Berteman Dengan Mantan Memang Tanda Kedewasaan. Tapi Kalau Masih Terlalu Dekat, Katanya Sih Tanda Psikopat

“Bukannya kamu sudah putus sama si Mahasti, Rif?”

“Ya emang, kenapa?”

“Kok masih kemana-mana sama dia? Balikan?”

“Enggak, berteman aja. Masa nggak boleh?”

Menjaga tali silaturahmi dan menjaga hubungan baik, seringkali dijadikan excuse seseorang untuk tetap berteman baik dengan sang mantan pacar. Berteman baik yang dimaksud disini ialah berteman yang masih benar-benar baik dan akrab. Apa-apa cerita ke dia atau butuh apa-apa masih minta tolong ke dia. Kasat matanya sih kaya masih pacaran gitu, cuman statusnya aja yang ternyata sudah berubah jadi sahabat. Sahabat tapi salah satu masih ngarep. Alibi lain yang digunakan sebagai pembenaran adalah putusnya baik-baik, maka wajar aja masih menjalin hubungan yang sangat baik.

“Yakali baik-baik, kalau masih baik-baik aja ya nggak bakal putus”

Niatnya sih okelah, jaga-jaga siapa tahu di masa depan ternyata takdir mempertemukan kalian lagi. Tapi menjaga jarak dan bersikap sewajarnya dengan mantan juga perlu dilakukan. Kamu ngga punya kewajiban kok untuk terus menjalin hubungan yang terlalu dekat dengan dia. Dunia ini isinya ngga cuma dia, kamu punya peluang besar untuk berteman baik dengan yang lainnya. Sebelum kamu memutuskan untuk berteman dekat dengan mantan, coba deh baca dulu hasil penelitian dari Oakland University, Amerika Serikat ini.

1. Justin Mogilski dan Dr Lisa Welling dari Department of Psychology Oakland University baru-baru ini melakukan riset terkait motivasi seseorang masih berhubungan baik dengan mantannya

yakin murni temenan?

yakin murni temenan? via i.telegraph.co.uk

Dalam jurnal berjudul Staying friends with an ex: Sex and dark personality traits predict motivations for post-relationship friendship disebutkan niat tetap berteman dengan mantan menunjukkan niat yang manipulatif, terkait dengan ingin mendapatkan informasi, uang, dan seks. Rangkaian motivasi tersebut menjadi karakter yang kompleks karena adanya permainan emosi yang naik turun. Keduanya merekrut 861 partisipan untuk menguji teori mengenai adanya potensi psikopat pada orang-orang yang berteman dengan mantan.

Mereka memberikan pertanyaan pada semua partisipan mengenai alasan hubungan yang kandas dan alasan mereka untuk tetap berteman. Selain itu, mereka juga diminta untuk mengisi kuesioner untuk mengungkapkan jenis kepribadian secara klinis, yang memang dirancang untuk menganalisa perilaku menyimpang pada manusia. Perilaku menyimpang mencakup, sifat narsistik, sifat mendominasi, dan psikopat.

2. Menurut hasil penelitian, para cowok yang masih berteman dekat dengan mantannya sebenarnya hanya sedang ingin mendapatkan seks belaka

entar begini lagi Njiiir!

maunya buat enak-enak doang via 4.bp.blogspot.com

Alasan tertinggi pria berteman dengan mantan pacar adalah akses hubungan seksual. Lalu, pria juga paling berpotensi tinggi mengubah pertemanan menjadi pemenuhan seksual. Kedua peneliti menyebut, alasan seksual merupakan motivasi praktis yang berujung pada potensi psikopat.

Pasalnya, partisipan yang memilih seks sebagai alasan ditemukan mendapatkan skor tinggi pada penilaian perilaku penyimpang. Melalui jurnal tersebut, Mogilski juga menyatakan, gagalnya sebuah hubungan asmara memang mengakhiri romansa. Namun, perubahan status mantan menjadi teman terlampau dekat justru berpotensi pada semakin rusaknya hubungan dibandingkan putus cinta itu sendiri. Adududuh~

3. Selain adanya permainan emosi yang naik turun, salah satu ciri psikopat yang lainnya ialah kurang bertanggung jawab atas perbuatannya

tiati kalau salah satu dari kalian ternyata seorang psikopat

tiati kalau salah satu dari kalian ternyata seorang psikopat via aws-dist.brta.in

Salah satu bentuk tanggung jawab yakni kalau sudah memutuskan mengakhiri sebuah hubungan, ya udah selesai. Nggak usah cari-cari alasan untuk kembali menghubungi. Kalau pengen deketan dan kemana-mana bareng lagi, tapi nggak berani punya ikatan lagi ya artinya nggak bertanggungjawab pada keputusan. Kamu atau dia nggak berani mengambil resiko untuk sendirian dan kesepian. Selain nggak bertanggungjawab, berteman dekat dengan mantan juga bisa untuk melakukan beragam hal hanya untuk kesenangan belaka. Nggak pernah mikir baik-buruknya, termasuk hubungan yang tengah kalian jalani sekarang.

4. Ngga salah sih punya hubungan baik sama mantan. Tapi jaga jarak dan bersikap sewajarnya juga penting untuk dilakukan

biasa ajaaaa

biasa ajaaaa via lavitastella.com

Berteman dengan mantan memang bukanlah kemustahilan, bahkan semakin kemari semakin banyak saja mantan pasangan yang masih nampak akrab. Katanya, berteman dengan mantan merupakan wujud kedewasaan. Iya, tapi juga jangan kebablasan. Hubungan yang dijalin sebaiknya dalam batas kewajaran. Nggak usah bawa-bawa kontak fisik dan perasaan lagi. Sebelum memutuskan berteman, ada baiknya tanya pada dirimu dulu, pada hatimu, apa kamu sudah bisa menerima dirinya sebagai sosok teman? Bukan lagi pasangan. Letakkan segala kenangan dan kekecewaan bersama mantan jauh di belakang. Dan buat kesepakatan untuk tak saling memperbincangkan.

Satu lagi, keintiman yang ada pada saat kalian masih menjalin kasih juga harus ditinggalkan. Jadi kalau belum siap move on, mending ngga usah berteman!

5. Kedewasaan sudah cukup terlihat dari tidak adanya amarah dan dendam. Tapi bukan berarti harus kembali berteman akrab. Ini saatnya buka hati untuk orang baru!

waktunya buka hati

waktunya buka hati

Terlepas dari psikopat atau bukan, bagi kamu yang masih berhubungan baik dengan mantan, baiknya sih emang jangan musuhan apalagi dendam. Seburuk apapun kisah asmaramu yang telah kandas itu, sebisa mungkin maaf dapat kamu berikan. Tanpa perlu bersahabat, maaf dan tiadanya dendam mampu menunjukkan wujud kedewasaan.

Lagipula, ketika kamu jadi balik ngerasa nyaman dengan hubungan pertemanan kalian, bukan nggak mungkin kan kamu bisa jatuh cinta lagi dengan dia yang pernah mengisi hari-hari? Apa kamu benar-benar siap jika menanggung semua resikonya saat mengambil jalan ini? Pikirin lagi. Jangan mengulangi kesalahan yang sama dua atau bahkan kesekian kalinya.

Memang, masih butuh penelitian lebih lanjut terkait hal ini. Pun begitu, berteman baik dengan mantan-orang-tersayang juga butuh pemikiran lebih lanjut. Semua balik lagi ke kamu ya, guys! 🙂

Nah lho, kira-kira Jovial Da Lopez masih suka berhubungan sama mantannya gak ya? Hihi.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Rajin menggalau dan (seolah) terluka. Sebab galau dapat menelurkan karya.