7 Hal Tentang Cowoknya yang Sering Cewek Pendam Sendiri. Mau Diungkapkan tapi Tak Sampai Hati

Isi pikiran cewek

Katanya kejujuran salah satu pilar yang bisa melanggengkan hubungan. Namun kenyataan, jujur tak selalu bisa dilakukan. Atas dasar menjaga keharmonisan hubungan dan perasaan pasangan, kamu kerap kali menyembunyikan hal-hal tertentu. Ah nggak apa-apa kok, adalah kalimat yang sering menjadi senjatamu. Apalagi saat dia merasa ada sesuatu yang mengganjal dan aneh darimu.

Advertisement

Kamu memang inginnya jujur saja. Toh buat apa berbohong  kalau jujur bisa buat kamu dan dia tahu semua. Tapi namanya juga cewek, selalu ada rasa tak ingin merepotkan pasangan. Salah satunya dengan menanggung hal-hal berikut ini sendirian. Alasannya sederhana, kamu hanya tak ingin membuat cowokmu bertambah beban pikiran. Seperti hal-hal ini, yang lebih sering kamu pendam sendiri.

1. Cowokmu bilang masih ingin fokus mengejar karir. Otomatis kamu harus sabar menunggu, meski inginnya segera dihalalin

Aku fokus ke karis dulu ya~~ via www.logancoleblog.com

Setiap pasangan yang serius jalani hubungan, pastinya ingin dimudahkan jalannya menuju pernikahan. Begitu juga kamu dan dia. Kamu bahkan suka meminta melati di nikahan temanmu biar ketularan cepat menikah. Namun, saat cowokmu bilang ingin fokus ke pekerjaan dulu, rasanya bagai petir di siang hari yang mengagetkan sekali. Kamu sejatinya ingin menikah segera, tapi cowokmu justru memilih langkah yang berbeda. Ingin berkata jujur, tapi nanti dikira tak mendukung pacar sendiri. Kamu jadi serba salah. Sebab dari pihak keluargamu sudah mulai bawel dan bertanya-tanya.

2. Saat orangtuanya mulai menghubungi dan minta agar kamu melakukan ini itu. Kamu jelas tak nyaman, tapi takut dikira mengadu jika cerita ke pacar

Diminta melakukan ini itu via www.logancoleblog.com

Kini bukan lagi pesan dari cowokmu yang buatmu deg-degan sendiri. Namun kamu juga dibuat deg-degan ketika orangtua cowokmu mulai sering menghubungimu. Awalnya memang hanya bertanya kabar dan basa-basi lainnya. Semakin ke sini, beliau-beliau ini makin mengirimi pesan yang buatmu sedikit tidak nyaman. Sebab isi pesan dari orangtua cowokmu ini lebih banyak kode agar kamu melakukan ini dan itu. Kamu jadi merasa tertekan karena mau tak mau harus menuruti permintaan mereka. Mau bercerita ke cowokmu, tapi tak sampai hati.

Advertisement

3. Omongan orang tentang kalian yang dirasa tak sepadan. Daripada cowokmu ikut kepikiran, lebih baik kamu simpan sendirian

Omongan orang lain selalu ditelan sendiri via www.logancoleblog.com

Beruntung banget kamu dapet dia. Bisa memperbaiki keturunan~

Selain permintaan orangtuanya, omongan dari orang luar juga kerap kamu simpan sendiri. Awalnya kamu memang sempat terbawa emosi saat mendengar omongan orang yang bilang kalian berdua tak sepadan. Ingin rasanya berbagi pada cowokmu agar beban yang kamu tanggung sedikit berkurang. Namun tak sampai hati kamu melakukannya. Kamu takut perihal ini malah akan berlarut-larut dan semakin menambah beban pikirannya.

4. Kadang cowokmu sampai lupa waktu kalau sudah bersama teman-temannya. Ingin mengingatkan, tapi nanti dikira mengekang

Sampai lupa waktu via www.logancoleblog.com

Tak hanya perilaku cewek saat PMS saja yang buat mengurut dada. Perilaku cowok yang lupa waktu saat bersama teman-temannya juga tak kalah mengurut dada. Apalagi jika teman-temannya tersebut dia merupakan orang-orang terdekat cowokmu setelah kamu. Ingin mengingatkannya agar tak sampai lupa waktu, namun yang ada segan melulu. Ada setitik rasa takut dikira mengekang, padahal niatmu murni hanya untuk mengingatkan.

Advertisement

5. Ada satu kebiasaan cowokmu yang tak kamu sukai. Ingin rasanya meminta dia untuk berhenti, tapi selalu ada segan di hati

Inginnya agar dikurangi via redsheepphotocinema.com

Bukan bangun siang atau malas berolahraga. Namun kebiasaan merokok saat ada masalah inilah yang tak kamu sukai dari dia. Bahkan dia bisa merokok tak terkendali saat masalah yang dihadapi datang terus tanpa henti. Bukannya kamu tak suka karena borosnya, tapi kalau kebiasaan ini tetap dipelihara, kesehatannya sendiri yang nanti kena dampaknya. Sesekali ingin rasanya kamu memintanya untuk berhenti merokok. Paling tidak dikurangilah intensitasnya. Namun selalu saja niat baik ini terhenti karena rasa segan diri.

6. Perihal seberapa pendapatannya selama ini juga kerap kamu simpan dalam hati. Padahal niatnya hanya untuk memenuhi rasap penasaran

Penasaran aja sih. Kalau tanya langsung nggak enak~ via www.logancoleblog.com

Kamu dan dia memang belum resmi menikah. Jangankan menikah, lamaran saja masih entah. Namun meskipun belum sah jadi istri ada kalanya kamu penasaran perihal pendapatannya selama ini. Bukan, bukan untuk dibandingkan dengan mantan-mantanmu yang sebelumnya. Melainkan hanya untuk memenuhi rasa ingin tahumu saja. Dan lagi-lagi, perihal gaji cowokmu ini hanya berhenti sampai di pikiran saja. Tanpa berani kamu mengatakannya.

7. Kadang bercandanya suka tak tepat waktu. Namun jika bilang terus terang, kamu khawatir akan merusak kenyamanan

Ingin terus terap tapi takut merusak kenyamanan via www.logancoleblog.com

Pekerjaan di kantor sedang banyak-banyaknya, kondisi dirimu juga tak sehat sepenuhnya. Hal-hal tersebut otomatis buat mood-mu naik turun. Dicolek sedikit, emosimu bisa langsung naik. Tapi bukannya buatmu nyaman, cowokmu justru mengajak bercanda. Padahal kalian tengah membicarakan sesuatu yang serius berdua. Mungkin kalau bisa digambarkan, kamu seperti kereta api uap yang siap meledak saking panasnya. Mau bilang terus terang biar bercandanya berhenti, tapi tak kuasa. Kamu khawatir kenyamanan ini rusak dan berakhir diam-diaman.

Niatmu menyimpan sendiri hal-hal di tersebut memang tak apa dilakukan. Namun jangan sering-sering dilakukan. Bukannya menjauhi masalah, kamu justru menimbunnya sendiri. Selalu ingat bahwa pikirnamu juga terbatas. Daripada nanti akhirnya meledak karena tak kuat lebih baik mulai coba untuk jujur berdua. Bukankah hubungan yang mengarah ke keseriusan itu ada tentang dua orang yang saling terbuka?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Not that millennial in digital era.

CLOSE