Belajar dari #TerimakasihPath, Seharusnya Kita Menghargai Sebuah Kehadiran Sebelum Dia Berpamitan

#TerimakasihPath mengajarkan kita pentingnya menghargai sebuah kehadiran

Baru-baru ini warganet baru saja dihebohkan dengan wacana akan ditutupnya media sosial Path pada 18 Oktober 2018. Dengan fitur menarik seperti update lokasi atau lagu yang saat itu belum banya disediakan media sosial lain ini membuat Path menjadi dambaan pengguna ini beberapa tahun ke belakang. Namun nggak dinyana, ternyata platform media sosial yang berdiri pada sejak 2010 ini nggak berumur panjang.

Advertisement

Semenjak Path secara langsung mengucapkan salam perpisahan ke setiap akun, tagar #TerimakasihPath bermunculan. Utamanya di Twitter, warganet berbondong-bondong menceritakan momen indahnya kala bermain Path. Saking bapernya beberapa warganet mengumpamakan kepergian Path seperti kehilangan seseorang yang dicintai. Dari banyaknya tweet terkait, Hipwee telah merangkum 4 hal yang bisa dipelajari dari kepergian Path dalam #TerimakasihPath.

1. Syukuri apa yang kamu punya sekarang sebelum kamu menyesal kehilangan sesuatu yang berharga, sebelum menyesal hanya bisa memeluknya dalam kenangan

Bersyukur

Kepergian Path mengajarkan kita akan pentingnya bersyukur. Khususnya dalam hal menghargai sebuah kehadiran. Disadari atau nggak kita seringkali lena merawat hubungan, kita sering mengabaikan pasangan karena kesibukan, ssering membuatnya kecewa, dan lain sebagainya.

Kondisi ini sekilas mirip dengan nasib Path yang dulu begitu sering dijamah, namun belakangan ia terlupakan bahkan tergantikan. Nah sebelum pasangan kita pergi laiknya Path, bersyukurlah dengan menyayanginya dan merawat hubungan agar langgeng selamanya.

Advertisement

2. Saat kamu diabaikan dan nggak dihargai lagi, salah satu jalan untuk kembali diingat adalah saat kamu memutuskan pergi

Pergi via twitter.com

Banyak kenangan yang telah tercurah di Path; mulai dari postingan foto kongko bersama kawan lama, riwayat check in lokasi makan bareng mantan, sampai status konyol yang bikin malu sendiri membacanya. Kenangan inilah yang barangkali memberatkan orang untuk berpisah dengan Path, meski nggak bisa dipungkiri bahwa sudah jarang yang menggunakannya lagi.

Dari sini sejatinya kita bisa belajar bahwa kala nggak perlu takut untuk meninggalkan dia yang nggak lagi menghargaimu. Sama halnya dengan Path, mungkin dengan cara pergilah kehadiran kita dihargai. Buktikan bahwa dirimu berharga atas kenangan-kenangan yang telah kamu berikan untuknya.

3. Berpamitan sebelum pergi membuatmu dikenang. Meski pada akhirnya tetap disesalkan tapi setidaknya kamu meninggalkan kesan yang baik

Advertisement

Kesan yang baik via twitter.com

Sebelum berpisah Path berpamitan dengan penggunanya dengan memberi kabar kepada setiap pengguna dan menyediakan back up data kenangan kita yang pernah diunggah. Meski telah diabaikan, tapi hal tersebut terbaca warganet sebagai kepedulian Path terhadap penggunanya; ia berpisah secara baik-baik. Nggak heran jikalau kabar ditutupnya Path ini menuai banyak komentar positif.

Nah dari sini sejatinya kita bisa belajar bahwa jangan remehkan ritual berpamitan sebelum berpisahBerpamitan meninggalkan kesan yang baik sebab mencerminkan kebesaran hati kita dalam menerima kenyataan harus berpisah dengan yang terkasih. Berpamitanlah agar tak menimbulkan ketidakpastian

4. Setiap pertemuan pasti memiliki perpisahan. Sebuah pembelajaran akan kita selalu siap menerima kemungkinan terburuk

Siap kemungkinan terburuk via twitter.com

Setiap pertemuan pasti ada perpisahan, seenggaknya itulah yang baru saja diingatkan oleh fenomena kepergian Path. Nggak ada yang abadi dalam hidup ini. Hal ini juga masih relevan dengan persoalan cinta. Terkadang kita terlalu mencintai seseorang hingga nggak sedar bahwa ada sekian banyak kemungkinan terburuk yang bisa kita terima. Bukannya pesimis, cuma realistis saja supaya kita siap dan bisa mengatasi rasa sakit atau kecewa saat kemungkinan terburuk itu datang.

Kabar akan ditutupnya Path tersebut menuai banyak perbincangan warganet. Banyak yang menyesalkan keputusan tersebut meski sebenarnya mereka juga sudah nggak aktif menjadi pengguna. Ya, semua karena banyaknya kenangan indah yang tersimpan di dalamnya.

Kehilangan seseorang mungkin bukanlah akhir dari kehidupan, sebab masih ada media sosial lain yang bisa menggantikannya. Tapi fenomena Path ini meninggalkan hikmah yang baik dijadikan pelajaran untuk kehidupan nyata kita, utamanya soal bagaimana menghargai sebuah kehadiran. Sebelumnya nggak ada yang memedulikan Path lagi, namun setelah kabar itu merebak tiba-tiba kenangan itu muncul lagi –Path telah banyak berjasa menemani hidup kita di masa lalu. #TerimakasihPath

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Fiksionis senin-kamis. Pembaca di kamar mandi.

CLOSE