Surat Untuk Ayah, Terima Kasih Telah Mengizinkanku Menikah Dengan Pria Pilihanku

Ayah mungkin memang tak secerewet ibu dalam mendidik anak-anaknya. Ayah juga tidak akan pernah mengomeli kita yang susah dibangunkan di pagi hari atau menolak mandi saat hari libur tiba. Ayah juga terkesan lebih cuek dan tidak sedetail ibu. Namun itu bukan berarti Ayah tak perhatian. Justru Ia akan lebih perhatian kepada anak-anaknya dalam hal yang lebih besar dan berpengaruh dalam hidup mereka. Termasuk salah satunya soal pendamping hidup.

Sebagai seorang Ayah yang punya anak gadis, pasti selalu berharap putrinya mendapatkan lelaki terbaik untuk bisa menemani menjalani sisa hidup. Meski harus dengan cara-cara yang terkesan galak dan sangar, namun bagi Ayah itu adalah cara terbaik untuk menyeleksi pria mana yang pantas bersanding dengan putrinya di pelaminan.

Yah, jujur dulu aku selalu marah kepadamu ketika aku dilarang dekat dengan orang yang kusuka. Aku tak pernah memahami alasan Ayah yang sebenarnya

ayah galak kalau ada cowok dekat

ayah galak kalau ada cowok mendekat via listovative.com

Aku tak pernah paham, kenapa Ayah selalu melarangku setiap aku dekat dengan seorang pria. Padahal aku sudah terlanjur suka dan bahkan sayang dengan dia. Ayah, tidak mudah untukku ketika sudah terlanjur sayang dengan seseorang dan harus pergi meninggalkan. Ayah juga tak pernah mengemukakan alasan kenapa melarangku dekat dengan mereka. Ayah cuma bilang, mereka bukan yang terbaik untuk anak gadismu ini.

Aku pun berpikir, “Darimana Ayah tahu mereka bukan yang terbaik untukku?”. Toh, yang menjalani hubungan ini adalah aku dan dia. Ayah tak pernah tahu bahwa kami saling mencinta dan bersungguh-sungguh dalam hubungan yang dirajut berdua. Aku sempat marah kepadamu, berpikir bahwa Ayah sebenarnya tak tahu yang terbaik namun hanya karena sekedar bersikap over protective saja.

Ditambah lagi Ayah tak mau berbicara denganku berhari-hari hanya karena aku tetap nekat menjalin hubungan dengan pria yang tak kau sukai. Jangan salahkan ketika pada akhirnya aku juga selalu berburuk sangka kepadamu.

Banyak pria yang memilih mundur untuk mendekatiku karena takut berhadapan denganmu? Mereka takut kena omelan Ayah karena ingin mengajakku pergi berdua

Banyak yang memilih mundur

Banyak yang memilih mundur via unsplash.com

Kemarahanku bertambah akibat sikap keras Ayah itu. Bahkan, makin banyak pula pria yang enggan mendekatiku. Mereka berpikir aku punya Ayah paling galak sedunia. Para pria itu pun memilih mundur teratur dibandingkan harus kena omelan Ayah setiap akan mengajakku kencan berdua. Padahal mereka hanya ingin mengenalku lebih jauh.

Jika dalam tahap pengenalan saja Ayah sudah banyak melarangku untuk dekat dengan mereka, bagaimana bisa aku mendapatkan pria yang tepat untuk mendampingiku nanti? Ayah, tolong jangan terlalu galak pada mereka!

Pikiran ini mau tak mau menyelinap di kepalaku. Mungkinkah aku tidak akan pernah mendapatkan pasangan jika Ayah terus bersikap seperti itu?

kapan jodohku datang

kapan jodohku datang via www.tumblr.com

Aku pun jadi putus asa. Jika Ayah terus bersikap demikian, maka bisa jadi aku tidak akan menikah seumur hidupku. Bagaimana bisa aku bertemu dengan jodohku jika Ayah selalu bersikap layaknya seorang bodyguard bagiku? Sepertinya semua pria yang pernah kukenalkan tak akan pernah terlihat baik di matamu.

Bagimu mereka selalu punya banyak kekurangan dan Ayah ragu bahwa mereka bisa membahagiakanku. Toh, semua orang pasti juga memiliki kekurangan. Justru karena kami benar-benar saling mencinta, maka kami siap menerima kekurangan satu sama lainnya. Selain itu, bahagia juga harus diri sendiri yang menciptakan. Bagiku tak ada yang perlu bertanggung jawab untuk membuatku bahagia, kecuali diriku sendiri. Ingin sekali aku mengatakan kepada Ayah, bahwa aku bisa bahagia dengan caraku sendiri.

Namun Ayah selalu punya pandangan yang berbeda, bagi Ayah kekurangan yang mereka miliki nantinya hanya akan membuatku bermuram durja. Sebagai seorang laki-laki, Ayah selalu merasa punya feeling yang kuat tentang pria mana yang bisa membuatku bahagia nantinya.

Hingga akhirnya ada satu pria datang kembali dalam hidupku. Meski aku juga telah lama menyimpan rasa untuknya, tapi aku tak yakin dia mampu meluluhkanmu.

Hingga ada satu pria datang

Hingga ada satu pria datang via urbanlensphotography.com

Lalu ada satu pria yang kembali mencuri hatiku. Tetapi mengingat pengalaman-pengalamanku sebelumnya, aku tak yakin akan mendapat lampu hijau dari Ayah.

Aku memilih untuk tak banyak berharap saja daripada merasakan sakit dan kecewa nantinya.

Namun nyatanya, apa yang kutakutkan tak pernah terjadi. Pria ini dengan mudah mengambil hatimu. Hanya kepadanya, Ayah tak lagi bersikap keras seperti dulu.

ayah bisa langsung akrab dengannya

ayah bisa langsung akrab dengannya via www.hipwee.com

Aku cukup terkejut karena pria ini bisa dengan mudah mengambil hati Ayah. Tak perlu waktu lama, dia bisa langsung akrab denganmu. Aku sendiri heran apa yang membuatnya berbeda dengan para pria yang dulu pernah dekat denganku.

Namun semakin dalam mengenalnya, aku mulai paham apa yang membuatnya berbeda. Dia mencintaiku dengan tulus, tak pernah mengharapkan pamrih atas hubungan yang dirajut berdua. Tak seperti pria yang dulu –  yang sesekali memaksaku untuk berubah menjadi sosok yang mereka ingini. Sebaliknya pria ini menerimaku apa adanya, tak pernah memintaku menjadi sosok berbeda. Meski dia juga memiliki kekurangan di sana sini, namun aku merasa bisa berkompromi. Karena dibalik kekurangannya, dia punya komitmen kuat untuk terus bersama.

Ayah pun melihat ketulusan ini ada pada dirinya. Dan untuk pertama kalinya, kau mau menyambut hangat pria ini saat dia datang ke rumah kita. Ayah tak lagi melarangku pergi berkencan dengannya. Yah, jika saja kau tahu, aku sungguh bahagia dengan perubahan sikapmu ini.

Sering aku bertanya dalam hati, akankah pria ini yang akan menjadi pendampingku nanti?

Dan hari yang kutunggu-tunggu pun tiba. Ia datang menemui Ayah, menyampaikan niatnya untuk menjadikanku pendamping hidupnya

Dia pun datang melamar

Dia pun datang melamar via www.logancoleblog.com

Jawaban atas segala pertanyaanku pun terjawab sudah. Dia akhirnya datang kepada Ayah untuk mengutarakan niatnya demi melamarku. Dia berkata kepada Ayah bahwa telah yakin untuk menjadikanku sebagai istrinya. Saat itu perasaanku campur aduk, antara bahagia, takut, dan juga grogi.

Aku masih takut Ayah tak mau menerima lamaran pria ini. Karena aku melihatmu terdiam cukup lama, saat ia sudah selesai mengutarakan maksudnya menemuimu. Aku tahu Ayah memikirkan banyak hal. Terlebih ini bukanlah keputusan yang mudah untuk melepaskanku, putrimu satu-satunya untuk menikah dengan pria pilihan hatinya.

Untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku melihat Ayah terharu saat menerima lamaran priaku ini

Pertama kalinya melihat Ayah terharu

Pertama kalinya melihat Ayah terharu via www.logancoleblog.com

Sesaat setelah dia mengutarakan maksudnya untuk melamarku, Ayah pun bertanya kepadaku apakah aku sudah yakin benar dengan pria ini. Dengan mantap aku menjawab, “Aku yakin, Yah!” Bagaimana bisa aku tidak mencintai pria yang telah menjadi semesta bagiku? Dia yang telah membuatku menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Di sisa umurku, Aku pun siap untuk mendampinginya.

Ayah pun tersenyum padaku. Dengan kata yang terbata seperti sedang menahan tangis, Ayah memberi jawaban. Ayah menerima lamaran dia kepadaku. Ayah mengatakan bahwa telah percaya dengan pria ini. Engkau pun yakin bahwa pria ini tidak akan pernah mengecewakan anak gadismu. Seperti halnya komitmen yang ia katakan pada Ayah, ia akan menjagaku seumur hidupnya.

Untuk pertama kalinya aku melihat Ayah menangis haru. Aku sadar kasih sayang Ayah begitu besar kepadaku. Ayah mungkin tak pernah menunjukkannya, namun cukup dengan satu momen ini aku jadi paham Ayah begitu mencintaiku.

Dari sini aku tahu, kalau dulu Ayah bukannya ingin menjauhkanku dari semua pria. Namun ingin melihatku mendapat pria yang terbaik di waktu yang tepat nantinya

Ingin melihatku bersanding dengan orang yang tepat

Ingin melihatku bersanding dengan orang yang tepat via www.logancoleblog.com

Ayah, maafkan aku yang dulu pernah berburuk sangka. Aku kini sadar, sikap kerasmu bukan untuk mengekangku. Namun justru karena ingin memberikan yang terbaik untukku. Kini aku sangat berterima kasih kepadamu yang dulu melarangku dekat dengan mereka yang takut kena omelanmu. Sekarang aku tahu, mereka tak segigih itu untuk bisa bersanding denganku. Mereka tak punya effort yang keras untuk mendapatkanku. Ayah, aku ingin memelukmu dan meminta maafmu karena baru sadar bahwa cintamu kepadaku begitu besar.

Terima kasih Ayah, kau akhirnya mengizinkanku untuk menikah dengan pria pilihanku ini. Aku yakin jika aku dan dia telah mendapat restu darimu dan Ibu, kehidupan kami selanjutnya akan lebih bahagia. Masalah memang akan selalu ada, tapi kami yakin bisa melaluinya bersama.

Dan satu hal yang tak akan pernah kulupa adalah ketika Ayah menitikkan air mata saat menikahkanku dengan pria pilihanku ini. Aku sayang Ayah dan akan selalu menjadi putri kecilmu yang manja.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

seorang istri yang menanti kelahiran buah hati ❤