masih begini, kan kacau…

Terkadang anggapannya jadi melenceng banget, malah saling meremehkan jatuhnya. via twitter.com

Sebenarnya masih banyak banget opini dan pendapat yang pro kontra soal senioritas. Semua pendapat pun sebenarnya punya alasan yang baik. Kalau senioritas dimunculkan demi kebaikan bareng, sebenernya bakal bagus banget, tapi kalau hasilnya melenceng jauh tentu ini mencederai tujuan luhur dari pelatihan mahasiswa baru dan misi umum dari pengenalan lingkungan itu sendiri.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Editor

ecrasez l'infame

CLOSE