6 Hal yang Membuat Hubungan Kakak Beradik Akrab, Meski Semasa Kecil Urusan Remot Saja Berebut

Hubungan kakak beradik

Hubungan kakak beradik bisa dibilang sama dengan pacaran, ada pasang surutnya. Meski bersaudara namun hubungan yang terjalin nggak selalu harmonis, terkadang ada tegangnya juga. Sama halnya seperti yang pernah kamu alami dulu dengan kakak atau adikmu. Ingat nggak dulu hanya gara-gara masalah sepele, mulai dari berebut mainan sampai remot tv kalian bisa berantem?

Advertisement

Untungnya sekarang hubungan kalian sudah baik-baik saja, sudah akur nggak ada drama-drama lagi kayak dulu. Nah atas dasar itulah menarik kiranya untuk membahas apa sih sebenarnya yang membuat hubungan persaudaraan kalian sekarang harmonis kayak Keenan dan Pevita, atau Al, El dan Dul.

1. Ada perasaan malu kepada diri sendiri sebab sudah sama-sama dewasa. Masa iya udah gede masih mau ribut-ribut saja?

Malu karena sudah besar via www.unsplash.com

Faktor usia menjadi alasan yang nggak bisa kalian bohongi. Usia yang semakin menua membuat kalian malu untuk saling berselisih lagi. Apalagi kalau hanya karena masalah sepele kayak dulu,yang ada malu sendiri. Lagipula memang sepantasnya semakin dewasa seseorang, maka sikap dan perilakunya harus makin bijaksana. Nggak perlu ada lagi sikap egois seperti menguasai tv, atau menghabiskan makanan sendiri seperti dulu.

2. Adik bungsu juga menjadi alasan hubungan kalian makin rukun. Sudah sepantasnya seorang kakak menjadi panutan bagi adiknya

Malu sama si bungsu via www.unsplash.com

Disadari atau nggak, keberadaan adikmu yang paling bungsu pun jadi alasan mengapa hubungan kalian semakin hari semakin rekat. Sewajarnya kakak, kalian sama-sama paham bahwa menjadi panutan yang baik adalah kewajiban yang mesti dipenuhi. Malu sama si bungsu kalau ribut-ribut lagi. Salah-salah nanti malah ditiru sama dia. Kalau yang ditiru sikap baik sih nggak masalah, tapi yang jelek-jelek. Hmm.. jangan dong.

Advertisement

3. Sering melakukan aktivitas bersama pun membuat chemistry hubungan tercipta. Itulah enaknya punya hobi yang sama dengan saudara, bisa seru-seruan bersama

Seru-seruan bareng via www.unsplash.com

Keseringan melakukan aktivitas bersama juga secara nggak langsung membuat chemistry antara kalian berdua. Sering main futsal bareng, belanja, jalan-jalan, dan keseruan lainnya membuat kalian berdua semakin memahami satu sama lain. Kalian jadi tahu mana yang disukai dan yang nggak disukai oleh masing-masing. Kalian jadi semakin hormat satu sama lain.

4. Kalian berdua sudah merasakan kondisi di mana sama-sama saling butuh. Momen saling mengisi itulah yang merekatkan hubungan

Saling curhat via www.unsplash.com

Meski sering berselisih paham, tapi kalian berdua saling membutuhkan satu sama lain. Pada saat tertentu kamu membutuhkan saudaramu, seperti misalnya saat butuh teman untuk belanja atau butuh didengarkan saat perasaan sedang gundah. Hal-hal semacam inilah yang membuat kalian dari dulu nggak betah kalau marahan. Toh juga serumah, kalau ada apa-apa pasti bersinggungan, maka ngapain jufa bersitegang.

5. Terpisah jarak membuat kalian sama-sama merindukan momen kebersamaan. Nggak heran sekarang jadi akur kalau ketemu

Merantau via www.pexels.com

Momen merantau juga bisa menjadi titik balik di mana hubungan kalian bisa jadi akrab. Kamu yang dulu sebal dengan segala tentangnya sekarang menjadi merindukannya yang jauh di sana. Meski tingkah lakunya menyebalkan, tapi entah mengapa kalau jauh dari saudaramu kamu jadi kangen dengan tingkah polahnya. Begitu pula dengan dia yang pasti juga merindukan momen kebersamaan denganmu. Itulah alasan mengapa terkadang ia menelponmu menanyakan kepulanganmu. Semata-mata karena ia rindu kepadamu.

Advertisement

6. Selayaknya anak yang sudah tumbuh dewasa kewajiban membahagiakan orang tua menjadi misi bersama. Itulah yang secara nggak sadar mengakrabkan

Orangtua bahagia via www.pexels.com

Orangtua mana yang suka melihat anaknya nggak akur? Inilah yang kemudian jadi alasan kalian untuk menghentikan drama kecil yang kerap kamu lakukan saat kecil. Kalian berdua nggak ingin melihat ayah dan ibu pusing melihat anaknya nggak akur. Pikiran mereka sudah banyak untuk mengurus adik yang masih sekolah dan pekerjaan rumah lainnya. Akhirnya pelan-pelan kalian tersadar untuk saling menghargai satu sama lain.

Namanya mantan kekasih mungkin ada, namun yang namanya mantan saudara sudah jelas tak ada. Meski dulu kalian sering berselisih satu sama lain, namun waktunya sudah lewat. Kalian sudah sama-sama dewasa dan sudah selayaknya sesama saudara saling menjaga dan menghormati satu sama lain. Jadikan momen yang lalu sebagai momen nostalgia dan bahan bercandaan saja.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Fiksionis senin-kamis. Pembaca di kamar mandi.

CLOSE