Untukmu yang Pernah Berkata Tak Bisa Hidup Tanpaku

Hai, apa kabar kamu?

Setelah sekian lama memutuskan berpisah dariku, kini kamu kembali datang. Kuakui, aku cukup terkejut dengan kehadiranmu kembali. Bukan. Ini bukan karena kemunculanmu membuat move on yang sudah aku usahakan hancur berantakan. Tapi, aku cukup kaget bahwa ternyata sampai detik ini kamu masih hidup atau jangan-jangan ini arwahmu yang gentayangan menggangguku?

Ternyata setelah cukup lama berpisah, kamu masih hidup dan sekarang kembali muncul.

Tiba-tiba datang

Tiba-tiba datang via www.google.co.id

Dulu, kamu selalu mengatakan bahwa kamu tak pernah bisa hidup tanpaku. Jujur, aku terbuai dengan rayuanmu yang seolah-olah romantis itu. Namun apa daya, tutur memang tak pernah berwujud dan bisa dijamah. Dengan mudahnya kau pergi meninggalkanku, tanpa aku tahu apa yang salah dan kurangku padamu. Aku hancur sehancur-hancurnya. Aku sedih sejadi-jadinya, kukira beberpa saat setelah itu kau akan mati karena tak bisa hidup tanpaku.

Katamu kau bagai oksigen yang mengisi nafas hidupmu. Saat itu, aku benar-benar tak bisa membayangkan bagaimana kau akan kesulitan bernafas karena memutuskanku. Rupanya, imajinasiku terlalu liar. Kamu masih juga hidup sampai detik ini. Kamu kembali datang sambil menyeringai di depan rumahku dengan setangkai bunga yang kau comot dari halaman rumah tetanggaku. Benar-benar nggak modal!

Aku masih ingat janji-janji manismu dulu, apa kamu sekarang datang buat nepatin janji?

Masih enak zamanku tho?

Masih enak zamanku tho? via ask.fm

Kamu adalah salah satu cerita terindah yang pernah aku jalani. Bersamamu aku jadi kerap kali bersyukur. Iya bersyukur bisa mengenalmu dan bersyukur nggak jadi berjodoh dengan orang sepertimu. Aku selalu ingat semua janji yang pernah kau bisikan padaku. Janji yang begitu manis, semanis permen (bukan madu). Enak namun bikin sakit. Lalu, apa sekarang kamu kembali datang untuk menepati janjimu? Mau yang mana dulu nih? Selfie di Menara Eiffel, diving di Bunaken, atau makan duren di Bangkok? Aku sudah siap untuk kamu ajak menepati janjimu yang kalau ditulis jumlahnya bisa bikin dua bab skripsi itu.

Atau memang ada urusan yang belum selesai di antara kita? Oh iya aku ingat! Kamu masih pinjam uangku.

Dan juga hutang

Dan juga hutang via www.google.co.id

Kurasa kehadiranmu memang sangat tepat. Mungkin ini waktunya kita melakukan rekonsiliasi dan menjelaskan kenapa tiba-tiba kamu memutuskanku. Eh, nggak perlu. Aku ingat sesuatu. Urusan kita memang belum selesai. Masih ada sesuatu yang perlu diselesaikan antara kita.

Kamu masih hutang padaku.

Waktu itu, aku nganter kamu beli game PlayStation yang baru terus ternyata harganya lebih mahal dari yang kamu lihat di internet. Karena uang yang kamu bawa nggak cukup jadilah kamu pinjam uangku dulu. Katamu, gajian bulan depan akan kamu kembalikan, tapi belum sampai sekarang. Terus, waktu kamu kalah taruhan bola sama teman-teman kamu. Belum lagi waktu kamu nabrak mobil orang yang lagi parkir, dan harus ke bengkel. Ditambah, waktu kamu mau ikutan MLM terus harus punya modal dulu buat investasi.

Kamu bilang kalau sudah dapat kapal pesiar kamu akan balikin uangnya empat kali lipat. Mana? Mana? Kalau ditotal itu semua sudah bisa buat mas kawin tuh!

Sepertinya, kita memang akan selalu memiliki urusan yang tak pernah selesai. Selama kamu masih suka kepo akun-akun sosmed aku, rasanya urusan kita nggak akan pernah beres.

Enggak usah posting time hop tentang kita!

Enggak usah posting time hop tentang kita! via www.google.co.id

Selain masalah hutang piutang yang memang tak tercatat dengan baik itu, urusan kita rasanya tak akan pernah selesai. Terutama selama kamu masih rajin kepoin sosial mediaku. Aku bukan tipe orang yang suka unfol dan block mantan. Bagiku kita masih bisa berteman walaupun sudah tak ada perasaan apapun. Termasuk berteman di sosmed. Tapi, plis nggak usah lah kepo terus-terusan.

Masa setiap kali aku posting foto sama cowok, dikomen “dulu juga pernah begitu.”? Terus, nggak usah posting timehop yang isinya postingan lama tentang kita, terus diberi judul “Masih ingat ini?” Sumpah itu ganggu banget. Plis, jangan ya…

By the way, aku udah nggak peduli sama barang-barang milikku yang masih kamu pinjam.

Barang-barang aku masih di kamu? Ambil deh!

Barang-barang aku masih di kamu? Ambil deh! via www.google.co.id

Memang masih banyak barang-barangku yang kamu pinjam dan belum juga kamu balikin. Beberapa yang aku ingat seperti buku, tas, jaket, kaca mata, masih kamu ada di kamu kan? Enggak! Aku nggak minta kamu datang untuk kembalikan kok. Kalau kamu niat mau kembalikan antar saja ke rumah, letakkan di depan pintu dan nggak usah ketemuan. Kalau masih juga ya sudah ambil saja, walau sayang tapi nggak apa-apa lah aku ikhlasin aja dari pada harus ketemu kamu lagi.

Satu lagi, barang-barang yang kamu beri udah aku donasikan jadi nggak usah diminta lagi. Untuk alasan apapun: jangan ganggu aku lagi, plis!

Sorry, dear!

Sorry, dear! via hot.detik.com

Selama pacaran, kamu memang pernah memberiku beberapa hadiah. Tolong jangan meminta barang-barang itu balik, karena semuanya sudah aku donasikan kepada yang membutuhkan. Kuingat-ingat (cuma) ada tiga barang yang kamu beri selama kita pacaran.

  • Waktu Valentine Day kamu pernah kasih wafer coklat, yang langsung aku makan karena waktu itu ngantri makanannya lama banget dan aku sudah lapar.
  • Terus waktu ulang tahun, kamu pernah ngasih aku boneka segede gaban yang memenuhi kamarku, setelah putus boneka itu langsung aku sumbangin ke tempat penitipan anak.
  • Yang terakhir, kamu pernah ngasih aku gantungan kunci bentuk papan surfing, oleh-oleh waktu kamu pergi ke Bali. Gantungan itu masih aku pakai walaupun kita sudah putus, tapi sayang bandolnya lepas jadi sekarang tinggal bulatan logamnya aja.

Pokoknya, intinya, maksud suratku ini, jangan ganggu aku lagi untuk alasan apapun!

Buatmu yang dulu pernah berkata tak bisa hidup tanpaku, kok sekarang kamu masih hidup-hidup aja?!

FYI: aku gak sekangen itu sama kamu. Kalau-kalau kamu penasaran, Bapak dan Ibuku juga gak pernah nanyain kenapa kamu gak pernah datang lagi, mungkin mereka juga sudah lupa sama kamu.

Dariku,

Mantan yang tak pernah lupa dengan janji-janjimu

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini