Dari Caranya Menanggapi Curhatanmu, Kamu Bisa Membedakan Dia itu Sahabat Sejati atau Teman Palsu

Cara membedakan mana sahabat sejati, mana yang palsu

Mencari sahabat sejati di zaman sekarang itu sulit. Banyak orang palsu. Kadang, ada yang di depan manis, tapi di belakang tiba-tiba menusuk dari belakang. Maka dari itu kamu mesti hati-hati dalam berteman. Nggak cuma dengan teman yang baru kenal saja kamu berwaspada, teman lama pun juga mesti diawasi. Sebab terkadang yang lama bisa berubah menyebalkan.

Advertisement

Maraknya teman palsu ini kian meresahkan. Kamu mesti bisa membedakan mana yang sebenar-benarnya teman dengan yang palsu. Salah satu caranya dengan melihat caranya saat menanggapi kamu curhat, dari gelagatnya kamu dapat melihat dia tergolong sahabat atau hanya asal dekat.

1. Sahabat sejati akan mendengarkan curhatanmu dengan cermat. Sementara yang palsu akan sibuk mengecek ponselnya setiap waktu

Sibuk dengan pikirannya sendiri via www.unsplash.com

Teman yang sebenarnya akan terungkap saat menjadi lawan curhat, dari gelagat dan caranya mendengarkan ceritamu akan terlihat jelas perbedaan dia sahabatmu yang asli atau palsu. Dia yang asli akan dengan senang hati mendengarkan keluh kesahmu. Ia akan mengikuti ceritamu dengan penuh perhatian. Sementara dia yang palsu atau yang hanya sekadar teman biasa akan terlihat gelisah. Sibuk melihat ponsel atau melirik kanan-kiri melihat sekitar setiap waktu.

2. Dia yang sebenar-benarnya teman akan peduli jelas menimpali atau menanyakan hal yang dirasa belum jelas, alih-alih hanya mengangguk-angguk saja seperti teman yang asal dekat

Mana sahabat, mana yang cuma teman dekat via www.unsplash.com

Caranya menyikapi curhatanmu sejatinya bisa terlihat seberapa peduli dia dengan masalahmu. Selain mengikuti ceritamu, dia yang peduli akan menanyakan sesuatu kalau dirasa ceritamu belum jelas. Sementara dia yang palsu akan terlihat dari gelagatnya. Meski kelihatannya mengangguk-angguk, tapi sebenarnya dia nggak paham. Dia hanya menyenangkan dan menenangkan kamu saja.

Advertisement

3. Sahabat sejati itu berani bilang kalau kamu salah. Sementara dia yang teman palsu biasa hanya ngenakin dan mengaggap semuanya baik-baik saja

menyenangkan dan menenangkan kamu saja via www.pexels.com

Saat mengikuti ceritamu, dia yang sebenar-benarnya temanmu nggak segan untuk memberikan pendapat jujur kepadamu. Dia telah mengenalmu luar dalam makanya berani menanggapi mana yang benar dan mana yang salah dari masalahmu. Karena memang dia memikirkan kebaikanmu. Teman curhat idealnya seperti itu, maka jangan senang dulu kalau ada temanmu yang selalu menanggapimu yang baik-baik saja. Bisa jadi dia sebenarnya nggak terlalu peduli kepadamu.

4. Sahabat sejati nggak akan bolak-balik bertanya hal yang sudah kamu jelaskan, karena dia sudah pasti serius memperhatikan

kurang fokus ketika diajak bercerita via www.unsplash.com

Karena kurang fokus biasanya dia yang nggak benar-benar ikhlas mendengarkan curhatmu akan bolak-balik bertanya. Ini disebabkan karena dia sibuk dengan dirinya sendiri. Telinganya mungkin mendengar ceritamu, tapi perhatiannya nggak tertuju kepadamu.

5. Sahabat sejati nggak akan sungkan menyediakan pundak untukmu saat sedih. Tapi dia yang palsu paling hanya akan bilang “sabar-sabar doang”

Advertisement

Bersandar di pundakmu via www.unsplash.com

Saat curhat seringkali air matamu menetes. Saking kecewa, marah atau sedihnya emosimu nggak lepas begitu saja. Beban di pundakmu sudah nggak bisa ditahan lagi. Jangan malu, ini wajar dan justru baik untukmu.

Di momen ini kamu bisa menilai temanmu dari cara dia bersikap. Dia yang rela memberikan bahunya sebagai tempatmu bersandar adalah teman yang baik. Apalagi sampai memberimu pelukan. Kalau hanya sekadar sabar-sabar doang mah orang yang baru kenal juga bisa bilang begitu. Kelihatankan bedanya?

6. Teman yang baik akan mengikuti perkembanganmu setelah curhat. Sementara yang palsu, boro-boro saran, mendengarkan saja terlihat sungkan

mengikuti perkembangan ceritamu via www.pexels.com

Ketika kamu curhat, sebenarnya nggak hanya butuh didengar, melainkan juga butuh masukan. Siapapun bisa memberi masukan untukmu. Tapi hargai temanmu yang rela untuk melihat perkembangan dan perubahanmu setelah curhat. Usahanya membuktikan bahwa dia teman yang kamu butuhkan.

Biasanya, semakin dewasa seseorang maka semakin besar kemungkinannya dia memiliki banyak teman. Kamu pasti mengalaminya sendiri di mana kedewasaan membuatmu kehilangan banyak teman. Maka dari itu di usiamu yang nggak muda lagi ini, kamu mesti bisa membedakan mana teman yang tulus dan nggak. Rawatlah hubungan dengannya. Ini akan sangat berguna bagi hidupmu ke depannya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Fiksionis senin-kamis. Pembaca di kamar mandi.

CLOSE