5 Alasan Ucapan ‘Kamu Terlalu Baik Buat Aku’ itu Nggak Logis dan Terlalu Mengada-ada

Kamu pasti pernah ditolak cintanya!? Setengah menuduh, memang cinta bagi mereka yang kurang siap cuma jadi pesakitan belaka. Perlu digarisbawahi bahwa cinta selalu berdampingan dengan rasa sakit, mereka yang rajin merawatnya dengan kebaikan pastinya akan terhindarkan. Bagi mereka yang kurang kompak merawatnya yang pasti cinta mudah rusak, yang ada hanyalah sesal yang menyakitkan. Tapi, kamu patutnya bersyukur akan rasa cinta, tanpa rasa itu kamu tak akan dapat pengalaman berharga ini.

Ditolak bukan main sakitnya apalagi ditambahi dengan alasan nggak logis, yang benar-benar menggelikan. Tega-teganya dia bilang “kamu terlalu baik buat aku”, logika macam apa yang mereka pikirkan dalam otaknya. Bayangkan kalau semua orang berpikiran begini, apa jadinya kebaikan yang malah disalahkan, sementara orang-orang berlomba-lomba berbuat baik. Untuk mereka yang suka menggunakan kalimat itu, beberapa pertanyaan dan pernyataan ini untuk kalian.

1. Buat cari yang baik saja kadang susah, kok ini yang terlalu baik malah ditolak

Kamu terlalu baik via redsheepphotocinema.com

Kamu setuju bahwa kebaikan akhir-akhir ini lumayan bisa dijumpai? Orang yang merasa baik kadang berbuat buruk, dan orang-orang baik jadi korban kebencian atas nama “kesalahan”, yang salah dibenarkan dan yang disalahkan malah sepertinya punya niat baik. Saat orang-orang dengan kesadaran akal dan pikirnya sedang mencari kebenaran dan kebaikan kok ada saja orang yang menolak kebaikan. Kalau memang ingin menolak cinta, silahkan disusun lagi alasan yang tepat, jangan mengada-ada begini.

2. Dengan mengatakan “kamu terlalu baik buat aku” sama saja mengandaikan kebaikan yang berlebihan itu buruk. Logikanya gimana ya?

Apakah terlalu baik itu buruk? via redsheepphotocinema.com

Mungkin keburukan yang diharapkannya, kalau kalau dia nggak bisa menerima kebaikan yang berlebihan. Kebaikan yang berlebihan saja agak susah dinalar, bagaimana sih bentuknya? Gimana praktiknya? Sebuah kebenaran yang berlebihan mungkin dia andaikan kayak air yang tumpah berlebihan di kamar mandi. Mungkin logika dangkal ini bisa jadi pelajaran buat mereka sendiri, nggak ada kebaikan yang berlebihan karena sebenarnya kita sendiri susah menentukan mana yang baik dan buruk.

3. Harusnya jangan bilang kamu yang terlalu baik. Tapi bilang kalau dia yang terlalu buruk untukmu

Kamu yang tak baik untukmu via redsheepphotocinema.com

Jangan menyalahkan kebaikan buat menolak kamu yang cintanya tulus. Kalau dia bilang terlalu baik untuk dirinya, kamu jangan lantas menyalahkan kebaikan dirimu ini. Justru dia yang tak bisa bersyukur dengan apa yang ada dihadapannya sekarang. Atau memang aslinya dia khawatir kalau sisi buruk dirinya terlihat olehmu. Sementara dia sendiri tak ada keinginan untuk berubah untuk jadi lebih baik. Toh, kalau kamu baik bukan kah itu bagus, dia cuma perlu bebuat baik seperti dirimu.

4. Kalau memang mau menolak cintamu nggak perlu kalimat “kamu terlalu baik”, bilang saja kalau dia nggak suka denganmu

Kalau mau nolak, nolak saja sih via unsplash.com

Banyak sekali alasan yang digunakan oleh mereka yang menolak cinta. Dari berbagai alasan ini, alasan “kamu terlalu baik” adalah sebuah lawakan, alasan yang penuh kepayahan, menutupi kejujuran. Ada baiknya malah mereka menolak dengan jujur, bilang saja kalau nggak suka atau naksir orang lain. Intinya, alasan “kamu terlalu baik buat aku” sangat menyesatkan. Jangan sering dipakai ya.

5. Logikanya, kalau terlalu baik berarti dia cari yang nggak baik dong? Beneran mau dijahati?

Beneran mau dijahati? via unsplash.com

Mereka yang memakai alasan nggak logis ini apa nggak mikir kalau orang yang mereka tolak cintanya ini bisa saja berbuat jahat. Jangan deh, hentikan alasan ini karena bisa jadi orang yang memakai alasan ini dapat hal yang kurang mengenakan. Alasan ini bisa berarti mereka yang “tak suka diberi kebaikan berlebih” menginginkan kebaikan biasa yang kadang salah, kadang jahat dan kadang keliru. Ini aneh!

Kebaikan dan kebenaran sepertinya tak menyentuh keabsolutan, yang baik bagi sebagian orang tak tentu baik untuk sebagian lainnya. Tapi akhirnya secara nggak langsung kita sepakat, bahwa yang baik-baik pasti sifatnya universal. Dia yang menolakmu, yang secara nggak langsung bilang bahwa kebaikan yang berlebih itu nggak baik untuk dirinya, cukup berterima sih tapi pertanyaannya. Kenapa mereka menolak sesuatu yang baik untuk dirinya ya? Atau mereka hanya ingin mengujinya saja? Atau memang benar mereka sukanya dijahati dan disakiti

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Kertas...