Sarkasme Dalam Pertemanan Itu Biasa. Kamu Bakal Sadar Kalau Mereka Bisa Jadi Sahabat Selamanya

Hurt me with truth. Don’t comfort me with lies

Advertisement

Ungkapan ini memang banyak benarnya. Punya teman sarkastik memang sering bikin sakit hati. Tapi justru hal ini lebih mending daripada punya temen yang baik di depan tapi menusuk di belakang.

Sejatinya mereka yang sarkastik itu merupakan kawan yang harus kamu pertahankan. Kenapa? Karena sebenarnya mereka adalah pribadi yang jujur dan apa adanya. Kalau punya temen yang model kayak gini, lebih baik pertahankan.

1. Bukannya ngatain kamu, mereka justru jujur dengan mengatakan fakta yang sebenarnya. Biar kamu nggak malu nantinya

kamu jelek pakai baju itu~

kamu jelek pakai baju itu~ via jazzfanz.com

“Gimana Dil baju baru aku?”

“Hih kamu kenapa beli baju begitu sih? Kamu makin keliatan gendut, jelek ah..”

Advertisement

Mulutnya memang setajam pedang, begitu banyak orang bilang. Tapi jangan buru-buru meninggalkan mereka, pikirin dulu deh. Kalau semua kawanmu baik-baikin kamu di depan, tapi jelekin kamu di belakang, apa jadinya? Ya penampilan kamu nggak berubah, nggak ada perkembangan ke arah yang lebih baik.

Kalau punya teman sarkastik, kamu jadi tahu apa yang sebenarnya jadi kekurangan kamu. Dan akhirnya tau gimana caranya untuk memperbaikinya.

2. Makin kesini kamu harus makin selektif pilih-pilih temen. Kalau si sarkas yang tak pernah memberi pembenaran saat kamu curhat, berarti kalian bisa jadi sahabat erat

Advertisement
yes! kamu yang salah nyet!

yes! kamu yang salah nyet! via 38.media.tumblr.com

“Dia balik lagi sama ceweknya,” *sambil mewek*

“Yaudah sih ikhlasin aja, emang mereka nggak pernah putus kok dibilang balikan,”

“Ya tapi kan dia jalan sama aku juga,” *makin mewek*

“Ya elu bego. Siapa yang nyuruh mau jadi selingkuhan?”

“Kok jahat sih sama temen sendiri, belain kek,”

“Males gue, ngapain belain elu. Udah salah, ngeyel lagi!”

Walau kita sering menganggap dia kurang sehat karena nggak pernah belain temen, tapi sejatinya otak si sarkas ini jauh lebih sehat dari orang waras. Kebanyakan orang, cewek apalagi, kalau temennya curhat pasti diiyain aja. Terlepas dari apapun masalahnya, kalau temen lagi sedih dan galau, udah dibenerin aja semua tindakannya (biar cepet). Padahal harusnya kan nggak gitu juga, bener dan salah itu berbeda. Kalau ada temenmu yang berani ngritik dan negesin kamu salah di saat hatimu lagi kacau sekalipun, pertahanin!

3. “Statusmu itu nyindir aku? Kenapa nggak langsung ngomong aja?” Kalau ada temen yang berani bilang begini, sudah pasti keakraban kalian tak terbantahkan lagi

jangan nyindir, ngomong di depan aja

jangan nyindir, ngomong di depan aja via thisfelicitouslife.files.wordpress.com

Daripada temenan sama orang yang beraninya nyindir atau ngomong dan ngejelekin di belakang, kamu justru harus bangga kalau punya teman macam ini. Tak hanya berani mengkritik, si sarkastik juga berani menerima kritik. Kalau ada yang tak kamu suka dari perlakuannya, mungkin sah-sah saja kalau kamu kemudian menyindir melalui media sosial. Tapi jangan kaget kalau dia baca dan langsung menelponmu untuk kemudian bertanya seperti itu. Mereka memang cukup cerdas untuk membedakan mana ejekan dan guyonan. Mereka suka ngomong di depan, setelah masalah selesai dia dijamin bisa langsung santai kok.

4. Dia adalah orang yang nggak gampang percaya saat kamu mulai berbohong. Teman kayak gini sih jelas bikin kamu berkembang

jangan coba coba ngibul

jangan coba coba ngibul via cdns.klimg.com

“Sorry ya, aku entar agak telat sekitar 30-45 menitan. Mau mampir bank bentar,”

“Ngapain ke bank?”

“Mau transfer ke rumah,”

“Kan ada ATM, plis deh”

“Banknya beda sih, transfer beda bank kan kena potongan, sayang gitu duitnya,”

“Sejak kapan mikir begitu? Halah nggak usah cari-cari alasan, paling kamu juga baru bangun tidur. Udah cepetan mandi sana,”

Membaca pikiran seseorang memang bukan pekerjaan yang mudah. Percaya atau tidak, teman yang sarkastik memiliki kemampuan untuk ini lho. Seorang psikolog dari Universitas Haifa, Israel, menyebutkan bahwa pemahaman tentang alasan pemikiran dan perasaan berkaitan dengan kemampuan kita mengerti sarkasme. Mereka punya banyak alasan, seperti ketika kamu tidak membawa barang pesanan teman misalnya, Maaf ya aku lupa bawa soalnya .. teman yang sarkastik mungkin tidak akan percaya begitu saja.

Dengan sikapnya ini, tanpa kamu sadari dia memaksamu berkembang dan jadi pribadi yang lebih baik lagi. Karena kamu makin termotivasi untuk menjadi pribadi yang lebih jujur.

5. Bersama temanmu yang sarkas ini, kamu memang sering sakit hati. Tapi bersama dia, segala masalah mampu kamu hadapi

anaknya teges!

anaknya teges! via cdns.klimg.com

“Waduh udah mepet deadline nih, kelar nggak ya thesis aku,” *sambil ngetik yang nggak santai.*

“Nggak bakal kelar kalau kamu cuman ngomong di bibir doang,”

“Lhoh, ini aku sambil ngerjain, kamu nggak denger apa bunyi keyboard aku?”

“Yah, serah lu dah,”

“Eh tapi, apa aku bilang Papa aku aja ya, nggak mungkin kelar semester ini kayanya, molor sesemester lah,” *berhenti ngetik dan pegang hape*

“Aku udah bilang, itu bakal kelar kalau kamu ngerjain. Jangan pegang hape, dan jangan ngoceh kaya beo!”

Selain optimis, orang sarkas ternyata juga jadi orang yang mampu menyelesaikan masalah dengan baik. Nggak cuma masalahnya, kamu sebagai kawan pun kerap dibantunya. Ia lebih tangguh, paham akan situasi dan lebih rasional. Jadi ketika masalah datang, mereka tak menganggapnya sebagai beban. Mereka bisa menyelesaikannya tanpa mengeluh. Termasuk menyemangatimu atau bahkan memberi jalan keluar terhadap masalahmu.

Kalau punya temen kayak gini nggah usah dijauhin. Justru mereka kawan paling sejati yang kamu miliki. Kamu bisa belajar banyak darinya 🙂

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Rajin menggalau dan (seolah) terluka. Sebab galau dapat menelurkan karya.

CLOSE