Daripada Sekedar Permintaan Maaf, Hal Ini yang Sebenarnya Lebih Dia Butuhkan Saat Kamu Melakukan Kesalahan

Konflik dalam hubungan adalah momen make it or break it. Pertengkaran yang terjadi dalam sebuah hubungan tak selalu salah. Malah sesekali perlu sebagai momen untuk interopeksi diri antara kamu dan dia. Namun, perlu kebijaksanaan antara kamu dan dia untuk menyelesaikan pertengkaran yang terjadi. Agar hubungan tetap berjalan seperti yang diingini.

Saat kesalahan sudah terlanjut diperbuat, tentu ada sesal yang merasuk ke kalbu. Namun kamu tak seharusnya terus menyesali. Lakukan sesuatu agar keadaan bisa segera diperbaiki. Tapi alih-alih hanya mengucapkan kata maaf, sebenarnya hal-hal ini yang pasanganmu butuhkan. Setidaknya untuk meredakan emosi yang membuat panas pikiran.

1. Saat kamu menyadari kesalahanmu, disana harus ada keikhlasan yang menyertai. Termasuk ikhlas menerima kondisi dia yang memilih mendiamkanmu beberapa hari.

45

Harus ada keikhlasan disana via classycouples.tumblr.com

Sesusah-susahnya meminta maaf, memaafkan adalah perihal yang jauh lebih rumit. Meskipun kata memaafkan bisa dilontarkan dengan sekejap, meredakan rasa marah ataupun kecewa tidak bisa dihilangkan dengan semudah itu. Ada waktu yang diperlukan untuk hati kembali seperti semula sebelum konflik berlangsung.

Jadi, kamu tidak perlu merasa kesal ketika dia sudah menerima permintaan maafmu tapi berbicara denganmu saja masih enggan. Keputusan dia untuk mendiamkanmu beberapa hari adalah cara bagi dia untuk cool down atau mengkondisikan hatinya untuk dekat kembali denganmu. Kamu pun hanya perlu menunggu dia kembali lagi padamu dengan sabar.

2. Ketika kata maaf belum bisa diterima, manfaatkan kondisi ini untuk interopeksi diri. Bayangkan bagaimana jika kamu berada di posisinya saat ini.

pahami dia!

pahami dia! via www.sheknows.com

Ketika amarah masih memuncak, kadang meminta maaf bagaikan menggarami lautan. Lebih baik simpan dulu tenagamu untuk itu. Jadikan kondisi ini sebagai momen untuk interopeksi diri. Bayangkan jika kamu berada di posisinya, dan mengalami kemarahan yang sama besarnya. Kamu pun pasti membutuhkan waktu untuk menetralkan hati.

Setelahnya kamu akan memahami bahwa luka memang tak mudah untuk diobati. Sebaiknya jangan lakukan kesalahan yang sama untuk kedua kali.

3. Minta maaflah karena memang kamu merasa bersalah. Bukan karena berharap dia melakukan hal yang sama.

maaf yaaa

Minta maaf saja, tanpa harus berharap dia melakukan hal yang sama

Pertengkaran yang terjadi, mungkin memang tak selalu sepenuhnya kesalahanmu. Ada andil dia yang juga membuat pertengkaran ini tersulut. Namun mengalah bukan berarti kamu kalah. Justru ini adalah cara terbaik yang bisa kamu lakukan. Tanpa harus mengharapkan dia melakukan hal yang sama. Minta maaf karena memang kamu merasa bersalah. Bukan untuk minta dimengerti.

4. Kadang kata maaf saja tak cukup, setelahnya kamu perlu meyakinkan dia bahwa kamu tak akan pernah mengulangi kesalahan lagi.

yakinkan dia, maz!

yakinkan dia, maz! via www.goodhousekeeping.com

Kadang meminta maaf saja tidak cukup untuk mendapatkan pengampunannya. Kamu juga wajib meyakinkan bahwa kamu tidak akan mengulangi kesalahan yang sama, terutama jika kamu bersalah dalam pertengkaran tersebut. Memang janji yang kamu berikan bisa dibuktikan dalam sekejap. Namun setidaknya kamu harus mulai berkomitmen untuk tidak melakukan kesalahan yang sama.

5. Pada akhirnya butuh kebesaran hati darimu, untuk mau menerima kritik agar bisa jadi pribadi yang lebih baik lagi.

saling mengerti adalah kunci!

saling mengerti adalah kunci! via www.jordangrayconsulting.com

Kritik dan saran sewajarnya diterima dengan lapang hati demi berjalannya hubungan yang lancar. Ketika meminta maaf, mungkin dia memutuskan untuk memberikan sedikt kritik dan saran agar kesalahan yang sama tidak terulang lagi. Biar hubunganmu bisa terjaga, terimalah kritik tersebut. Harus ada kebesaran hati disana. Menerima kritik dengan lapang dada. Justru dari sini, terlihat kalau sebenarnya cinta.

Konflik dalam hubungan tak seharusnya selalu dihindari. Justru hal ini bisa jadi parameter seberapa dewasanya hubungan yang sedang kalian jalin. Namun mereka yang dewasalah yang bisa menyelesaikan konflik secara baik-baik.

Suka artikel ini? Yuk follow Hipwee di mig.me!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

fashion is temporary, style is forever