Rasanya Besar di Keluarga yang Jauh dari Sempurna. Tapi dari Sana Kamu Belajar Cinta yang Sebenarnya

Rasanya hidup di keluarga yang jauh dari sempurna

Segala sesuatu memang tak ada yang sempurna. Bahkan manusia, yang katanya makhluk paling sempurna pun memiliki kekurangan. Termasuk dalam hal keluarga. Namun ketika kamu melihat ke luar dan sosial media, banyak keluarga yang mendekati kata sempurna. Punya grup Whatsapp khusus keluarga, selalu pakai baju samaan ketika jalan bersama, sampai saling meminjam barang sudah menjadi hal biasa untuk mereka.

Advertisement

Kalau dibandingkan dengan keluargamu, jelas pemandangannya akan berbeda. Bagaikan langit dan bumi rasanya. Kalau yang lain selalu betah dan ingin berlama-lama dengan keluarga, kamu justru sebaliknya. Ada kalanya kamu jengah dan ingin jauh-jauh dari mereka. Orang lain mungkin akan menganggapmu sebagai anak durhaka, tapi melalui tulisan ini mungkin kamu akan terwakili semua isi hatimu. Karena rasanya hidup di keluarga yang jauh dari sempurna itu memang nggak mudah. Hal-hal ini contohnya!

1. Pertengkaran menjadi hal yang biasa di keluargamu. Buatmu berpikir rasanya ada yang salah dengan ibu, ayah, kakak, adikmu atau bahkan dirimu

Bisa nggak sih Pak, Bu, Kak, Dek, kalau sehari aja kita nggak bertengkar? via logancoleblog.com

Mau liburan, bertengkar. Mau makan malam, bertengkar. Sampai kalian mau tidur pun bertengkar dulu. Bahkan pertengkaran ini tak hanya terjadi saat kalian ada di rumah. Saat kalian lagi pergi keluar pun, pertengkaran kadang tak bisa ditahan. Hal-hal seperti inilah yang akhirnya buatmu berpikir bahwa ada sesuatu yang tidak beres dari anggota keluargamu. Mungkin ibumu yang terlalu memaksakan kehendaknya, ayahmu yang terlalu selow, kakak adikmu yang selalu bersikap bodo amat, atau justru kamu yang tak perhatian dengan keluarga sendiri. Sampai di satu titik, kamu merasa tak ingin lagi ikut acara-acara di keluarga ini. Sebab sudah malas menghadapi tatapan sinis dari orang lain yang melihat pertengkaran kalian.

2. Tekanan hidup selalu mengiringi jalan keluarga ini. Bahkan keluargamu hampir menyerah beberapa kali

Hidup irit demi berhemat via logancoleblog.com

Tak hanya sering bertengkar, keluarga kalian juga sering sekali menjalani hidup yang penuh tekanan. Entah harus hidup super irit karena masalah keuangan, satu per satu keluarga yang sakit-sakitan sampai menghadapi tekanan hidup yang lainnya. Saking banyaknya tekanan yang kalian hadapi, keluargamu pernah hampir mau menyerah beberapa kali. Keadaan inilah yang buatmu semakin iri dengan keluarga yang lainnya. Sampai di seperempat malam kamu menyelipkan doa dan meminta tekanan hidup ini disudahi saja.

Advertisement

3. Jangankan punya seragam keluarga, kadang diajak foto bersama pun susahnya luar biasa. Padahal kalau keluarga lain malah sebaliknya

Rasanya lebih susah mengajak kami foto bersama daripada milih calon presiden via logancoleblog.com

Salah satu parameter kekompakan keluarga itu katanya dilihat dari adanya seragam keluarga. Namun kata kompak rasanya tak pernah berpihak pada keluargamu. Sebab jangankan punya seragam khusus keluarga, untuk foto bersama aja rasanya susah luar biasa. Kalau pun dipaksa untu berfoto hasilnya pasti mengecewakan. Padahal kalau keluarga lainnya justru sebaliknya. Mereka pasti memiliki banyak foto-foto keluarga yang menunjukkan betapa akrabnya para anggota keluarga.

4. Ayah, ibu, kakak serta adikmu juga tak seperti anggota keluarga pada umumnya. Mereka cuek dan jarang mengucapkan kata-kata sayang secara langsung

Bagi kami mengungkapkan rasa sayang secara langsung itu tabu via logancoleblog.com

Di keluargamu, mengungkapkan sayang itu rasanya merupakan hal tabu. Rasanya ada tembok besar yang harus didaki ketika ingin sekedar mengucapkan “Terima kasih ya Pak, Bu.” Untuk merayakan momen pertambahan usia pun jauh dari kata meriah seperti yang dilakukan kebanyakan keluarga. Paling kalian hanya pergi keluar untuk makan malam. Itu pun dengan ibumu yang sibuk foto-foto, ayahmu yang cuek makan, kakak adik serta dirimu yang lebih sibuk tenggelam di sosial media.

Kalaupun ingin mengungkapkan sayang, ya dilakukan langsung. Seperti menggantikan tugas ibu ketika beliau sakit, mengajari ayah yang selalu bertapa bagaimana caranya main sosial media, atau beli makan siang sekalian dua untuk adik atau kakakmu.

Advertisement

5. Ada kalanya kamu berandai, bagaimana rasanya dilahirkan di keluarga yang lebih harmonis dan bahagia?!

Andai aku dilahirkan di keluarga yang berbeda… via logancoleblog.com

Hidup di keluarga yang selalu bertengkar, cuek dan tidak kompak memang buatmu hampir selalu iri dengan keluarga yang lain. Kamu bahkan sampai berandai-andai bagaimana seandainya kamu dilakhirkan di keluarga lain yang lebih harmonis dan bahagia. Di benakmu pasti tak akan ada rasa iri, cemburu, atau bahkan kesal dan keluarga yang tak sempurna ini. Selain itu kamu juga pasti akan punya foto keluarga yang jumlahnya tak terhitung lagi. Tak seperti di keluarga saat ini.

6. Namun pada akhirnya kamu sadar, bahwa keluargamu ini tak ada duanya. Mereka lah yang membuatmu belajar banyak soal cinta yang sebenarnya

Ternyata nggak ada yang bisa menggantikan kalian 🙂 via giphy.com

Sadar memang selalu hadir belakangan. Setelah rasa kesal dan keinginan untuk ganti keluarga, kamu akhirnya dituntun semesta untuk melihat jauh lebih dalam. Ternyata lewat pertengkaran yang ada, tekanan hidup yang dulu pernah kalian alami, serta anggota keluarga yang cuek dan tak kompak sama sekali kamu bisa belajar banyak soal cinta. Dari ibu yang suka memaksakan kehendak kamu sadar bahwa beliau hanya ingin yang terbaik untuk anak-anakny. Dari ayah yang terlihat cuek, kamu belajar arti memberikan kesempatan anak untuk mencoba. Dari kakak dan adik yang menyebalkan kamu belajar bahwa mereka sedang membuat masa tumbuh kembangmu senantiasa terkenang.

Semua itu mereka lakukan karena cinta. Cinta yang tanpa syarat dan apa adanya. Kamu hanya terlalu lama melihat keluar saja.

Meski sekarang kamu hidup dalam keluarga yang jauh dari sempurna, belum terlambat untuk menyadari bahwa keluargamu ini tak akan pernah terganti. Sebab ayah, ibu, kakak serta adikmu akan terus menyayangimu. Meski dengan caranya sendiri-sendiri.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Not that millennial in digital era.

CLOSE