Tak Perlu Mengekang Meski Sudah Tahunan Bersama. Bisa ya untuk Saling Dewasa~

mengekang pacar

Saat kamu benar-benar jatuh cinta kepada seseorang, dan berhasil menjalin hubungan dengannya, rasa takut kehilangan akan hadir tanpa direncana. Dalam benakmu, kamu ingin hubungan ini bertahan lama dan kalau bisa kalian menua bersama-sama. Apapun kamu lakukan demi mewujudkannya. Namun sayang, dalam mewujudkan cita-cita ini, tak semua orang bisa bersikap dewasa.

Justru cinta menjadikan mereka posesif. Tanpa sadar mengekang dan overprotektif.

Nggak boleh potong rambut pendek, nggak boleh keluar kalau belum dandan, nggak boleh chat sama teman lawan jenis, nggak boleh ini, nggak boleh itu…

Padahal, kamu dan dia bukan anak kecil lagi. Tak layak dikekang aturan se-nggak masuk akal “Pokoknya wajib laporan tiap mau keluar!”

Katanya sudah dewasa? Bukankah waktunya untuk saling percaya?

Bersikap posesif akan membuatmu hidup tidak tenang. Pikiran yang penuh curiga membuatmu selalu ketakutan akan ditinggalkan

Photo by Cottonbro via www.pexels.com

Posesif adalah rasa ingin memiliki pasangan dengan sepenuhnya. Karena dia pacarmu, lantas kamu ingin dia melaporkan apapun kegiatannya dalam sehari kepadamu. Kalau kamu tipe orang yang posesif, kamu tidak rela pacarmu menghabiskan waktu dengan sahabatnya atau bahkan keluarganya. Pikiranmu selalu dipenuhi rasa curiga dan tidak percaya. Kamu berpikir bahwa bisa saja pacarmu bohong dan sedang mengkhianatimu di belakang. Sikap semacam ini justru akan membuat hidupmu tidak tenang dan dipenuhi kekhawatiran-kekhawatiran yang mungkin sebenarnya tidak ada.

Karena kamu selalu ingin tahu apapun yang dilakukan oleh pasangan, kamu jadi tidak fokus saat melakukan hal lain. Produktivitasmu jelas berkurang

Photo by Creation Hill via www.pexels.com

“Kamu lagi di mana?”

“Di jalan, mau ke Bekasi. Ketemu klien.”

“Sama siapa?”

“Sendiri.”

“Bohong. Coba sini foto!”

Sepanjang hari, kamu selalu penasaran dengan apa yang dilakukan oleh pasanganmu saat dia tidak berada di dekatmu. Itu belum termasuk rasa tidak percaya dan keinginan untuk membuktikan sendiri apa yang dikatakan oleh pasanganmu. Karena kamu terus terpaku pada hal itu, kamu jadi tidak fokus melakukan apa-apa. Pikiranmu teralihkan rasa curiga dan penasaran. Hasilnya apa-apa yang kamu kerjakan jadi tidak maksimal.

Bukan hanya kamu yang tertekan, pasanganmu juga akan merasa terkekang. Bisa jadi dia malah merasa tidak nyaman

Secara tidak sadar, sikap posesif itu akan membuatmu tertekan sendiri oleh rasa tidak tenang. Dan bukan hanya kamu saja, pasanganmu juga akan merasakan hal yang sama. Kalau apa-apa tidak dipercaya, ini-itu dilarang, mau bertemu sahabat tidak boleh, malas kencan dan pengin di rumah saja disangka sudah tidak sayang, siapa yang tidak tertekan? Seperti saat kita memakai sabuk pengaman, jika ikatannya terlalu kuat, kita justru merasa dada menjadi sesak dan tidak nyaman. Seperti itulah hubungan yang terlalu mengekang.

Dampak buruknya, sikap posesif bisa berkembang lebih jauh dan berujung pada kekerasan

Lebih jauh lagi, sikap posesif bisa berujung pada kekerasan. Jika kamu adalah orang yang posesif, kamu tidak mau mendengar kata tidak dari pasanganmu. Entah bagaimana, pasanganmu harus mengikuti semua maumu. Kamu tidak rela jika pasanganmu lebih mengutamakan hal lain dibanding kamu. Dan jika dia menolak permintaanmu, kamu akan sakit hati. Rasa tidak terima karena dibantah, atau rasa tertolak saat keinginanmu tidak dipatuhi, bisa menimbulkan rasa marah yang bisa saja berujung negatif.

Sikap posesif bisa jadi memang wujud dari perasaan yang dalam. Tapi ingatlah bahwa pasangan juga butuh ruang, untuk sama-sama berkembang

Memang betul, sikap posesif bisa menjadi tanda bahwa perasaannya atau perasaanmu sangat dalam. Kamu juga tidak mau jika sampai terjadi hal-hal buruk padanya, karenanya kamu selalu bersikap over protektif. Kamu ingin hubungan kalian berlanjut hingga pelaminan. Tapi kamu harus ingat, bahwa dalah hubungan, kalian juga butuh ruang untuk berkembang. Pastinya kamu ingin saat kalian tiba di pelaminan nanti, baik kamu dan dia sama-sama sudah menjadi pribadi yang dewasa. Pribadi yang selalu bertambah baik setiap harinya, dan bukan lagi pribadi yang masih sama dengan kali pertama kalian berjumpa.

Kunci sebuah hubungan adalah rasa saling percaya. Bila itu tak ada, hubungan tidak akan bertahan lama

Kamu beralasan bahwa cinta yang membuatmu bersikap demikian. Tapi kamu lupa, bahwa kunci sebuah hubungan adalah rasa saling percaya. Bila kalian sudah sama-sama dewasa, kalian akan paham jika kehidupan bukan hanya soal cinta semata. Meski kalian tidak selalu bersama, dan di luar sana pasanganmu bertemu dengan orang-orang yang tidak kamu tahu, rasa saling percaya akan membuat kalian merasa saling menghargai. Bila rasa saling percaya sudah tak ada, rasa saling mernghargai itu akan lenyap juga. Kalau sudah begini, apa lagi yang bisa mempertahankan sebuah hubungan?

Posesif juga bisa terjadi karena rasa takut ditinggalkan. Tapi percaya saja bahwa semua sudah ada jalannya

Memang betul, pasanganmu sangat berharga bagimu, sehingga kamu tidak ingin kehilangannya. Rasa takut kehilangan itu muncul karena kamu bahkan tidak bisa membayangkan kehidupan bila dia tidak lagi ada. Itulah hal yang kamu hindari mati-matian. Tapi percaya saja bahwa semua sudah ada yang mengatur jalannya. Percuma jika kamu mencintainya begitu dalam, tapi kamu menempuh cara mempertahankan yang salah.

Tidak perlu terlalu memaksa. Kalian sudah saling cinta–nikmati saja prosesnya

Photo by Helena Lopes via www.pexels.com

Cinta itu seperti air dalam genggaman tangan. Jika kita membiarkan tangan kita tetap terbuka, dia akan tetap ada di sana. Tapi jika kita menutup tangan kita, dan menggenggamnya terlalu erat, air itu justru akan tumpah dan akhirnya menghilang. Tidak perlu memaksakan hubungan. Cobalah untuk menjalani saja dan menikmati apa yang ada. Tak perlu terlalu mengekang. Karena hubungan yang mengekang justru akan membuat kamu dan dia cepat lelah, hingga akhirnya menyerah.

Harapan yang tinggi pada sebuah hubungan boleh-boleh saja. Tapi jangan sampai itu membutakan mata. Berikan ruang yang cukup agar dia dan dirimu sama-sama berkembang, sehingga saat sampai di masa depan nanti kalian sudah sama-sama berhasil memantaskan diri. Rasa saling percaya adalah kunci utama. Nikmati saja prosesnya, dan tidak perlu memaksa, karena semua sudah ada jalannya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat kopi dan aktivis imajinasi

Editor

Not that millennial in digital era.