Berbanggalah, Jika 7 Hal ini Diperjuangkan Cowokmu Lebih Dulu, Sebelum Dia Mantap Melamarmu

Lamaran itu tanda keseriusan hubungan.

Kata orang, serius atau tidaknya hubungan ditentukan dengan lamaran. Akan tetapi bagaimana jika sampai saat ini dia belum juga melamar, padahal hubungan kalian sudah tahunan? Masihkah kamu meragu, padahal jauh di dalam lubuk hati cowokmu dia begitu menyayangimu?

Dilamar atau belum memang bisa menjadi salah satu parameter keseriusan hubungan. Namun, pada beberapa cowok, melamar seorang yang begitu disayang tak semudah membalikkan telapak tangan. Perlu beberapa hal yang harus disiapkan matang-matang, bahkan diperjuangkan sampai titik darah penghabisan. Sebelum mengira cowokmu tak serius menjalani hubungan, mungkin kamu perlu melihat beberapa hal di bawah ini yang mungkin dia perjuangkan. Sehingga harus menunda untuk melamarmu meskipun dia tahu kamu sudah ingin jadi menantu.

1. Ada rasa belum lunas menjadi anak, jika belum ikut memperjuangkan biaya sekolah adik-adiknya

Belum lunas jadi anak dan kakak via unsplash.com

Kamu pasti setuju bahwa kasih sayang orangtua itu tak ada habisnya. Mungkin kamu juga setuju kalau satuan di dunia ini tak ada yang bisa mendefinisikan seberapa kasih sayang mereka. Kasih sayang orangtua yang tak terhingga inilah yang membuat cowokmu merasa belum lunas menjadi seorang anak.

Sejak kecil hingga sedewasa ini, disekolahkan dan dicukupi kebutuhannya. Lalu begitu sudah mandiri, dia tak mau begitu saja menikah dan meninggalkan mereka. Dia perlu masa transisi dari seorang anak ke calon suamimu nanti. Di masa transisinya ini, dia pun menjalankan tugasnya sebagai seorang kakak, dengan menopang sebagian biaya pendidikan adik-adiknya.

2. Menyelesaikan pendidikan meski butuh waktu tahunan. Sebab ini salah satu janji pada orangtuanya yang harus ditepati

Janji ke ayah ibunya via unsplash.com

Mungkin kamu lupa, salah satu janji cowokmu kepada orangtuanya adalah memberikan gelar master. Jatuh bangun cowokmu meniti pendidikannya di tanah rantau demi memenuhi janjinya. Satu hal yang perlu kamu tahu, janji yang diucapkan seorang cowok sejati tak akan pernah dia ingkari. Dan cowokmu berusaha menepati janji ini dan terpaksa belum melamarmu dulu. Sebab dia tahu, janji untuk meraih gelar master ini telah lama dinantikan ayah-ibunya sejak lama. Mungkin lebih lama dari hubungan yang telah dijalin berdua.

3. Bukan cuma kamu yang butuh memantaskan diri. Cowokmu pun perlu, demi jadi sosok suami dan calon ayah yang baik

Dia juga ingin memantaskan diri dulu via unsplash.com

Membangun sebuah rumah tangga bukanlah hal yang main-main. Perlu fondasi terkuat agar kelak tak mudah roboh dan goyah. Untuk itu cowokmu mencoba untuk memperkuat fondasinya sendiri dan memantaskan diri merupakan cara yang dia pilih untuk memperkuat fondasinya ini. Proses ini jelas membutuhkan waktu yang tak sebentar. Untuk itu cobalah mengerti dan sedikit bersabar. Kelak kamu akan bersyukur, karena cowok ini telah benar-benar menjadi sosok suami dan calon ayah bagi anak-anakmu. Bukan sekadar siap karena diburu-buru.

4. Mimpi-mimpi yang telah lama cowokmu rajut. Selagi dia masih ada waktu dan tenaga, biarkanlah hal tersebut terwujud

Ada mimpi yang ingin dia realisasikan via unsplash.com

Setiap orang memiliki mimpinya sendiri. Kamu yang bermimpi ingin buka usaha sendiri sebelum menjadi seorang istri. Kamu yang ingin merasakan jatuh bangunnya meniti jenjang S2 sambil bekerja. Mimpi-mimpi tersebut juga dipunyai cowokmu. Mungkin sebagian mimpi-mimpi yang dirinya jaga sendiri atau mungkin sudah pernah dibagi denganmu. Akan tetapi yakinlah satu hal, setiap cowok punya sebuah mimpi yang sangat ingin dia realisasinya sebelum menjadi seorang suami dan kamu sebagai calon pasangannya perlu menghargai.

5. Memperjuangkan karir dulu demi dapat menanggung kehidupan kalian setelah menikah. Sebab menikah bukan perkara ijab, resepsi, lalu sudah

Pekerjaan yang sekiranya bisa kalian pegang nanti via unsplash.com

Kamu pasti tahu benar. Bahwa kehidupan setelah menikah itu masih panjang dan tak sekedar berakhir pada kata sah. Sebagai calon kepala keluarga, cowokmu merasa ada tanggung jawab baru yang akan dia ampu di bahu. Untuk itu egonya mengatakan bahwa dia perlu bekerja terlebih dahulu. Supaya dia mempunyai pemasukan dan ada yang dijagakan, saat nanti kalian membutuhkan sesuatu sewaktu-waktu.

6. Restu orangtua kalian juga perlu diperjuangkan. Untuk itu dia diam-diam bekerja keras agar bisa merebut keyakinan orangtuamu

Restu orangtua juga diperjuangkan via unsplash.com

Meskipun kedua orangtua kalian sudah merestui hubungan, tapi hal ini tetap diperjuangkan cowokmu sampai kapan pun. Sebab cowokmu tahu benar memperjuangkan apa yang telah dimiliki, jauh lebih sulit daripada mendapatkannya. Termasuk perihal restu ini. Untuk itu cowokmu diam-diam bekerja keras, menyiapkan dirinya dari berbagai sisi agar kedua orangtuamu tak salah memberikan restu kepadamu. Selain itu agar ayah dan ibumu sepenuhnya percaya bahwa dialah sosok yang memang benar-benar bisa membahagiakanmu selamanya.

7. Percaya atau tidak, kamu menjadi bagian terpenting yang sedang dia perjuangkan. Sebab dia tahu melamar anak orang tak bisa sembarangan

Kamu, perjuangan terberat yang selalu dia syukuri via unsplash.com

Dari sekian banyak hal-hal yang cowokmu perjuangkan, kamulah perjuangan terberatnya. Kamu, sosok calon ibu untuk anak-anaknya diperjuangkan sejak pertama kali kenal hingga kini sudah berjalan tahunan. Dia selalu berusaha menggenggammu tanpa merasa paling dominan. Dia juga memberikan rasa sayang tanpa mengekang. Hal itu dia lakukan agar kamu tetap nyaman di sisinya, meski lamaran masih belum digelar, dan memperjuangkanmu tak hanya berhenti sampai lamaran. Tidak juga sampai kata sah diucapkan. Perjalanan masih panjang, sejauh mata kalian melihat ke depan.

Meski belum dilamar, kamu harusnya bangga jika hal-hal inilah yang menjadi alasan cowokmu belum juga melamar. Sebab keseriusan sebenarnya sudah ada di hati cowokmu, hanya saja ada hal-hal penting yang perlu dia perjuangkan dahulu. Selamat menunggu wahai pejuang rindu. Nikmatilah momen-momen sebelum prosesi lamaran ini. Sebab nanti kamu pasti akan rindu dan tak bisa mengulanginya lagi.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Not that millennial in digital era.