Bikin Tugas Via Media Sosial; Suka Duka Anak Sekolah dan Kuliah Sepanjang Masa Pandemi

Tugas via media sosial

Pandemi yang telah terjadi selama setahun lebih ini tentunya banyak banget mengubah situasi dan kondisi di segala macam lini kehidupan kita. Salah satunya yang paling terdampak adalah dunia pendidikan. Ini tentu jadi ujian tersendiri bagi tenaga pengajar dan anak-anak sekolahan maupun anak kuliahan. Segala bentuk pembelajaran yang sebelumnya dilaksanakan secara tatap muka, kini dilakukan serba online.

Advertisement

Para guru dan dosen pun harus memutar otak, agar proses pembelajaran tetap berjalan dengan semestinya. Makanya nggak heran jika saat ini banyak terobosan baru, kayak misalnya memberikan tugas kepada anak didiknya lewat media sosial. Tapi hal ini rupanya juga memberikan suka dan duka tersendiri bagi para peserta didik. Yakin deh, kamu pasti beberapa waktu belakangan ini juga merasakan sederet hal yang ada di bawah ini.

1. Jadi mendadak kreatif, apalagi kalau urusan membuat konten-konten unik dan menarik

Ilustrasi pembelajaran di rumah / Credit: Foundationeducation via www.foundationeducation.edu.au

Segala hal dilakukan dengan online, mau nggak mau semua orang harus punya pemikiran yang serba kreatif. Sebelumnya mungkin banyak dari kita yang abai dengan konten-konten kreatif di media sosial. Namun seiring banyaknya tugas yang dilakukan lewat media sosial, tingkat kreativitas dalam membuat konten pun mendadak jadi meningkat juga. Lumayanlah, ya, kalau nanti pandemi udah kelar, mungkin nggak sedikit dari kita yang bakalan jadi content creator.

2. Selain itu, pembelajarannya pun jadi asik dan nggak monoton

Suasana berbeda / Credit: Wallstreet via www.wall-street.ro

Hal positif karena seringnya diadakan pembelajaran secara online ini adalah para siswa dan mahasiswa merasa pembelajarannya berbeda dengan biasanya. Kalau di hari-hari biasa setiap hari kita harus datang ke kelas, duduk manis dan dengerin guru atau dosen bicara, sekarang kondisinya udah beda banget. Bisa sambil santai-santai di rumah, ngemil, tiduran, dan tentunya alat pembelajarannya juga nggak monoton. Bisa dari film, tayangan televisi, YouTube, dan masih banyak lagi lainnya.

Advertisement

3. Tapi paling males kalau udah disuruh unggah tugas ke media sosial, udah gitu penilaiannya berdasarkan jumlah likes pula!

Ada pula nggak enaknya / Credit: Mitchellcarlyle via mitchellcarlyle.medium.com

Ada enaknya, ada pula nggak enaknya. Sering banget lo, anak sekolahan atau mahasiswa disuruh mengunggah hasil kerjaan mereka ke akun media sosial pribadi. Lha kalau sebelumnya unggahan yang ada di media sosial udah ditata dengan sedemikian rupa, tiba-tiba harus tertimpa dengan unggahan tugas, kan, ngeselin juga. Udah gitu, yang paling bikin jengkel adalah ketika peniliaian dilakukan berdasarkan jumlah likes. Bikinnya udah niat, udah bagus, tapi likes cuma dikit, akhirnya nilainya juga nggak maksimal. Ada yang begini?

4. Belum lagi kalau syarat utamanya disuruh subscribe akun YouTube milik guru. Nggak gini juga kali kali, Pak, Bu! 🙁

Subscribe YouTube sebagai syarat penilaian / Credit: Thestatesman via www.thestatesman.com

Selain karena disuruh mengunggah hasil kerjaan ke akun media sosial pribadi, hal yang nggak kalah ngeselin lagi adalah ketika kita disuruh subscribe akun YouTube milik guru atau dosen. Apalagi kalau misalnya belum subscribe, nilainya nggak bakalan turun. Duh, mending beli subscriber aja, kan, bisa, daripada harus maksa anak didiknya buat subscribe aku YouTube miliknya. Sampai sekarang banyak banget lo yang modelnya kayak gini. Mending cara-cara kayak gini dikurangi deh, lagian cara lainnya yang lebih mendidik juga masih banyak.

Tapi tenang, kamu nggak sendirian kok menghadapi situasi serba campur aduk begini. Sekarang mah mending berdoa aja sambil jaga kesehatan diri sendiri dan peduli sama keselamatan orang lain juga. Nggak ada alasan lain sih, ya, biar ‘nanti kalau Corona udah selesai’ itu nggak cuma berakhir jadi anggapan dan satuan waktu yang sia-sia aja.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Kadang menulis, kadang bercocok tanam

CLOSE