Kemapanan Hubungan Tak Selalu Terlihat Dari Rencana Pernikahan, Prioritas Ini Bisa Kamu Dulukan

“Kalian kapan nyusul nikah?”

“Pacarannya udah lama, masa nggak pengen nikah juga?”

“Kalau serius, kapan dong nikahnya?”

Advertisement

Hidup ini memang tanda tanya, tapi kamu lama-lama juga gerah kalau terus ditanya “kapan nikah?”. Topik pernikahan untuk seumuran kamu, apalagi yang sudah punya pasangan seperti tak pernah habis. Rasanya kamu dan dia pihak yang salah karena tak menyegarakan sesuatu yang dianggap sakral. Sampai-sampai keseriusan kalian menjalani hubungan ikut dipertanyakan.

Padahal, kalau dipikir kembali, keseriusan hubungan tak hanya diukur dari rencana nikah yang juga tak semudah membalik telapak tangan. Menikah itu kebutuhan yang tak bisa dipaksakan, kalian perlu menyiapkannya matang-matang agar semua merasa nyaman. Kalaupun tak bisa disegerakan, keseriusan hubungan kalian masih bisa dilihat dari beberapa hal yang diprioritaskan. Disimak biar sama-sama tenang, dan memburu-buru untuk nikah sekarang!

1. Kabar masing-masing itu seperti makanan yang jadi kebutuhan hidup. Nggak perlu sering, paling enggak sehari sekali pun cukup

telepon sehari sekali demi berbagi kabar

telepon sehari sekali demi berbagi kabar via www.clark.com

Bukan cuma kesibukan dan sulitnya pertemuan yang jadi alasan kalian memberi kabar. Persoalan memberi kabar buat kamu atau dia penting, karena dari sana komunikasi bisa tetap terjaga, dan tahu apapun yang tak terjamah oleh pertemuan. Ibarat kebutuhan kabar itu seperti makanan yang harus dipenuhi setiap harinya. Bedanya kabar nggak perlu sering layaknya makan, tapi cukup sekali sehari.

Advertisement

“Hari ini, di kantor ada kabar apa An?”

“Masih ramai sama yang kemarin aku ceritain itu. Hmmmm,”

“Ya udah, yang penting kamu tetap kerja yang giat ya. Ingat sama modal nikah kita. Hehehe. Eh, tapi aku punya kabar baik lho, besok sama lusa aku tugas ke Jogja, kamu mau dibawain oleh-oleh apa?”

“Wah, seru…. oleh-olehnya kamu aja deh, kangen nih!”

Uwuwuwuw ~~~

2. Mengerti dia saat sedang diam seribu bahasa. Tak membalasnya dengan komplain atau sama-sama diam, tapi kamu mengajaknya bicara pelan-pelan

Diamnya dia

Diamnya dia sesekali perlu dipahami via andrialindquistblog.com

Diamnya cewek itu serba salah, didiamkan kesal, diprotes malah bisa tambah kesal. Saat seperti ini lah pengertianmu memang diuji, kamu tak harus membalas diamnya dengan kebingungan atau kekesalan yang sama. Justru kamulah yang wajib melunakkan diri dengan memulai pembicaraan baik-baik dan pelan-pelan. Usahamu ini juga kadang nggak selalu membuahkan hasil dengan cepat, sebab dia mungkin saja butuh waktu untuk menceritakan. Tapi beruntunglah kamu, kalau dia segera mengatakan alasan dari diam seribu bahasanya ini.

Advertisement

“Sayang, aku bingung lihat kamu diam begini. Emang belum bisa ya cerita ke aku? Siapa tahu aku bisa bantu, hmmm bantu nenangin kamu misalnya.”

“Besok subuh aja telepon aku lagi. Aku pengen istirahat.”

“Tidur yang nyenyak ya, semoga tidur bisa menenangkan pikiran kamu.”

Mau seburuk apapun hari dan moodnya, perlakuanmu ini udah pasti buat hatinya sedikit melumer. Bikin dia semakin yakin, kedewasaanya ini bisa mengayomi kamu kelak.

3. Saling memberi semangat untuk bekerja dan membangun karir lebih giat, sebab masa depan sudah pasti perlu modal yang cukup kuat

Memberi semangat

Memberi semangat via id.pinterest.com

Bukan cuma hubungan kalian aja yang sukses, tapi karir kamu dan dia pun harus berjalan beriringan. Makanya sebagai pasangan kalian tak pernah lupa untuk saling memberi dukungan. Menyemangati juga bukan sekadar ucapan, kalian seringnya bergantian untuk saling bantu.

Kalian sama-sama sadar, kalau kerja keras yang dilakoni ini juga demi kepentingan bersama, mengumpulkan modal masa depan yang tak sedikit.

4. Menjaga kepercayaan, agar kalian tak ragu untuk terus melangkah maju ke depan

saling menjaga kepercayaan

saling menjaga kepercayaan via dylandsara.com

Kecurigaan itu dekat dengan keraguan, makanya kamu dan dia selalu berusaha menghilangkan pikiran itu. Toh setiap harinya, kalian selalu tahu kabar atau apapun yang dilakukan pasangan. Dia di tempatnya sana sama seperti kamu yang sedang sama-sama sibuk dengan pekerjaan atau kegiatan masing-masing. Dan dengan segala tanggung jawab yang dia punya sekarang, sudah pasti kepercayaanmu jadi bagian yang juga harus dijaga olehnya. Sebaliknya, menurutnya kamu pun demikian. Menyikapi hari-hari yang dilewati tanpa pertemuan dengan kepercayaan.

5. Sebesar apapun pertengkaran yang ada, kalian berusaha menghadapinya. Meski sulit tapi toh semua pasti ada jalan keluarnya

berbicara baik-baik untuk menyelesaikan masalah

berbicara baik-baik untuk menyelesaikan masalah via blog.pof.com

Mau sebaik apapun usaha kalian menjaga komunikasi, kadang kesalahpahaman dan pertengakaran tak bisa dihindari. Tapi mau sealot apapun adu argumen di antara kalian, pada akhirnya kamu atau dia tetap sama-sama berusaha mencari jalan keluar. Meski kadang kalian membutuhkan waktu sendiri terlebih dahulu untuk saling menenangkan. Atau kadang salah satu di antara kalian ada yang berinisiatif mengalah terlebih dahulu.

Lagipula masalah ini ada untuk dihadapi dan diambil hikmahnya. Dari sana kalian bisa lebih mengenal karakter satu sama lainnya, serta paham makna tanggung jawab yang lain yang tak hanya soal kepercayaan.

6. Sudah sampai sejauh ini, tak mungkin kalian tak memikirkan pernikahan. Hanya saja kamu tak ingin buru-buru sampai lupa mempersiapkannya matang-matang

kepikiran lah, makanya kita lagi siapin matang-matang

kepikiran lah, makanya kita lagi siapin matang-matang via dylandsara.com

“Kalian nunggu apa lagi sih? Kok sampai sekarang belum ada keputusan untuk menikah.”

Kadang kamu merasa geli dengan pertanyaan seperti itu. Kenapa orang yang sudah menikah bisa melontarkan pertanyaan itu. Memangnya dulu mereka tak memikirkannya matang-matang saat mengambil keputusan untuk menikah? Kan menikah tak semudah membalik telapak tangan. Orang ngurus surat nikah di KUA aja butuh biaya dan proses yang cukup berbelit-belit.

Jadi apalagi yang ditunggu, kalau bukan persiapan yang benar-benar matang. Sebab kamu atau dia tak ingin keputusan ini kelak merepotkan orang tua atau keluarga. Lagipula, tujuan awal hubungan kalian ini memang jelas arahnya untuk ke jenjang pernikahan.

Keseriusan itu sederhana, hanya kadang orang lain membuatnya terlihat sulit dan merepotkan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Tukang catat yang sering dilanda rindu dan ragu

CLOSE