Membalas Curhatmu: Lika-Liku Friendzone, Ketidakpastian dan Kekhawatiran yang Dijalani dengan Sukarela

Friendzone

Berawal dari pertemanan, lama-lama ada rasa yang spesial. Kalau teman biasa, sehari nggak ngobrol atau bersua sih nggak apa-apa. Kalau ini, eh kok kangen ya? Iya sih, teman itu wajar kalau perhatian. Tapi ini, kok perhatiannya beda ya? Lama-lama, eh kok makin sering jalan dan makin nyaman ya? Tapi tetap saja statusnya sama. Bukan pacar, hanya kasih sayang yang berlebihan antar teman. Hehe

Menjalani friendzone mungkin diliputi dengan kecemasan. Status hubungannya nggak pasti, padahal kalau bareng-bareng terus kan perasaannya juga makin besar. Pas sudah sayang, eh, dia malah jadian dengan yang lain dengan alasan “Lho, kan kita cuma teman”. Intinya sih, pejuang-pejuang friendzone harus punya mental dan hati baja, untuk menghadapi kemungkinan apa pun dari hubungan tanpa status yang dijalani.

Dalam #MisCur minggu lalu, Hipwee membahas tentang friendzone. Ternyata banyak juga ya menjadi korban friendzone. Berikut Hipwee membalas curhat-curhat mereka.

1. Memilih untuk menjauh karena sama-sama ada yang punya, kisah friendzone ini berakhir bahagia

Bukannya memaklumi sih, tapi kadang perasaan suka seseorang itu muncul begitu aja. Meski saat itu kita sudah punya pasangan. Yah, selama nggak memutuskan buat main belakang sih nggak apa-apa lah ya. Kalau pakai jalur “yang benar” begini kan jadi enak semuanya. Hehe

2. Alasan enggan mengubah status teman jadi pacar karena takut kehilangan sahabat itu jamak terjadi. Kadang hanya untuk sekadar alibi sih

Nggak ada salahnya bergerak lebih dahulu apa pun gendermu. Toh, zaman sekarang sudah semakin terbuka. Nggak ada salahnya cewek bergerak duluan untuk mencari kepastian. Yah, walaupun kepastian itu nyakitin, setidaknya bisa segera ambil langkah buat move on ‘kan?

3. Kepastian memang harus dicari. Karena terkadang butuh trigger untuk membuat seseorang bergerak dan usaha

Menghargai rasa dalam hati itu bagus. Karena sebagai manusia kita dianugerahi emosi. Namun, ada baiknya segala hal dipertimbangkan dulu ya. Apalagi kalau udah ada komitmen yang dibuat sebelumnya. Karena gampang banget lo friendzone terjebak dalam hubungan yang terlarang. Semoga nggak demikian ya.

4. Awalnya biasa saja, lama-lama duh kenapa ngobrol sama dia membuatmu jadi terbiasa ya?

Well, yang namanya penyesalan memang datangnya di belakang sih. Karena kalau di awal namanya pendaftaran. Kalau cinta memang perlu diusahakan. Aksi menjaga jaraknya bisa jadi karena dia memang sudah punya pacar, atau sengaja menguji kesabaranmu saja. Kepastian perlu dicari, terlebih karena dia belum pernah ditemui.

5. Friendzone bisa berawal tempat curhat curhat. Persamaan masalah membuat aksi saling mengerti jadi lebih mudah

Kecocokan bisa terjadi karena saling memahami satu sama lain. Nah, persamaan nasib atau masalah yang dihadapi bisa jadi jembatan yang paling ampuh. Karena kalian sama-sama mengerti perasaan masing-masing. Ah, senangnya, satu lagi kisah friendzone berakhir bahagia!

6. Menjalani friendzone memang rentan sakit hati. Bagus sih kalau kamu punya batas untuk diri sendiri

Kadang-kadang friendzone ini juga dijadikan cara supaya bisa dekat dengan banyak orang sekaligus. Huft. Kalau ketemu orang yang seperti ini, langsung beri batas dan lindungi diri sendiri ya. Ingat, kalau dirimu berharga dan layak atas hubungan yang lebih baik. Ya nggak?

7. Menjalani hubungan friendzone memang serba salah! Mau cemburu, tapi bukan pacar, mau cuek tapi kok sayang

Bahaya paling besar dari friendzone adalah ketiadaan hak untuk cemburu apalagi sakit hati itu. Padahal kalau pernah sama-sama dekat dan hadir untuk satu sama lain, pasti kan ya nyesek juga ketika akhirnya harus berhenti berharap.

8. Apalah artinya alasan takut merusak persahabatan bila akhirnya lost contact juga…

Apalah artinya perasaan yang sama kalau nggak dibarengi keberanian berkomitmen dengan segala risikonya?

9. Sama-sama susah move on, lalu memutuskan untuk meneruskan hubungan dalam bentuk friendzone

Pesan kami hanya satu: jangan sakit hati bila nanti salah satu move on lebih dulu sementara yang satunya masih diam-diam ngarep bisa seperti dulu 🙁

10. Kenapa merayu kalau nggak sungguh-sungguh? Kenapa seperhatian itu kalau kamu hanya singgah?

Nyambung bercanda memang jadi tanda nyambung ke hal-hal lainnya. Tapi semoga jawabannya yang terakhir itu juga hanya bercanda ya 🙂

Ada lagi yang punya cerita pilu korban friendzone? Yuk cerita di kolom komentar~

Pengin curhatmu dibalas oleh Hipwee? Jangan lupa ikutin #MisCur alias Kamis Curhat di akun Instagram @hipwee .

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat kopi dan aktivis imajinasi