Kepada Kamu — yang Kuharap Kelak Jadi Ayah Dari Anak-anakku

Artikel Hipwee ini dipersembahkan oleh Bukalapak . Situs jual beli online terpercaya yang memberimu kemudahan dalam berbelanja.

Kita sudah melewati batu pijakan panjang dalam urusan perasaan. Kamu datang padaku tanpa pretensi, hanya berbekal niat baik dan keinginan sederhana melanjutkan hidup tanpa banyak drama basa-basi. Aku pun menerimamu dengan mudah saja, sebab tak lagi kubutuhkan janji-janji yang membutakan mata.

Kamu bukan pria yang memenuhi seluruh check list yang pernah dengan pongah kubuat sebagai gadis muda. Kecuekanmu sering membuatku kesal, kebiasaanmu menjawab pertanyaan dengan pendek tak ayal menciptakan geram. Tapi di matamu kutemukan masa depan — kamu satu-satunya orang yang membuatku yakin bisa dijadikan panutan.

Bukan untukku saja, tapi juga untuk anak-anak kita, yang kelak akan memanggilmu Ayah pada saatnya.

Menjalani semua denganmu seperti melakoni slow dance mesra. Tidak banyak upaya, tapi semua berjalan saja

Menjalani semua denganmu seperti slow dance mesra yang meninggalkan jejak remang yang lama

Menjalani semua denganmu seperti slow dance mesra yang meninggalkan jejak remang yang lama via www.pinterest.com

Bersamamu, masa depan sudah terasa berbeda teksturnya. Kita tidak lagi sering bertengkar, tidak pula harus 24 jam non stop bertukar kabar. Sebab kini kita sadari ada yang lebih penting untuk diperjuangkan.

Pekerjaanmu yang melibatkan banyak perjalanan membuatmu tak sering bisa menemaniku melakoni aktivitas sehari-hari. Jika memang sedang sibuk sekali aku menolak ajakanmu yang ingin bertemu, meski sudah berkali-kali kau bilang rindu. Bukan karena tak mau, tapi ikatan ini tidak lagi dilekatkan oleh hal-hal seremeh itu.

Beberapa kali seminggu, jika sedang ada waktu, kita akan bertemu. Keluar bersama, makan enak sebagai reward atas kerja keras berdua, kemudian bicara apa tentang apa saja. Saat-saat seperti itu ingin rasanya kita bisa pulang ke rumah yang sama setelahnya. Sebab hidup lebih nyaman dijalani bersama.

Berjalan bersamamu seperti sedang menjalani slow waltz mesra. Tubuh kita bergerak dalam sinergi yang sama, tanpa terburu-buru tangan ini bisa diletakkan di lekuk yang meninggalkan jejak remang lama. Kita bahagia, tanpa banyak usaha.

Kupastikan kamu akan jadi Ayah yang baik. Kebesaran hati dan kegigihan melingkupimu erat seperti genggam jari yang lentik

Kupastikan kamu akan jadi Ayah yang baik

Kupastikan kamu akan jadi Ayah yang baik via www.kevintrimmer.com

Kalau saja Tuhan menambah jatah waktu sehari jadi lebih dari 24 jam, maka kamu akan jadi orang yang paling berbahagia. Di sampingmu sekian lama, aku mengenalmu sebagai pria yang tak mengenal kata diam dalam kamusnya. Buatmu, berdiam diri tak akan membawa keuntungan. Selalu ada cara untuk menjemput rejeki yang Tuhan janjikan.

Sepulang dari 30 harimu di rig, 10 hari di darat tidak kamu sia-siakan untuk bermalas-malasan. Ada saja yang kamu kerjakan, mulai dari membereskan rumah kontrakan sampai mencoba menjajal keuntungan lewat berjualan.

“Sayang, aku iseng-iseng coba jualan di Bukalapak nih. Siapa tahu ampli gitar lamaku bisa dibeli orang ‘kan? Lumayan..bisa buat tambah tabungan.”

Kegigihanmu memang tidak ada duanya. Matamu pun tajam melihat peluang dalam berbagai spektrum yang ada. Sesekali orang bisa melihatmu sebagai orang yang ngotot berusaha, tapi dengan lugas kau jelaskan apa hasil yang kau harap jadi nyata.

“Aku ini laki-laki. Kalau usaha lebih keras sedikit saja malas dijalani, mau dibawa ke mana keluargaku nanti? Lagipula ada peluang usaha segampang di Bukalapak ini kok ya tidak dimanfaatkan sih? Rugi!”

Jika sudah begini, bukankah syukur yang harusnya kupanjatkan tak henti-henti? Kamu lelaki yang rela pasang badan demi memastikan segala kebutuhan terpenuhi. Hatimu pun cukup besar menerima masukan yang tak selalu sejalan dari orang-orang di sisi. Di sampingmu, aku yakin anak-anak kita akan punya sosok Ayah yang bisa diteladani.

Kita akan saling memanjat dan menemukan. Menciptakan generasi selanjutnya yang tak dimanjakan dengan berbagai kemudahan

Akan kita ciptakan generasi selanjutnya yang tidak dimanjakan oleh berbagai kemewahan yang ada

Akan kita ciptakan generasi selanjutnya yang tidak dimanjakan oleh berbagai kemewahan yang ada via 13mugs.tumblr.com

Selepas hari dimana nama belakangmu sah disematkan, waktu bercumbu tak lagi menyisakan dosa berkepanjangan — akhir hari akan jadi makin menyenangkan.

Kamu bebas memanjat dada dan bahuku selepas hari yang panjang. Dalam liat ototmu kutemukan pendar pelepasan. Kita bercinta atas nama kesenangan, juga demi menciptakan generasi selanjutnya yang menggemaskan.

Anak-anak kita tak akan tumbuh jadi snobbish kids yang berleha-leha di balik kerja keras Ayah-Ibunya. Sedari kecil akan kita ajarkan berdua bahwa seluruh pencapaian membutuhkan usaha. Tidak ada yang pantas dibanggakan jika mereka belum bisa menghasilkan sendiri apa yang mereka punya.

Kubayangkan setiap liburan tiba, akan kamu ciptakan permainan yang membuat mereka tumbuh selangkah lebih dekat jadi dewasa. Permainan sederhana yang menguji daya juang mereka sebagai manusia.

“Ayo sini. Ayah kasih kalian 700 ribu buat modal. Terserah mau diapakan. Yang jelas, kalau rugi kalian harus balikin kerugiannya. Kalau untung, uangnya bisa buat jalan-jalan atau beli apapun yang kalian mau.”

Mata bening anak-anak kita tampak antusias, tapi juga dipenuhi keraguan,

“Gimana bisa Yah? Adek sama Kakak gak tau cara jualan…”

Dengan ringan, senyummu mengembang. Kau acak rambut mereka penuh sayang. “Ayah juga gak pintar jualan. Tapi Ayah bisa memanfaatkan kesempatan Kak, Adek. Makanya Ayah iseng-iseng jualan di Bukalapak . Kalian juga bisa kalau mau. Yuk, Ayah ajari?”

Siang itu dua putra kita tak mau lepas dari pangkuanmu. Mulut mereka menganga mendengar penjelasanmu. Putra pertama kita akhirnya untung 50 ribu dari berjualan Tamiya. Adiknya malah rugi 100 ribu karena Gundam andalannya tidak terjual semudah yang dikira. Tapi sejak hari itu, mereka bertransformasi jadi orang yang berbeda. Rengekan meminta ini-itu tak datang sesering biasanya. Kamu, Ayahnya, sukses mengajarkan arti berusaha.

Mengandungmu dalam versi mini dengan ikhlas kujalani. Melahirkan nyawa baru yang mirip denganmu tak akan pernah kusesali

Melahirkan nyawa baru yang mirip denganmu tak akan pernah kusesali

Melahirkan nyawa baru yang mirip denganmu tak akan pernah kusesali via www.pinterest.com

Orang bilang jangan pernah menjalin hubungan dengan laki-laki yang tak bisa kau bayangkan jadi Ayah dari anak-anakmu. Jangan pernah pula mempertahankan ikatan dengannya yang tak ingin kau jadikan teladan buah hatimu. Kamu, adalah antitesis dari semua itu.

Tak keberatan rasanya jika perutku harus membesar, pinggangku kian melebar, aku kian rakus dan mudah lapar — demi putra kita yang meringkuk nyaman. Lecetnya payudara sampai begadang hingga malam pun akan dengan mudah kujalankan, asal putra kita bisa tumbuh besar dalam takaran yang paling benar.

Menjadi Ibu dari anak-anakmu terasa wajar, jauh dari kata mengerikan. Mendampingi tumbuhnya makhluk kecil yang perilakunya tak jauh darimu rasa-rasanya bisa kujalani di masa depan. Akan kusediakan badan dan hatiku, demi mendamping makhluk baru yang kita ciptakan bersama.

Sampai saat itu tiba, semoga kau tak letih mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Kuharap kau tumbuh jadi calon Ayah paling baik bagi anak-anak kita

Sampai saat itu tiba semoga kau tak keberatan mempersiapkan diri sebaik-baiknya

Sampai saat itu tiba semoga kau tak keberatan mempersiapkan diri sebaik-baiknya via www.pinterest.com

Tidak mudah jadi orang nomor satu di keluarga. Otakmu akan dipenuhi strategi mengatur kendali, belum lagi tagihan di akhir bulan yang menanti. Permasalahan akan makin berwarna saat salah satu putra kita bertengkar dengan kawannya. Bagaimana kau harus menjelaskan bahwa kekerasan tidak layak jadi jalan pintas yang diambil seorang pria.

Akan tiba masanya, kau pulang dengan disambut gelayut manja putra-putra kita. Akan tiba masanya, kau jadi panutan nomor satu yang tak boleh berbuat sakah . Akan tiba masanya, kau yang menentukan arah ke mana keluarga kita akan berujung pada akhirnya.

Status sebagai Ayah dari anak-anak kita bukan permainan DoTA. Kau pasti cukup dewasa untuk mempersiapkan diri sebaik yang dibisa.

Sampai saat itu tiba, semoga kau tak letih berusaha. Bekerja sekeras mungkin, mengembangkan diri dengan proyek-proyek sampingan di Bukalapak , sampai mendekatkan diri pada Sang Maha Punya.

Sampai saat itu tiba, dukunganku tak akan pernah hilang dari balik kepala. Kamu tidak pernah memantaskan diri sendirian saja.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis