Mungkin Sekarang di Pelukan Orang Lainlah Tempatmu Berada. Namun Yakinlah, Kita Akan Bersua Pada Waktunya

Hai, belahan jiwaku, sedang apa dirimu?

Masihkah kau bergelayut manja di pelukan manusia lainnya?

Ah, rasa-rasanya dada ini seperti kehabisan udara ketika memikirkan bayangan dirimu yang sedang berbagi pelukan dengan orang lain. Memang aku belum mengenalmu – mengetahui seperti apa parasmu saja tidak – namun rasa-rasanya aku semakin mendekatimu. Sebut saja aku sudah hilang akal atau mengada-ada.

Namun, tahukah kau bahwa harapanku di penghujung hari selalu saja sama? Ya, semoga kita segera bersisian. Supaya lekas ada sosok yang bisa diajak berbagi karena aku sudah terlalu jengah dengan sepi.

Kalau harus jujur, timbunan kesabaran yang kumiliki sudah hampir habis. Aku benar-benar ingin segera dipertemukan dengan sosokmu

aku tak sabar ingin segera dipertemukan denganmu

aku tak sabar ingin segera dipertemukan denganmu via www.houseloftrome.com

Ah, entah apa yang baru saja merasukiku pagi ini sehingga aku sibuk berandai-andai dan mendadak melankolis. Bukan, bukan karena sebagian dari kawanku sudah naik ke pelaminan. Bukan pula karena kegigihan ibu untuk memborbardirku dengan pertanyaan kapan menikah yang tak kunjung ada jawabnya. Namun, di tengah perenunganku sebelum mengawali hari, ada sedikit tanya yang terselip rapi, kepada Tuhan lebih tepatnya, pertanyaan tentang siapa dan kapan aku akan dipertemukan dengan sosokmu yang memang sanggup menggenapkan.

Kalau saja secara tak sengaja kau sedang membaca suratku ini – dan karena kita belum saling mengenal – akan kuberikan gambaran keadaan di lipatan hatiku. Jujur saja, timbunan sabar yang kumiliki semakin menipis bahkan mungkin hampir habis. Sebaliknya, tumpukan asa kian meninggi hingga hampir mencapai langit-langit, untung saja hatiku masih memiliki tempat lapang untuk menampungnya.

Aku juga tak pernah alpa melontarkan puluhan tanya dalam hati, tentu saja pertanyaan terkait dengan dirimu. Seperti apa parasmu? Seperti apa tingkah lakumu? Apakah nantinya kau bisa memahami serta mau menerimaku beserta dengan segala tabiat ajaibku?

Namun, satu yang membuatku tetap berlega hati. Aku percaya, kau adalah manusia terbaik yang sudah Tuhan pilih untuk disandingkan denganku.

Kita memang belum jua bertatap muka pun bertukar cerita, untuk itulah aku sering bertanya-tanya. Apakah saat ini kau juga masih menjadi milik orang lain?

tak apa toh cepat atau lambat kau juga akan bersanding bersamaku

tak apa toh cepat atau lambat kau juga akan bersanding bersamaku via becuo.com

Hingga sekarang aku tak tahu menahu tentang sosokmu. Aku tak tahu apakah belahan jiwa yang nantinya akan menjadi tokoh utama dalam ceritaku bersembunyi dalam sosok sahabat, teman sekelas, temannya teman, atau bahkan orang asing yang akan kutemui di jalan. Sungguh, aku masih buta akan kehadiranmu, hatiku ini masih tumpul dan belum mampu mendeteksi keberadaan sosokmu.

Ada berbagai kemungkinan yang juga ditawarkan dunia. Mungkin saat ini sosokmu sama sepertiku, sedang berkubang dengan kesendirian. Dan mungkin juga kau di sana sedang sibuk-sibuknya berjuang. Berjibaku dengan tumpukan buku demi menambah ilmu, atau mungkin malah sedang bersahabat dengan jam kerja yang tak ada habisnya demi naik jabatan dan sukses di masa depan.

Dan ada pula kemungkinan yang terakhir, walaupun enggan memikirkannya tapi toh tetap saja opsi ini mampir di kepala. Ya, mungkin juga sosokmu yang sekarang tengah menjalin hubungan dengan manusia lainnya. Ah, sudah seriuskah hubungan kalian atau baru sekedar perkenalan yang diisi dengan basa-basi ala remaja kasmaran?

Tak apa, nikmati saja cerita cintamu saat ini. Tak ada maksud untuk berjumawa, namun toh cepat atau lambat kau akan menjadi milikku juga.

Mungkin sekarang kau belum mencecap bahagia seutuhnya. Namun bersabarlah, semua itu akan kau rasa saat aku dan kamu telah menjadi kita

hanya akan ada rasa bahagia ketika kau bersamaku

hanya akan ada rasa bahagia ketika kau bersamaku via www.pinterest.com

Ah, entahlah kenapa diam-diam hatiku bersorak gembira ketika memikirkannya. Memang, aku belum berjumpa denganmu, namun aku paham betul bahwa kamu tentu tak bisa bahagia seutuhnya ketika belum bersama dengan seseorang yang memang ditujukan untukmu. Jika saat ini dirimu sedang menjalin hubungan dengan orang lain, aku tahu kau pasti sedang jatuh bangun di dalam hubungan. Seperih apapun rasa yang kau hela saat ini, percayalah segalanya akan habis masa berlakunya ketika kau sudah berjumpa denganku.

Esok, saat kita sudah mulai menjalin hubungan, akan kujaga hatimu supaya tak koyak sehingga bentuknya tetap utuh. Walaupun nantinya kita akan menemui permasalahan dalam hubungan (dan itu pasti), yakinlah bahwa aku tak akan meremukkan hatimu. Saling marah dan lempar kata benci yang akan kita lakoni sifatnya hanya sementara. Tak akan kubiarkan rasa gusar lama-lama singgah bahkan mengendap di dadamu. Di akhir hari juga akan selalu ada kecup dan dekap yang kutawarkan untukmu.

Kau dan aku akan segera jadi sejiwa. Sekarang, kita hanya bisa bersabar dan menunggu saat pertemuan kita tiba

yakinlah saat itu akan segera tiba

yakinlah saat itu akan segera tiba via www.pinterest.com

Cepat atau lambat, aku yakin akan segera berjumpa denganmu. Entah di persimpangan jalan, di kampus, kelas, maupun toko buku langganan. Aku juga tak sabar ingin segera mengetahui bagaimana cara pertemuan dan perkenalan kita nantinya. Tidak, aku tidak mengharapkan alur khas film pendek layar kaca. Hanya saja aku tetap meyakini pertemuan kita akan indah dengan cara yang sederhana. Sungguh, aku menaruh percaya pada kesabaran kita dalam penantian ini. Suatu saat jika waktunya tiba, segalanya pasti akan tergenapkan.

Ah, tahukah kau bahwa saat ini aku sedang meremang? Tenggelam dalam dunia imajinasi yang sibuk kuciptakan sendiri. Menebak-nebak bagaimana cara kita berjumpa nanti. Ah sebelum aku tenggelam terlalu dalam, aku memang harus rajin-rajin mengingatkan diri untuk harus bersabar.

Masa depan tentu sudah ada di genggaman, kau dan aku hanyalah harus mengikuti alur cerita yang sudah dituliskan

masa depan sudah ada di genggaman, kita hanya harus menanti dengan penuh kesabaran

masa depan sudah ada di genggaman, kita hanya harus menanti dengan penuh kesabaran via photography.2eyepickle.com

Percayalah, masa depan kita sudah jelas terpetakan. Kita hanya harus mengikuti alur yang telah dituliskan. Aku percaya, pertemuan maupun akhir dari cerita yang akan kita lakoni akan indah pada waktunya. Saat ini kita hanyalah harus menabung rasa sabar supaya sanggup menghadapi segalanya, termasuk penantian panjang yang saat ini sedang kita bagi berdua. Semoga aku dan kamu bisa menjadi tokoh cerita yang baik bagi Sang Sutradara Semesta, tak membuat plot sendiri karena lelah menanti.

Di manapun kau berada, semoga kita segera bersua.

Dariku,

calon belahan jiwamu – yang sudah tidak sabar ingin segera berjumpa

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pecinta anjing, penikmat kumpulan novel fantasi, dan penggemar berat oreo vanilla.