Hal-hal yang Dirasakan Seorang Ayah, Saat Harus Melepas Putri Kecilnya Menikah

Pernikahan selalu menjadi momen sakral bagi siapa saja. Di hari ini, perhatian semua orang sudah pasti tertuju pada kedua mempelai. Mengagumi betapa cantik dan tampannya mereka di hari bahagia sekali seumur hidup ini. Namun tak banyak yang menaruh perhatian pada Ayah mempelai perempuan. Di hari pernikahan, Ayah adalah orang yang akan melepas putri kecilnya untuk hidup bersama orang lain. Putri yang ia rawat sejak kecil, kini harus ia relakan untuk memilih jalan hidupnya sendiri bersama pria yang menjadi pelabuhan terakhirnya.

Advertisement

Ayah bukan sosok yang gampang meluapkan perasaannya, karena itulah kadang kita tidak paham betul dengan apa yang sebenarnya mereka rasakan di hari pernikahan putrinya. Antara berat melepas anak perempuannya pergi dan bahagia melihat putri kecilnya tumbuh dewasa dan membangun rumah tangganya sendiri.

1. Meski Ayah sadar putrinya sudah tumbuh dewasa dan akhirnya menikah, namun tiba-tiba Ayah justru merasa tidak siap melepasnya

Ayah tak pernah merasa sesiap itu

Ayah tiba-tiba merasa tak siap melepas putrinya via www.logancoleblog.com

Mungkin saat menikah kita merasa sudah cukup dewasa untuk memulai kehidupan kita sendiri dan memisahkan diri dari orangtua. Para orangtua, terutama Ayah, tentunya sudah tahu dari jauh-jauh hari kalau mereka akan berpisah dengan anaknya.

Tapi pada saat hari pernikahan tiba, Ayah ternyata tidak pernah sesiap itu. Ada hal-hal yang baru ia sadari saat menyerahkanmu pada lelaki lain di dunia ini. Salah satunya, Ayah merasa belum memiliki banyak waktu berdua untuk dihabiskan bersama putrinya. Namun kini tiba-tiba putrinya sudah harus pergi setelah pernikahan digelar. Semua terasa seperti mimpi. Kadang Ayah berharap waktu dapat diputar kembali.

Advertisement

2. Air mata bukan teman baik laki-laki kuat seperti Ayah. Tapi di momen pernikahan putrinya, ia tak pernah kuasa menahannya meski hanya di ujung mata

Haru kadang tak bisa ditahan

Haru kadang tak bisa ditahan via www.logancoleblog.com

Ayah adalah orang dalam keluarga yang selalu berupaya terlihat tegar. Ia selalu berusaha terlihat kuat untuk melindungi keluarganya. Namun di hari pernikahan putrinya, semua tiba-tiba menjadi berbeda. Tak hanya Ibu, Ayah adalah orang yang juga tak kuasa menahan air mata. Meski hanya di ujung mata, selalu ada air mata haru di momen melepas putrinya menikah dengan laki-laki pilihannya.

Ayah yang selalu terlihat tegar, sebenarnya menyimpan perasaan yang lembut. Saat harus menikahkan putrinya, keharuannya tak lagi bisa dibendung.

3. Bagi Ayah, rasanya kamu masih seperti putri kecilnya dulu yang selalu merengek minta dibelikan mainan. Tapi kini waktu terasa cepat sekali berlalu

Advertisement
Waktu berjalan begitu cepat

Waktu berjalan begitu cepat via www.logancoleblog.com

Ayah masih ingat betul bagaimana jari-jari kecilmu menggenggam erat tangan kekarnya. Ayah tak pernah lupa rasanya menggendongmu lalu menaikkan kamu di lehernya hingga kamu tertawa senang karena bisa melihat dunia dari tempat yang lebih tinggi. Itu yang Ayah ingat hari itu, lalu dia sadar waktu sangat cepat berlalu dan mengambilmu begitu saja.

Bayangan tentang kamu yang dulu kembali merajai pikiran Ayah. Tak terasa, kini kamu sudah hampir meninggalkannya untuk hidup bersama orang lain. Bagi Ayah, waktu berjalan sangat cepat.

4.  Melihat menantunya, Ayah akan berpikir “Benarkah keputusanku memberikan putriku pada laki-laki ini?”

Tepatkah melepasnya bersama laki-laki ini?

Tepatkah melepasnya bersama laki-laki ini? via www.logancoleblog.com

Sosok kekasihmu bagi Ayah adalah orang asing, orang yang tidak ia kenal sebelumnya. Kekhawatiran tentang sebaik apa dia nanti menghidupimu pasti muncul di pikiran Ayah. Dia sudah merawatmu penuh kasih sayang sejak kecil dan kini ia harus menyerahkanmu para orang lain yang belum tentu sama baiknya saat merawatmu.

Namun Ayah selalu berusaha untuk ikhlas. Ia juga selalu mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa putrinya bisa bahagia dengan pria pilihannya. Tak ada yang lebih berharga bagi Ayah, selain melihatmu hidup bahagia dalam membangun bahtera rumah tangga.

5. Ada rasa ‘cemburu’ ketika melihat putrinya tertawa bahagia, setelah melihat laki-laki lain yang kini membawanya

Semoga kamu bahagia, nak. Meski berat rasanya

Semoga kamu bahagia, nak. Meski berat rasanya via www.logancoleblog.com

Bagimu ini momen yang menyedihkan karena harus berpisah dari orangtua dan juga momen yang membahagiakan karena akhirnya bisa hidup bersama orang yang kamu cintai dan mencintaimu. Tapi saat Ayah masih belum selesai dengan kesedihannya, ia harus melihatmu tertawa bahagia saat laki-laki lain itu menggandeng tanganmu. Ayah akan merasa sangat ‘cemburu’.

Ah ternyata ada laki-laki lain yang bisa membuat putriku jatuh cinta. Kini aku bukan lagi lelaki satu-satunya di hatinya.

6. Namun, Ayah juga bahagia dan bangga bisa mengantarmu sampai tahap ini dan berhasil melaksanakan tanggung jawabnya sebagai ayah dengan baik

Tapi Ayah tetap bangga menyelesaikan tanggung jawabnya dengan baik

Tapi Ayah tetap bangga menyelesaikan tanggung jawabnya dengan baik via www.logancoleblog.com

Walaupun semua kesedihan itu nyata ada, Ayah pun tetap tak lepas dari rasa bahagia. Ia juga bangga karena merasa telah berhasil melaksanakan tanggung jawabnya selama ini untuk menjagamu. Mengantarkanmu pada jenjang pernikahan adalah penghargaan terbesar dalam hidup seorang Ayah, karena setelah ini kamu akan masuk ke jenjang kehidupan yang sebenarnya.

Ayah, seorang kekasih tidak akan pernah bisa menggantikan peranmu. Cintanya padaku tidak akan pernah bisa menyamai besarnya cintamu padaku. Ayah, aku akan merindukanmu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Ceritagrammer

CLOSE