7 Suka Duka Punya Teman yang Berisiknya Level Dewa. Geregetan tapi Menjauh Pun Tak Tega

Suka duka punya teman yang berisiknya kebangetan

Semakin beranjak dewasa, temanmu semakin berkurang jumlahnya. Apalagi jika dibandingkan dengan awal-awal masa remaja. Mungkin jumlahnya bisa berkurang hampir separuhnya. Teman yang perlahan-lahan pergi meninggalkan ini memang wajar terjadi. Sebab perputaran hidup memang harus begini.

Advertisement

Di antara teman yang memutuskan untuk tinggal, pasti ada ciri khas yang membedakan. Dari yang pendiam dan selalu menjadi pendengar setia, sampai dia yang berisiknya sudah sampai level dewa. Berbicara soal teman yang berisik sekali, kamu memang punya kesan tersendiri. Sebab mereka membuat kamu merasakan suka duka yang kadang bikin nyaman dan geregetan dalam waktu yang bersamaan.  Mungkin salah satu suka dukamu tentangnya ada pada hal-hal di bawah ini.

1. Hari-harimu jelas nggak akan sepi. Ada saja bahan obrolan yang dia bawa, mulai dari berita artis sampai kondisi cuaca terkini

Kamu nggak akan merasa sepi via unsplash.com

Eh tahu nggak sih, tadi tuh ada kejadian heboh di Instagram. Ada yang posting tentang artis yang semalam datang. Btw, semalam kan hujan deras ya? Dia nggak kehujanan gitu? Kalau aku sih mending di kamar aja, sambil tiduran daripada capek-capek ngikutin artis kayak gitu.

Bersamanya yang berisik ini, hari-harimu tak akan pernah merasa sepi. Kamu akan disajikan sebuah obrolan yang tanpa henti. Topiknya pun berubah-ubah, sesuai dengan mood temanmu ini. Seperti topik obrolan tentang artis yang bisa berlanjut hingga ke kondisi cuaca terkini.

Advertisement

2. Meski tak selalu solutif, dia adalah tempat mencurahkan isi hati yang paling asik. Bersamanya kamu bisa tuntas berbagi cerita

Dia bisa menjadi tempat curhat paling asik via unsplash.com

Temanmu yang satu ini memang berisik sekali. Namun meski dia berisik, dia merupakan tempatmu ternyatam untuk mencurahkan isi hati. Bersamanya ceritamu akan mengalir begitu saja. Bersamanya kamu juga bisa sedikit melegakan pikiran yang tadinya penat. Meskipun tidak semua ceritamu membuahkan saran solutif darinya, tapi paling tidak bebanmu sudah berkurang. Inilah salah satu hal yang paling kamu suka darinya yang berisik selevel dewa.

3. Dari celotehannya juga kamu menemukan banyak ide gila. Jiwa mudamu makin terasa saat si banyak omong ini mulai buka suara

Kadang celotehannya menyegarkan pikiranmu via unsplash.com

Setiap bercerita, rasanya seperti melihat rangkaian sinetron yang tak ada ujungnya. Kadang kamu menikmati celotehan-celotehannya dengan mengalir begitu saja. Pun dari apa yang dia bicarakan, kamu biasanya dapat menemukan sebuah ide segar. Bersamanya yang berisik ini, jiwa mudamu diam-diam kembali terisi. Makanya ada saatnya kamu butuh mendengar segala cerita yang keluar dari mulutnya saat ide belum ada di kepala.

4. Dia yang berisik biasanya sedikit nyelekit kalau mengkritik. Namun disanalah kamu sadar bahwa kejujuran kadang pahit

Kritiknya nyelekit via unsplash.com

Berisiknya ini buatnya tak segan mengkritik. Kamu bahkan pernah menjadi sasaran kritikannya. Kritikannya memang terkadang terasa nyelekit di hati, tapi dari sana kamu jadi pelan-pelan berbenah diri. Bagimu lebih baik dikritik secara neyelekit daripada dipuja dengan kebohongan belaka. Sebab dengan dikritik kamu bisa tahu mana yang harus diperbaik dan mana yang perlu tak lagi dilakoni.

Advertisement

5. Saat ingin berkonsentrasi penuh dengan pekerjaan, headset harus segera terpasang. Kalau tidak pikiranmu hanya berisi apa yang dia omongkan

Harus pakai headset! via unsplash.com

Rangkaian kata-kata yang keluar dari temanmu ini memang tidak bisa diprediksi. Kadang bisa panjang sekali hingga buatmu susah berkonsentrasi. Jika kamu sedang ingin berkonsentrasi sementara temanmu ini masih saja berisik, mau tidak mau kamu harus segera memasang headset di telinga. Bukannya nggak mau dengar apa yang dia bicarakan, tapi kamu lebih memilih untuk menyelesaikan pekerjaann. Kalau tidak lekas menutup telinga dengan benda kecil ini, bisa-bisa pikiranmu hanya berisi apa yang tengah dia bicarakan ini.

6. Berisiknya kadang juga suka lupa waktu dan tempat. Ingin ditegur untuk diam tapi nggak enak

Berisiknya suka tak tahu waktu via unsplash.com

Namun temanmu ini juga suka lupa tempat dan waktu. Dia terus saja berisik tanpa henti. Ada saja hal-hal yang dia jadikan bahan obrolan. Hal ini akhirnya buatmu sedikit terganggu. Tapi ingin mengingatkan secara terang-terangan, kamu tak sampai hati melakukan. Ya sudah, jalan tengahnya kamu memutuskan untuk melipir pelan-pelan atau memberikan kode-kode halus agar dia segera diam.

7. Namun kalau lama nggak bertemu dengannya, rasanya rindu juga. Kamu kangen dengan hal-hal remeh yang bisa jadi topik obrolan menarik

Kangen juga kalau lama nggak ketemu via unsplash.com

Meski berisiknya kadang suka lupa tempat dan waktu, ada kalanya kamu merasa rindu sekali kalau lama tak bertemu. Rasanya ada yang kurang di dalam hidupmu jika belum mendengar hal-hal receh yang selalu jadi bahan obrolannya. Di titik ini kamu sadar, bahwa si berisik ini sudah mendapatkan tempat khusus sehingga tak akan tergantikan.

Punya teman yang berisik seperti ini memang nano-nano rasanya. Kadang senang karena hari-harimu jadi nggak sepi. Namun kalau sudah menyebalkan, si berisik ini malah hanya buatmu geregetan karena nggak mau diam. Sekali punya teman paket lengkap begini, nikmati saja momen yang tercipta. Perihal senang dan geregetan, bukankah itu bagian dari sebuah pertemanan?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Not that millennial in digital era.

CLOSE