7 Doa Ayah Saat Putri Kesayangannya Menikah, Sebesar itulah Kasihnya

Yah, tahun ini kakak minta restu untuk menikah~

Advertisement

Kini usiamu sudah cukup matang. Priamu juga telah memintamu untuk menjadi pasangannya sampai nanti, meskipun belum secara resmi. Kamu dengan hati berdebar, meminta izin untuk menikah di hadapan orangtua. Ibu, mungkin menjadi satu-satunya pihak yang menangis haru. Sementara ayah, tetap bersikap biasa. Seakan kamu baru saja meminta izin untuk masuk sekolah.

Di balik sikap biasa ayah ini, sebenarnya tersimpan juga rasa bangga dan haru seperti ibu. Hanya saja ayah menahannya supaya tak meneteskan air matanya. Dan di balik sikap ayah yang seakan biasa itu pula, sebenarnya tersimpan beberapa doa yang jadi bukti kalau perasaan serta kasih sayangnya tak kalah besar dari ibu.

1. Meski tak diucap, beliau berdoa agar pernikahanmu ini jadi pertama dan terakhir kalinya untuk kalian berdua

Semoga ini jadi kali pertama dan terakhirmu, nak via www.da-photo.co.uk

Saat kamu pertama kali mengutarakan niatmu untuk menikah, keheningan pasti menyergap seluruh suasana rumah. Kamu yang duduk di hadapan ayah dan ibu, hanya terdiam sembari menunggu jawaban dari mereka. Ibu, dengan isakan yang ditahannya memelukmu. Kemudian membisikkan kata restunya. Sementara ayah, dengan sikapnya yang biasa hanya berkata seadanya.

Advertisement

Padahal diam-diam ayah juga merasakan haru bercampur bahagia. Beliau berharap agar kelak niat tulusmu untuk menyempurnakan ibadah ini menjadi pertama dan terakhir kalinya. Sebab ayah tahu benar, sebuah pernikahan merupakan hal yang sakral yang semestinya hanya dilakukan sekali seumur hidup.

2. Meski dengan berat hati merelakan putri kecilnya menikah, Ayah berharap kamu bisa jadi sosok wanita yang mandiri dan tangguh

Smeoga kelak kamu jadi sosok yang tangguh dan mandiri via www.jason-gina.com

Ayah memang tak banyak berkata-kata. Namun di balik diamnya, ayah merasa berat hati untuk melepaskan putri kecilnya ini untuk menikah. Putri kecil yang dulu selalu manja dan ingin diantar kemana-mana, kini telah dewasa. Meskipun berat, ayah tetap berdoa agar kelak kamu menjadi sosok yang mandiri dan setangguh ibu. Menjadi sosok hebat yang ada di balik kesuksesan suami dan anak-anaknya.

3. Saat sudah menjadi seorang istri, Ayah tetap ingin kamu menjadi putri kecilnya, yang selalu manja dan tak malu dipeluknya

Semoga kamu tetap jadi putri kecil ayah via www.youtube.com

Saat kamu bersimpuh di hadapan ayah dan ibu untuk meminta restu, seketika ingatanmu bermain ke masa lalu. Saat yah dengan telaten mengajarimu bagaimana caranya mengikat tali sepatu. Saat ayah harus keluar rumah di bawah terik mahatahari demi menjemputmu pulang dari sekolah. Saat kamu minta izin untuk menikah sebenarnya ayah berdoa, agar kamu tetap menjadi putri kecilnya yang selalu manja dan tak malu dipeluk serta dicium pipinya di depan umum seperti dulu.

Advertisement

4. Ayah kadang bersikap keras, tapi ketahuilah bahwa beliau ingin kelak kamu selalu bahagia meski nanti kalian tak tinggal bersama

Semoga bahagia senantiasa menyertaimu nak via www.afistfullofblots.com

Kemudian kamu juga kembali mengingat saat-saat di mana ayah marah padamu. Sikap dingin dan nada bicara beliau yang agak tinggi, buatmu beringsut ketakutan. Kamu bahkan sempat menangis dibalik punggung ibu. Di balik sikapnya yang dingin dan tak banyak bicara ini, ayahmu diam-diam merapal doanya setiap malam untukmu. Agar Yang Maha Kuasa senantiasa memberimu kesempatan untuk selalu merasa bahagia. Baik saat ini maupun ketika kamu telah hidup terpisah dengannya.

5. Sebab menikah itu tak mudah. Ayah berharap agar kamu mampu beradaptasi dengan keluarga barumu nantinya

Semoga kelak kamu bisa beradaptasi dengan keluarga barumu via www.apracticalwedding.com

Ayah dan ibumu sudah berpuluh-puluh tahun menikah dan hidup bersama. Jelas, mereka telah banyak memakan asam garam dan pahitnya kehidupan berumah tangga. Dari pengalaman hidup ayah yang telah lama berjuang bersama ibu, ayah berharap kamu bisa beradaptasi dengan keluarga barumu nanti. Beliau juga berharap agar kelak kamu bisa menghormati calon mertuamu sebagaimana yang kamu lakukan pada ayah dan ibumu ini.

6. Ayah juga ingin agar kamu selalu dikelilingi orang-orang yang menyayangimu, seperti beliau memberikan cintanya kepadamu

Semoga kelak kamu selalu dikelilingi mereka yang menyayangimu via www.pinterest.com

Meski tak terlalu dekat denganmu, diam-diam ayah juga memperhatikanmu dari jauh. Beliau pun sama khawatirnya dengan ibu saat kamu pulang ke rumah terlalu malam. Lewat ibu juga, ayah berhasil mengorek informasi tentang pergaulanmu. Ketika kamu meminta izin untuk menikah, ayah juga mengkhawatirkan lingkungan barumu nanti.

Apakah keluarga barumu bisa menerimamu dengan sepenuh hati? Menjadi pertanyaan yang selalu ayah risaukan setiap hari. Untukmu, yang beberapa saat lagi akan menikah, ayah berdoa agar kamu selalu dikelilingi orang-orang yang menyayangimu.

7. Ada kalanya ayah merenung sendiri. Sedih pasti tapi yang jelas beliau merajut doa, agar kamu mencintai dan menghargai priamu sebaik mungkin

Semoga kamu mampu mencintai priamu setulusnya via www.shutterstock.com

Setelah ayah memberikan kalimat berisikan restunya. Beliau kedapatan menyendiri di depan rumah. Ayah terlihat merenung dengan khidmatnya. Seolah ada rasa gundah yang besar di dirinya. Padahal ayah merenung sembari merapal doa, agar kelak kamu mampu mencintai dan menghargai pria pilihanmu ini selayaknya sikapmu ke ayahmu selama ini.

Meskipun tak seekspresif ibu, ayah ternyata juga menyimpan sejumput keinginan-keinginannya saat kamu minta izin menikah. Ayah memang terkenal minim kata-kata, tapi kasih sayang beliau juga tak kalah besar dari ibu. Cinta pertamamu ini selalu menyisipkan namamu di dalam tiap doanya. Setiap waktu. Demi putri kecil yang kini akan segera menjadi seorang istri ini.

Yah, terima kasih sudah menjadi sosok cinta pertama untuk putri kecilmu. Meskipun aku tak terlalu dekat denganmu, rasa hormat dan cinta ini akan selalu ada untuk ayah. Kini, beberapa saat lagi aku akan menikah. Semoga pria ini bisa mencintaiku seperti yang ayah lakukan kepadaku.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Not that millennial in digital era.

CLOSE