“Bisa nggak sih kamu diam dan nggak kasih komentar? Bikin kesal aja!”
Mengatasnamakan gengsi dan harga diri, seringnya kamu tidak terima bila ada teman yang mengritik apa pun tentang dirimu. Mulai dari hal yang sepele seperti cara dandan sampai ke hal-hal yang menyangkut ranah personal seperti gebetan atau masalah keuangan. Setiap mendengar mereka mengingatkanmu akan hal-hal itu, rasanya emosi di kepala ingin meledak begitu saja. Nggak jarang kamu bisa sampai kelepasan dan membalas kalimat mengingatkan mereka dengan komentar yang nyelekit di hati.
Padahal apa yang temanmu katakan itu bukan bermaksud buatmu kesal. Setiap kalimat yang dia ucapkan itu hanya punya satu tujuan, yaitu kepedulian. Namun kamu selalu menganggap hal itu sebagai kritikan pedas yang mengganggu. Coba deh sekarang singkirkan dulu emosimu. Bila dia sering mengingatkanmu tentang hal-hal ini, justru dia adalah sosok sahabat yang sebenarnya.
1. Sering kesal kalau dia mulai cerewet memberi nasihat soal gebetanmu? Selow, dia hanya tak ingin kamu kecewa dan sakit hati
“Dia siapa? Bukan pacar kok kamu rela sampe bolos kerja?”
“Siapa sih dia? Denger-denger dia udah berani minjem uang ke kamu ya?”
Saat ada seseorang yang dekat denganmu, kecerewetannya kian menjadi-jadi. Apalagi saat kamu rela melakukan apa saja demi orang yang jadi gebetanmu itu. Belum resmi berpacaran tapi pengorbananmu sudah besar-besaran. Jangan marah dulu jika dia mulai cerewet bertanya-tanya atau pun mengingatkanmu ini dan itu. Dia hanya khawatir kamu akan kecewa dan terluka. Jauh di lubuk hatinya, dia hanya ingin kamu mendapatkan sosok yang terbaik dan terhindar dari segala patah hati.
2. Persoalan uang memang sensitif. Tapi bila dia mengingatkanmu untuk tidak beli ini itu, sebenarnya dia peduli padamu
Perihal uang juga sering dia ingatkan berulang kali. Meski kamu memegang kendali sepenuhnya atas keuangan pribadi, namun temanmu tak henti-hentinya mengingatkan agar tak lepas kendali beli ini itu hanya karena “barangnya lucu”. Kamu yang merasa menggunakan uang sendiri pun kadang emosi dan berpikir “duit-duit gue ini” Padahal niatnya tulus agar kamu tak kebingungan saat nanti ada kebutuhan yang mendadak datang. Kalau hedon di awal bulan begini, kepada siapa lagi kamu mau pinjam duit selain ke temanmu itu?
3. “Mbok ya jangan lupa pakai deodoran atau parfum”, memang terdengar nyebelin. Tapi sebenarnya dia peduli dan tak ingin kamu malu di hadapan orang lain
Sebagai anak muda, penampilan memang jadi prioritas. Sebagian waktu siap-siapmu digunakan untuk mematut diri di depan kaca. Dari ujung kepala hingga kaki, sebisa mungkin harus tampak paripurna. Tapi karena terburu-buru, kamu jadi lupa satu hal yang penting: deodoran dan pafrum! Nggak heran kalau temanmu sering nyeletuk “Coba pake deodoran apa parfum gitu lho” Sekilas memang terdengar menyebalkan. Mungkin kamu langsung berpikir “Jadi gue bau badan gitu?!”.
Padahal sebenarnya dia mengingatkan demi kebaikanmu juga. Agar kamu tak malu saat berhadapan dengan banyak orang nanti. Kan lebih baik temanmu yang mengingatkan daripada orang lain? Kamu rugi sendiri kalau meninggalkan teman semacam itu. Apalagi kalau dia juga tidak sekadar mengingatkan. Tanpa banyak bicara dia juga membelikanmu parfum dan deodoran. Ini baru teman sejati!
4. Jangan langsung emosi saat dia bilang tak ada gunanya mengeluh tentang deadline pekerjaan. Dia hanya ingin kamu menengok ke belakang dan bersyukur sebentar
“Emang ngeluh melulu bisa ngelarin kerjaan ya? Daripada gitu mending buruan dikerjain biar cepat kelar dan bisa segera leyeh-leyeh istirahat…”
Hari-harimu memang lagi berat. Dari Senin hingga Jumat, dipenuhi dengan rapat dan revisi yang datang tiada henti. Sabtu dan Minggu masih saja dipusingkan dengan bahan presentasi yang harus jadi Senin pagi. Wajar kalau rasanya kamu ingin mengeluh terus. Tapi bukannya memberimu semangat, temanmu malah mengingatkan kalau mengeluh nggak menyelesaikan pekerjaan. Terkesan jahat, tapi sebenarnya kata-katanya benar bukan? Mengeluh cuma akan membuat segalanya tambah berat. Dia nggak ingin hal itu terjadi padamu. Jangan tersinggung dulu lah~
5. Soal diet kamu memang selalu gagal. Makanya temanmu suka memberi komentar pedas tentang kesungguhanmu menurunkan berat badan
“Ya gimana mau sehat? Gimana mau kurus? Tiap pulang jogging kamu selalu makan sop kaki kambing sama soto betawi. Percuma!”
Nyatanya, rutinitas pekerjaan yang membuatmu duduk seharian berdampak pada tubuhmu. Terutama urusan berat badan. Baju-baju pas kuliah dulu, hampir semuanya masuk gudang, nggak muat lagi menampung badanmu yang tambah lebar. Untuk itu dari kapan hari kamu berencana untuk diet dan rajin olahraga. Namun tiap pulang olahraga, selalu saja ada alasan untuk mampir makan dulu. Ya gimana temanmu nggak gatel berkomentar? Kamu niat diet apa nggak sebenarnya?
6. Dia selalu gatal berkomentar tentang dandananmu yang berlebihan. Bukannya tak suka, hanya saja dia peduli dengan dirimu yang dianggap lebih tua dari umurmu
Kamu lagi senang-senangnya berdandan. Dulu alismu alami, kini kamu merasa pantang pergi sebelum alis digambar dengan rapi. Koleksi gincumu pun kian beragam, mulai yang warna nude hingga yang merah menyala. Seolah tidak paham usahamu memperbaiki penampilan, temanmu malah mengatakan kalau dandananmu berlebihan. Huh! Kzl nggak sih?
Padahal kalau kamu mau menurunkan emosi sedikit, itu bukti perhatiannya padamu lho. Kamu nggak mau ‘kan dianggap lebih tua dari usia sebenarnya? Nggak mau ‘kan kalau orang-orang berbisik di belakangmu bilang makeupmu terlalu menor seperti tante-tante mau kondangan?
Teman yang sebenarnya teman adalah dia yang tak ragu menjadi alarm pengingat bagimu. Yang selalu setia dan tak pernah lelah mengingatkanmu meski omongannya kerap kamu anggap menganggu. Kamu beruntung bila sudah menemukan sosok seperti itu. Apalagi kalau mereka selalu #NeverStopCaring dan support semua kegiatan postitif kamu. Seperti halnya perempuan-perempuan aktif di video ini yang punya orang terdekat yang #NeverStopCaring pada mereka. Yuk tunjukin care-mu seperti mereka di video berikut ini!
Kamu juga bisa menunjukkan kepedulianmu atas lingkungan sekitar, mimpi, cita-cita, atau hal apa pun yang kamu pedulikan. Upload fotomu ke media sosial dan ceritakan kisah #NeverStopCaring versi kamu. Yuk!