Biar Tak Salah Langkah Dalam Mencintai, Kamu Perlu Memahami 6 Prinsip Ini

Tips mengatasi sakit hati

Sakit hati adalah hal yang pasti dialami oleh setiap orang. Saat bicara soal indahnya cinta, tak bijak kiranya jika melupakan perihal sakitnya kegagalan dari jalinan cinta itu sendiri. Kamu nggak bisa merasakan bahagianya cinta tanpa merasakan sakitnya derita. Begitulah cinta, adil dan seimbang, menawarkan kebahagiaan sepaket dengan penderitaan.

Namun kamu aslinya tak perlu ragu untuk mencintai, selama kamu tahu kalau proses untuk jatuh hati itu ada seninya. Tak hanya soal suka atau nyaman. Tapi ada perenungan-perenungan yang harus dilalui. Dan dalam perenungan itu ada prinsip soal cinta yang harus kamu pahami terlebih dulu. Kira-kira apa saja prinsip cinta itu? Baca baik-baik, biar tak salah langkah dalam mencintai, apalagi patah atau sakit hati.

1. Cinta bisa kapan saja mengetuk pintu hati, sementara menerima atau mengabaikannya jelas pilihanmu sendiri

Jatuh cinta via www.unsplash.com

Cinta bisa tumbuh kapan saja dalam dada – meski sekuat apapun kamu menahannya, percayalah kamu nggak akan kuat menahannya. Bicara soal cinta, bicara perkara menerima dan mengabaikan. Nggak seorang pun berhak menentukan kepada siapa kamu harus jatuh berlabuuh atau menambatkan perasaan.

Namun yang mesti disadari adalah saat mencintai seseorang kamu harus selalu siap dengan segala resikonya. Begitu juga dengan saat kamu memilih untuk menutup hati, mau nggak mau harus mampu menghadapi konsekuensinya dengan berani.

2. Biar tak salah langkah, kamu harus tahu mana cinta yang layak dijaga, mana yang hanya perasaan menggebu dan sementara

Cinta atau obsesi? via www.unsplash.com

Ihwal cinta, adakalanya kamu sukar membedakan mana yang benar perasaan cinta atau hanya obsesi belaka. Cinta adalah perasaan suka terhadap orang, namun saat kamu disuruh menjelaskan alasannya kamu nggak bisa menjawabnya. Cinta timbul begitu saja, suka ya suka saja, tulus dan seringkali tak ada logika.

Sedangkan obsesi sejatinya juga merupakan perasaan suka. Tapi bedanya, perasaan suka karena obsesi sangat dipengaruhi oleh selera dan preferensi diri. Ada alasan jelas mengapa kamu menyukai dia, sebab kamu suka yang berambut panjang, yang sintal, yang manis dan sebagainya. Obsesi memunculkan keinginan kuat untuk bisa berdampingan dengannya.

3. Pastikan kamu sudah selesai dengan semua ursan diri sendiri, sebelum memutuskan untuk mencintai orang lain

Berdamai via www.pexels.com

Dalam mencintai, penting untuk diketahui bahwa kamu kamu perlu berdamai dan mencintai dirimu sendiri terlebih dahulu sebelum mencintai orang lain. Menerima segala kekurangan dan kelebihan yang kamu miliki agar hidup senantiasa bahagia dijalani.

Berdamai dengan masa lalumu, maafkan kecerobohan dan kesalahan di masa silam. Keduanya bisa membuat hatimu tenang dan pikiranmu nggak terbebani dengan ketakutan-ketakutan akan mengulangi kesalahan di masa silam – sehingga kamu bisa nyaman menjalin hubungan.

4. Jika masih mementingkan diri sendiri, tanyakan pada dirimu “cinta seperti apa yang sedang di jalani?”

Hilangkan ego via www.pexels.com

Jangan terlalu egois atau mementingkan diri sendiri dalam mencinta. Cinta adalah perihal berbagi kasih dan perhatian untuk dicurahkan satu sama lain. Cinta menuntutmu untuk lebih peka terhadap pasangan.

Cinta juga yang mengajarkanmu untuk peduli dan mau berkompromi untuk merumuskan pola pikir yang mengedepankan kepentingan hubungan di atas kebutuhan diri sendiri. Jika cinta yang kamu jalani justru membuatmu jadi egois, tanyakan pada perasaanmu “sesungguhnya cintakah yang sedang kamu jalani? Atau hanya sekadar ingin dimengerti?”

5. Bertengkar dan berselisih paham itu wajar, karena dari sana kedewasaan cinta tumbuh besar

Pendewasaan diri via www.unsplash.com

Nggak ada hubungan yang mulus tanpa disertai masalah atau perselisihan. Namanya juga manusia, wajar jikalau punya pemikiran yang berbeda. Namun dibalik pertengkaran, coba pikirkan kembali pelajaran apa yang bisa kamu dapatkan. Emosi dan pertengkaran kadang memang nggak bisa dihindari, namun jika kamu dan dia selalu menyediakan waktu untuk saling mengintrospeksi diri, pertengkaran tersebut justru menjadi ajang pendewasaan bagi diri dan jalinan hubungan.

6. Tak perlu berharap mendapat cinta yang sempurna, sebab kejujuran, dan kesederhana sudah cukup membuat bahagia

Jujur dan apa adanya via www.pexels.com

Kamu bisa berandai-andai mendapatkan pasangan hidup yang ideal sebagaimana yang ada dalam bayanganmu, namun kamu nggak akan mungkin bisa mendapatkannya. Nggak ada manusia yang sempurna. Mencari yang sempurna sama saja mencari koin di lepas samudera.

Daripada mencari sesuatu yang mustahil, alangkah baiknya kamu mensyukuri apa yang ada. Nggak perlu muluk-muluk menginginkan bagaimana baiknya suatu hubungan, jalinan cinta yang dipenuhi kejujuraan, kesederhanaan, dan apa adanya sudah cukup membuatmu bahagia.

Sesungguhnya sakit hati bisa diminimalisir dengan kontrol diri. Meskipun nggak bisa dihindari namun kamu setidaknya bisa meredam rasa sakitnya. Itulah beberapa prinsip yang mesti kamu resapi dalam jiwa supaya kamu tak perlu lagi merasakan rasa nyeri saktu hati untuk kedua kali.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Fiksionis senin-kamis. Pembaca di kamar mandi.