Memasuki Fase 6 Bulanan, 7 Masalah Ini Akan Jadi Bumbu Sekaligus Penguji Hubungan Kalian

Nggak terasa hubungan kalian akan memasuki bulan ke-6. Semua berjalan lancar tanpa hambatan, walau sesekali satu di antara kalian ada yang ngambek dan marah, tapi akhirnya sembuh dan nggak jadi masalah serius. sambil mengenang hal-hal yang sudah kalian kerjakan bersama, ada baiknya kalian juga memikirkan hal lain. Hubungannya dengan masa depan, baiknya kalian persiapkan hal-hal positif yang bisa dikerjakan bareng-bareng.

Advertisement

Mungkin saat menginjak fase 6 bulanan kalian masih tenang dan nyaman. Namun ada baiknya kalian memikirkan resiko yang akan kalian hadapi setelah 6 bulan ini. Tenang dan resapi dengan sungguh-sungguh, Hipwee Hubungan kali ini akan berbagi pengalaman perihal 7 masalah yang mungkin akan kalian hadapi setelah fase 6 bulanan. Yuk simak bareng!

1. Masalah komunikasi seperti salah tanggap akan sering terjadi, sekalipun ini bisa jadi bukti kalau kalian sudah cukup nyaman sekali

Chatting online beresiko pasanganmu salang tanggap, miss persepsi dan bahkan bisa jadi masalah serius… via pixabay.com

Karena sudah merasa nyaman satu sama lainnya, kamu dan dia sudah mulai berbicara secara blak-blakan. Sementara keterbukaan kalian ini, adakalanya tak tersampaikan dengan baik, adakalanya juga saling berseberangan. Ujung-unjungnya kalian marahan, padahal hal mendasar dari masalah ini bisa saja cara bicara kalian yang kadang kurang lembut terhadap pasangan.

2. Kecemburuan pasangan dengan teman-temanmu, saat kamu berusaha untuk menghindari ejekan, “dunia seperti milik berdua saja….”

Kalian harus pintar bagi waktu bersama pasangan dan teman serta keluarga… via pexels.com

Bukan jenuh, biasanya di fase 6 bulanan ini kamu atau dia sudah kembali sadar dengan kehadiran teman yang beberapa waktu lalu terabaikan. Kamu mulai tak enak jika tak mengiyakan ajakan teman untuk sekadar ngopi bareng. Kadang juga kamu terpaksa memundurkan acara dengan pasangan, karena mendadak harus membantu teman. Sampai akhirnya, pasanganmu lama-lama merasa terganggu bahkan cemburu. Kalau sudah begitu, baiknya kamu belajar membagi waktu sebaik mungkin, supaya hubungan kalian tetap aman terkendali.

Advertisement

3. Saat pasangan mulai paham hobi dan kesenanganmu, namun sayangnya dia nggak suka itu. Mau nggak mau kamu harus bisa membagi waktu

Kalo pasanganmu kecanduan ngegame, temenin dia ngegame. Sampai risih… via www.pexels.com

Mirip kasusnya dengan teman tadi, namanya pasangan kadang nggak rela jauh-jauh sementara kamu butuh ketenangan menjalankan hobimu seperti bermain game. Mengingat seringnya kamu lupa segala hal saat sudah asyik di depan layar televisi, harusnya memang dirimu pun bisa membagi waktu antara pasangan dengan hobimu. Kalaupun pasangan marah dan bilang tak suka, tanggapi dengan tenang supaya tak ada kesalahpahaman lain.

4. Ada masanya, kamu atau pasanganmu mulai bosan menjalani hubungan. Satu sama lain harus saling menguatkan dan mencari jalan keluar

Saling mengingatkan ya kalau satu di antara kalian mulai bosan… via pixabay.com

Nanti akan ada masanya satu di antara kalian merasa bosan. Percayalah, bosan itu hanya sesaat paling cuma sebulan, kamu jangan sampai mengakhiri hubungan, kalian akan menyesal nantinya. Begitu juga sebaliknya, kalian harus mengingatkan pasangan kalau dia bosan, kalau kebosanan itu proses sampai sejauh mana rasa nyaman ada. Karena memang rasa nyaman sendiri yang selalu punya jalan untuk membunuh bosan.

5. Jenuh, dan ada salah satu yang tak terbuka bisa saja membuat resiko datangnya orang ketiga jadi lebih besar

Ingatkan dia bahwa orang ketiga nggak lebih baik dari kamu, lalu ubah sikapmu jadi lebih baik lagi. via pixabay.com

Selain rasa bosan, kehadiran orang ketiga pun akan mewarnai hubungan kalian. Untuk kasus yang satu ini jawabannya ada di tangan kalian, jika kamu rela cintamu pernah terbagi, ya saat pasanganmu selingkuh kamu harus ingatkan dan jangan mengakhiri hubungan. Tak ada salahnya mencoba membimbing dia untuk jadi pribadi dan pasangan yang lebih baik lagi. Dan di satu sisi, kamu pun harus introspeksi diri, kenapa dia sampai tega main hati?

Advertisement

6. Susahnya memantaskan diri untuk melanjutkan hubungan yang lebih serius

Mulai dari sekarang mending kamu pikirin rencana ke depannya via www.pexels.com

Mau dibawa kemana hubungan ini?

Setidaknya pertanyaan itu sudah mulai berkunjung suka-suka di pikiranmu. Membuat kalian belajar menentukan sikap, kalau memang ingin serius hingga jenjang pernikahan kamu atau dia perlu saling memantaskan. Mengingat menikah bukan hal gampang, banyak pertimbangan, tak hanya modal karir dan finansial yang mapan, tapi juga kesiapanmu untuk jadi orangtua dan tinggal bersama selamanya. Yakin kamu dan dia sudah siap dengan itu semua?!

7. Mengharap restu orangtua yang susahnya bikin minder. Pastikan kalian sudah jalani hubungan yang sehat supaya orangtua mudah merestui

Jalani hubungan yang sehat dan produktif via www.pexels.com

Jika pekerjaan dan gaji sudah mencukupimu untuk menikah tinggal satu langkah lagi, yaitu mendapat restu orang tua dan calon mertua. Mereka mungkin nggak mergaukan kemapananmu, tapi apakah kalian sosok yang baik untuk pasangan? Tentu orang tua pasangan akan menilaimu. Untuk menjawab maslah ini lebih baik kamu mulai dari sekarang tunjukan hubungan yang sehat dan positif sehingga calon mertua tinggal nunggu kamu mapan.

Mungkin kalian yang sudah jadi senior karena pernah menjalani beberapa hubungan sebelumnya paham betul tentang hal ini. Yang penting komitmen kalian bersama pasangan cepetan dibangun dengan kokoh, agar setiap resiko di ats bisa dihindari bersama. Dalam prakteknya nanti hal-hal di atas sungguh susah dihindari, semoga kalian selalu percaya satu sama lain, yakinlah semua niat baik dan hubungan yang baik diisi dan dilakukan oleh orang yang baik. Yakin bahwa pasanganmu itu baik, dan jangan menyerah untuk mengubah keburukan jadi kebaikan bersama. Semangat deh kalian yang baru menjalani hubungan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Kertas...

CLOSE