Kalau 7 Hal Ini Masih Sering Dia Lakoni, Keseriusannya Masih Perlu Kamu Pertanyakan Lagi

“Rul, kamu sama Oji kok jarang banget keliatan jalan bareng sih?”
“Oh, dia sibuk sama kerjaannya”
“Lah? Sibuk kok terus? Kapan terakhir kalian jalan bareng?”
“Udah dua bulan yang lalu, sih… Hehe”
“Duh, kok betah sih…”

Yang namanya hubungan adalah ikatan berdua yang dijalin oleh rasa saling menghargai dan rasa saling percaya. Kamu dan dia sudah berikrar untuk menjalin hubungan. Itu artinya baik kamu maupun dia sudah pasti harus bisa saling membagi waktu dan membagi prioritas agar ikatan yang kalian buat tak putus di tengah jalan.

Hanya saja, terkadang rasa pengertian itu disalah artikan. Atas nama “mohon pengertian” dan toleransi, kadang salah satu diantara kalian bertindak sesukanya. Nah, kalau itu terjadi, sebaiknya jangan lagi percaya jika dia bilang “minta pengertianmu” lagi.

Memberinya waktu untuk mengembangkan karir memang pilihan tepat. Tapi meski sibuk, seharusnya dia tetap menyiapkan waktu untuk bertemu barang sekali dalam seminggu

“Ji, weekend besok kita bisa jalan, gak?”
“Hmm… Gimana, ya? Besok aku ada urusan kantor e”
“Yaaah…”
“Tapi, oke deh. Keluar sabtu pagi, ya. Lemburku tak ganti sorean aja 🙂 “

Usia 20 tahunan memang usia yang pas bagi kita untuk mengembangkan karir. Untuk itu, sebagai pasangan, kita memang tidak sepantasnya mengganggu karir dari calon pendamping kita. Toh itu juga demi masa depan kamu juga. Hanya saja, ketika alasan karir menjadi penghalan kebersamaan, kamu patut juga curiga.

Sebenarnya, dia beneran cinta atau tidak? Kalau memang cinta, seharusnya tetap selalu ada kabar darinya. Kalau memang cinta, bertemu sekali dalam seminggu bukanlah hal yang mustahil untuk dilakukan.

Masing-masing dari kalian punya hak untuk bersosialisasi. Melarangmu untuk bertemu teman tanpa alasan adalah hal yang tak bisa kamu biarkan

“Ji, ayok kumpul-kumpul!”
“Waduh, gue gak bisa. Gak bakal diizini sama Nurul, nih”

Kamu punya duniamu dan dia punya dunianya sendiri. Meski kalian sudah menjalin hubungan, menyatukan sahabatmu dan dia yang memang berbeda tidak semudah membalikkan telapak tangan. Akan ada saja hal-hal yang akan membuatnya tak suka dengan sahabatmu.

Tapi bukan berarti karena itu dia bisa melarangmu bertemu dengan sahabatmu. Sahabatmu adalah duniamu. Mereka adalah orang-orang yang mengerti tentang kisahmu sedari dulu. Kalau dia memintamu untuk berhenti bertemu dengan mereka, itu sama saja dengan memutusmu dari dunia yang selama ini menemanimu.

LDR memang susah untuk dijalani. Tapi mengertilah, batas untuk tak saling mengabari ada pada jam kerja. Selebihnya, dia harusnya punya waktu untuk sekadar menyapa

“Duh, seneng banget sih. Ada apaan emang, Ji?”
“Nggak, cuman dapet ucapan semangat kerja dari Nurul. Hehe”
“Dih, gituan aja udah girangnya gak karuan…”

Dalam kamus LDR, komunikasi adalah kunci utama agar hubungan kalian bisa berjalan dengan baik. Hanya saja, terkadang kesibukan jadi kendala untuk bisa saling menghubungi. Karena kesibukannya, dia jadi jarang menghubungimu. Kalau saat jam kerja sih wajar lah dia gak ngasi kabar. Tapi kalau setelahnya masih saja tak ada kabar, kamu patut menanyakan keseriusannya.

Sesibuk-sibuknya pasangan, tentu kalau hanya sekadar untuk menyapa harimu pasti masih ada waktu. Ucapan selamat pagi, selamat tidur dan bertanya soal kabar juga harusnya selalu dilakukan. Toh untuk mengirim pesan singkat seperti itu juga tak butuh banyak waktu, kan?

Dalam sebuah hubungan, kejujuran adalah hal yang paling penting untuk dipegang. Kalau dia sudah sering berdusta, sebaiknya kamu tak lagi mempercayai ucapannya

Ketahuan selingkuh

Ketahuan selingkuh via mic.com

“Rul, kemarin gua ketemu si Oji jalan sama cewek!”
“Oh, dia kemarin bilang kok. Itu sepupunya”
“Sepupu kok pake gandengan tangan terus…”

Setiap hubungan yang dilandasi oleh kejujuran pasti akan mampu bertahan lebih lama. Kejujuran dalam hubungan memang salah satu kunci utama yang bisa membantu awetnya hubunganmu. Tak ada ruang berbohong dalam sebuah hubungan.

Kalau berbohong sekali demi kebaikan bersama sih mungkin masih bisa kamu maklumi. Tapi jika memang pasanganmu sudah sering ketahuan berbohong, tak ada lagi kata maaf dan maklum yang harus kamu ucapkan. Daripada nanti kamu yang kecewa, bukankah lebih baik diakhiri saja?

Menuntut sih sah-sah aja kalau niatnya untuk memotivasi. Hanya saja, kalau sifatnya sudah memaksa, memakluminya hanya akan membuatmu tidak berkembang

Awas kalau ga nurut!

Awas kalau ga nurut! via popbabble.wordpress.com

“Ji, kamu harusnya bisa lebih baik lagi dong kerjanya!”
“Ji, besok jangan lupa jemput aku, ya! Awas kalau nggak!”

Mungkin kamu adalah tipe orang yang semakin semangat kala ada yang menuntutmu untuk melakukan hal lebih. Dengan tuntutan dari pasangan, kamu jadi lebih termotivasi untuk berusaha lebih keras lagi. Tapi jika tuntutan tersebut sudah masuk kedalam taraf memaksa, apa mungkin kamu bisa menikmati usahamu nantinya?

Kala dia sudah mulai memaksamu untuk bekerja lebih giat, kamu juga akan lebih rentan untuk stres dan tertekan. Alih-alih bekerja lebih keras, menikmati pekerjaanmu saja kamu tak akan bisa. Kalau sudah begitu, bukankah memakluminya hanya akan membuatmu tersiksa?

Merendahkanmu apa yang kamu lakukan adalah hal yang tak bisa dimaafkan. Kalau usahamu selama ini tak dihargai olehnya, mending kamu putusin aja

“Ji, kamu gak pingin cari kerjaan lain?”
“Maksudnya?”
“Kerjaanmu kan cuman jadi penulis doang. Kurang menjanjikan, Ji…”

Sebagai orang yang sedang berusaha untuk mandiri, tentu kamu ingin agar usahamu diakui oleh orang yang kamu cinta. Selama ini kamu sudah berusaha keras untuk membuktikan bahwa kamu bisa sukses seusai dengan passionmu. Memang sih kamu belum bisa dikatakan sukses, tapi paling tidak kamu sudah berusaha keras kan.

Kalau pasanganmu tak menghargai apa yang kamu lakukan, gimana rasanya? Pasti pedih kan. Selama ini kamu berusaha untuk membanggakannya dengan usahamu. Kalau dia tak menghargainya, masih layakkah dia kamu pertahankan? Memaklumi sikapnya yang merendahkanmu hanya akan menyiksa batinmu.

Adalah suatu kesalahan fatal kalau kamu mengampuni begitu saja kalau dia pernah selingkuh. Tak ada jaminan juga kan bahwa dia tak akan mengulangi lagi kesalahannya

Selingkuh

Selingkuh via www.satujam.com

“Rul, kamu kenapa?”
“Si Oji ketahuan selingkuh…”

Kepercayaan dalam sebuah hubungan adalah salah satu kunci yang bisa menentukan awet tidaknya suatu hubungan. Sekali kepercayaan tersebut dirusak, akan sangat sulit untuk mengembalikannya seperti sedia kala. Apalagi jika rusaknya rasa percayamu dikarenakan dia selingkuh. Sudah pasti akan membekas dengan awet di benakmu.

Karena selingkuh adalah perbuatan yang tidak bisa dimaafkan, lebih baik kamu menyudahi hubunganmu dengannya. Tak ada jaminan bahwa dia akan berhenti selingkuh. Namun satu hal yang pasti, dia sudah menyakiti hatimu dan kamu gak boleh memaklumi perselingkuhan itu.
Tak ada lagi kata maklum dan maaf yang harus kamu ucap kala pasanganmu sudah mengecewekanmu dengan cara-cara tersebut. Kalau pasanganmu sudah sering menyakitimu dengan hal-hal tersebut, memakluminya bukanlah hal yang layak untuk kamu lakukan. Daripada memakluminya, lebih baik kamu bertanya lagi tentang keseriusannya!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat jatuh cinta, penyuka anime dan fans Liverpool asal Jombang yang terkadang menulis karena hobi.