6 Perubahan Ini Bukti Bahwa Pasanganmu Sudah Cocok Jadi Ayah. Kamu Sudah Siap Nikah?

Menjadi ayah

Perempuan mana yang nggak ingin menikah? Tentu semua ingin melakukannya, terlebih menikahi kekasihnya yang sekarang. Namun menikah bukanlah perkara mudah semacam membeli kacang atom di warung. Nikah perkara serius yang butuh banyak pertimbangan sebelum memutuskannya.

Meskipun sudah punya calon, sejatinya kamu masih perlu kembali menilai kekasihmu apakah dia cocok untuk menjadi ayah yang baik–laiknya uji kelayakan. Pasalnya ketika sudah menikah, nggak jarang mereka merasa belum siap menjadi ayah dan menunda punya momongan padahal kamu sangat menginginkannya. Nah berikut ini, Hipwe akan memaparkan beberapa tanda bahwa kekasihmu sudah siap menjadi ayah. Karena dia telah banyak berubah jadi lebih baik.

1. Ketika dia tak seegois dulu. Selalu memikirkan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadinya

Bijaksana via www.pexels.com

Dalam mengambil keputusan cowok biasanya berusaha lebih dominan. Di awal menjalani hubungan kamu selalu merasa itu tindakan egois, sementara kekasihmu beralasan, Bahia dia menggunakan rasional dibanding denganmu yang menitikberatkan pada perasaan. Alhasil pertengkaran jadi jadwal rutin kalian.

Namun seiring berjalannya waktu dia sudah belajar. Kali ini dia jadi lebih sabar dalam memberi pengertian kepadamu apa yang menurutnya tepat atau tidak. Permasalahannya terletak pada cara berkomunikasi. Perlahan-lahan kalian berdua sudah sama-sama mengerti dan memahami jalan pemikiran masing-masing. Singkatnya dia tak seegois dulu.

2. Dulu dia sulit mengendalikan emosi. Semarang dia selalu berusaha menyelesaikan masalah dengan kepala dingin

Lebih sabar via www.pexels.com

Pertengkaran itu hal wajar dalam hubungan. Tapi seringkali kekasihmu menanggapi suatu permasalahan dengan emosional. Kamu yang kelewat lembut kadang ciut dan takut untuk menyelesaikannya. Seiring dengan berjalannya waktu, kamu menasehatinya untuk lebih mengontrol emosinya yang meledak-ledak, sebagai pembelajaran bagi dirinya agar kemarahannya bisa ditekan ketika kelak punya anak.

Untungnya dia punya iktikad baik untuk berubah. Sekarang dia sudah jauh lebih sabar dan kalem daripada dulu. Semua diselesaikan dengan berdialog dan kepala dingin.

3. Ketika dia tak hanya melihatmu sebagai pasangan, tapi juga teman hidup untuk masa depan

Teman hidup via www.pexels.com

Salah satu cara menguji apakah seorang pria pantas untuk dijadikan suami adalah melihat bagaimana dia memperlakukanmu. Kalau dia memperlakukanmu dengan baik bahkan mulia. Itu pertanda bahwa dia pun akan memperlakukan anaknya dengan istimewa. Seperti kini tak lagi memandangmu hanya sekedar kekasih, melainkan sudah menganggapmu sebagai teman hidup yang sangat dia butuhkan dalam menjalani sisa hidupnya.

Dia yang sudah nggak segan lagi membagi keluh kesah, impian, ketakutan dan harapannya kepadamu. Tak ada lagi yang dirahasiakan, sepenuhnya telah dicurahkan kepadamu. Dia sudah berani bilang nggak gengsi lagi saat membutuhkan bantuanmu untuk menyelesaikan masalah. Dia juga menghormati dan mendengarkan pendapatmu. Hemat kata, dia telah menempatkanmu pada posisi yang penting dalam hidupnya.

4. Ketika tak tak gegabah lagi dalam mengambil keputusan. Semua penuh pertimbangan atas bagaimana dampak kedepan

Problem solver via www.pexels.com

“Wanita dan anak-anak boleh saja ceroboh, tapi laki-laki jangan”—Vito Corleone

Kutipan dari film sepanjang masa The Godfather (1972) barangkali benar adanya. Dalam film ucapan tersebut merupakan wejangan dari ayah kepada anaknya yang baru saja menggantikan posisi ayahnya sebagai pemipin bisnis keluarga. Tanpa bermaksud merendahkan wanita, namun bagaimanapun juga laki-laki adalah pemimpin rumah tangga. Ketika ada masalah dialah yang maju terlebih dahulu untuk membentengi keluarganya. Dia juga menjadi orang yang pertama yang harus menyelesaikannya.

Sebisa mungkin keputusan yang diambil jauh dari kesalahan yang berdampak buruk bagi keluarganya. Maka dari itu ayah yang baik adalah dia yang nggak ceroboh, dan menimbang penuh saat mengambil keputusan. Tentu saja atas dasar kebaikan bagi istri dan anak-anaknya.

5. Saat dia mulai mengerti apa arti tanggung jawab, saat itu juga waktu yang tepat untuk menikah

Bertanggung jawab via www.pexels.com

Banyak yang salah kaprah dalam mengartikan tanggung jawab. Tanggung jawab bukan sekedar menjalankan kewajiban atau tugas, pun juga dengan kesiapan menanggung risiko dan akibat yang terjadi setelahnya. Bahkan dalam kaitannya dengan pernikahan, tanggung jawab nggak hanya untuk diri sendiri saja melainkan juga terhadap istrinya.Dia yang siap membela perempuannya ketika berbuat salah dan menyediakan diri untuk bertanggung jawab adalah sosok yang pantas menjadi seorang ayah.

6. Dia nggak berharap berharap muluk-muluk terhadapmu dan bahagia dengan apa yang kamu punya

Terima apa adanya via www.pexels.com

Sejatinya pernikahan nggak menjamin hubungan percintaan berjalan lurus di masa depan. Akan tetapi pernikahan menyediakan waktu bagi kamu dan pasanganmu untuk belajar menemukan jalan yang lurus meski kehidupan ini dipenuhi oleh jalur yang berliku. Dia yang setia untuk menemanimu di segala kondisi dan dia yang menerimamu apa adanya tanpa menuntut yang berlebih adalah tanda pendamping hidup yang terbaik untukmu. Maka kalau kamu merasa menemukannya, jangan sekali-kali melepaskannya.

Menikahi orang yang telah lama menjalin hubungan dengan kamu boleh jadi lebih meyakinkan dibanding mencari yang baru. Sebab kamu telah mengenalnya luar dalam. Semoga dengan artikel di atas kamu menemukan titik terang dari pertanyaan “apakah dia cocok menjadi ayah dari anak-anakmu kelak?” Kalau iya sebaiknya kamu jaga hubunganmu baik-baik. Kalau tidak kamu perlu membimbingnya lagi sebelum dipersunting olehnya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Fiksionis senin-kamis. Pembaca di kamar mandi.