Selain Rindu-rinduan, 8 Hal Ini Pasti Dialami Pejuang LDR Setelah 1 Tahun Berjauhan

8 Hal yang dialami pejuang LDR

Pacaran jarak dekat atau jauh sebenarnya punya resiko yang sama. Apalagi kalau bukan sama-sama bisa putus kapan dan karena sebab apa saja. Sementara perbedaannya sudah pasti ada di rasa hari-hari kalian. Di saat yang satu kota bisa bertemu sewaktu-waktu. Kamu dan dia justru harus menunggu entah kapan, tapi yang jelas sampai waktu berpihak pada pertemuan kalian. Belum lagi ada rindu yang sering datang tak kenal kondisi atau situasi.

Tapi sesulit apapun jalan yang harus ditempuh pasangan LDR-an. Pacaran jarak jauh jelas punya cerita yang tak kalah serunya. Apalagi kalau kamu dan dia sudah menjalani hubungan ini lebih dari satu tahun. Bisa dibilang hal-hal seperti yang diuraikan di bawah ini yang pasti dialami oleh kalian. Bukan cuma rindu melulu.

1. Bukannya lupa, tapi kalian jadi lebih santai urusan kabar

Tak lagi repot mengecek ponsel setiap saat via www.pexels.com

Saat lihat HP, tapi chat darinya tak juga datang. Kamu pun kembali meletakkan HPmu ini dengan keyakinan, “Paling dia lagi repot, nanti juga dia chat atau telepon,”. Sementara saat kamu yang sibuk, notifikasi chat darinya yang entah sudah muncul berapa kali hanya akan kamu lirik sambil berguman, “Nanti aja deh balesnya,”. Dan kira-kira dia di sana pun seperti itu. Kalian bukan menggampangkan. Kalian hanya merasa kalau persoalan kabar itu memang akan lebih baik kalau dibawa santai saja.

2. Bahkan kamu dan dia punya waktu tertentu untuk chat, telepon, atau video call-an

Jadwalnya telepon nih via www.pexels.com

Kalau tak penting sekali, sebelum jam makan siang, kamu atau dia sudah pasti tak ada yang mengirim chat. Bukan karena malas, tapi kalian memang sseperti sudah punya waktu sendiri untuk sekadar chat atau telepon. Kalau tak sedang capek sekali, malam sebelum tidur biasanya kamu dan dia menyempatkan diri untuk bertelepon ria. Begitu pula dengan kegiatan video call yang kalau nggak seminggu sekali ya paling sedikit sebulan sekali.

3. Mendadak habis pulsa bukan lagi masalah besar, karena kamu atau dia tahu hal seperti ini salah satu kendala LDR yang wajar

Yah pulsanya abis via www.pexels.com

Yang, kayaknya paket internetku udah mau abis deh.

Iya nggak apa-apa, besok aja isinya sekalian berangkat ke kantor.

Iya, di sini juga udah malam, Yang.

Pulsa memang salah satu modal penting untuk kalian yang LDR-an. Tapi saat pulsa atau paket internet habis, sementara keadaan tak memungkinkan untuk mengisinya kembali, kalian tak akan kebakaran jenggot. Kamu ataupun dia menghadapinya dengan santai. Toh masih ada hari esok untuk chat atau telepon lagi.

4. Kangen sih, cuma sekarang kamu lebih kalem dan nggak merengek-rengek

Nggak gini juga sih via mylifeinalr.tumblr.com

Aku lagi kangen kamu nih.

Hehehe, iya sama. Sabar ya buat kita.

Kalau kangen, ya tetap bilang. Hanya saja kamu atau dia mengatakannya tak dibuat-buat manja, dan tak berulang-ulang kali juga. Cukup sesekali, karena yang penting kalian sama-sama tahu perihal rindu yang datang ini.

5. Tanya kapan pulang tak sesering dulu, kamu cukup dengan menunggu

Saat waktu berpihak pada pertemuan kalian via www.pexels.com

Satu bulan, tiga bulan, enam bulan, sampai akhirnya mendekati satu tahun, kamu sudah mulai lupa bertanya perihal kepulangan dia ke kotamu, kota kalian. Bukan karena malas atau bosan, tapi kamu mulai berdamai dan paham dengan keadaan. Toh kalau memang sudah waktunya bertemu, tanpa perlu direncanakan semua terjadi begitu saja. Sementara kalau memang belum waktunya, mau berapa kali membuat rencana entah kenapa ada saja halangannya. Begitu juga saat kamu ingin mengunjungi dia di sana.

Jadi memang pacaran jarak jauh itu perihal menunggu dan sabar.

6. Saling berkirim barang tak hanya kado-kado spesial, tapi apapun yang kamu atau dia perlukan

Kado dari dia yang di sana via www.pexels.com

Sayang, aku boleh minta tolong belikan buku ini? Nanti dititipkan ke Andre, dia mau transit di sini minggu depan.

Boleh, besok aku carikan bukunya ya.

Seiring berjalannya waktu, kamu dan dia punya cara untuk saling melengkapi atau membantu dengan cara yang cukup unik. Kamu ataupun dia tak pernah berkeberatan untuk bertukar barang. Uniknya lagi urusan hitung-hitungan materi bukan hal yang rumit, sebab kalian sama-sama paham makna “gantian”. Sekarang dia menitip buku kepadamu, besok kamu yang ganti meminta dibelikan sesuatu. Nggak perlu khawatir ada istilah memanfaatkan.

7. Rasanya memang tetap dekat dihati, tapi tetap saja kamu lupa wajahnya sesekali

Beda antara melihat langsung dengan di layar HP atau laptop via www.pexels.com

Muka dia sekarang kayak apa ya?!

Lupa ‘kan manusiawi. Apalagi sudah satu tahun ini kalian hanya bisa memandangi wajah pasangan lewat foto atau video call saja. Sementara melihat lewat layar dengan langsung di depan mata, entah kenapa terasa berbeda. Membuatmu sesekali lupa dengan setiap lekuk atau detail wajahnya. Padahal nama dia sendiri tetap terus ada di pikiran atau perasaanmu ini.

8. Saat waktu pertemuan tiba bukan cuma senang atau lega yang kalian rasa, tapi juga kebingungan nanti mau ngobrolin apa ya

Canggung pas ketemu via www.pexels.com

Satu hari menjelang bertemu dia, segala macam bayangan berkecamuk di pikiranmu. Kamu sudah mulai merancang rencana kegiatan kalian berdua saat bertemu, mulai dari pengen nonton lah, makan makanan kesukaan dia lah, sampai mengujungi toko buku favorit kalian. Tak tertinggal juga urusan penampilan, ada rasa-rasa ingin terlihat sempurna di depan dia. Lalu obrolan sudah pasti disiapkan dari jauh-jauh hari.

Sementara saat hari H, mungkin saking bahagianya kamu atau dia tiba-tiba grogi. Mendadak semua yang sudah dibayangkan ataupun disusun hilang seketika. Bahkan kalian bingung harus memulai pembicaraan dari mana. Paling sampai beberapa menit ke depan kalian hanya akan bisa senyum-senyum sambil saling menatap.

LDR memang selalu punya desir yang berbeda untuk kalian yang menjalaninya. Tapi ketika hati sudah terpaut begitu kuat, jarak sejauh apapun tak akan mampu memisahkan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Tukang catat yang sering dilanda rindu dan ragu