8 Tanda Kamu Sedang Jadi Korban Ghosting. Perih Memang, tapi Kamu Bisa Kok Melaluinya

Apa sih yang lebih pedih daripada ditinggal pas lagi naksir-naksirnya, lagi ngarep-ngarepnya, lagi sayang-sayangnya? Dia yang tadinya agresif mengobrak-abrik isi hati, tiba-tiba menghilang di suatu hari. Sama seperti hantu, yang datang dan menghilang begitu saja tanpa bekas. Sakit banget memang. Kalaupun ingin pergi, kenapa nggak pakai pamitan?

Itulah yang dinamakan ghosting. Yaitu ketika seseorang yang tadinya dekat denganmu meski belum ada kesepakatan untuk pacaran, lalu mendadak menghilang tanpa penjelasan. Mengingat fenomena ini sering banget terjadi di era kencan modern, ada baiknya berhati-hati. Bila hal-hal ini terjadi, mungkin kamu sedang menjadi korban ghosting.

1. Di awal percakapan segalanya terasa terlalu sempurna. Sampai kamu serasa mimpi bisa mengenalnya

awalnya romantis banget via www.koreaboo.com

Pelaku ghosting biasanya muncul dengan indah. Dia agresif, terang-terangan, romantis, pokoknya jago banget bikin kamu kelepek-kelepek. Dia bisa saja menghujanimu dengan berbagai kata-kata bersalut gula, yang membuatmu merona. Bisa juga dia menjadi sosok yang begitu pengertian, sehingga kamu gampang nyaman. Tingkahnya yang seolah sangat jatuh cinta, membuatmu mudah jatuh cinta pula.

2. Selama ini kalau ketemuan dia selalu sibuk sendiri dengan gawainya. Raganya di sini, entah jiwanya

malah sibuk main HP via www.politeonsociety.com

Lalu yang awalnya hanya ngobrol rutin via pesan atau telepon, memutuskan untuk bertemu di dunia nyata. Tapi kok dia terlihat berbeda ya kalau di dunia nyata? Saat chatting atau teleponan, dia begitu perhatian dan terlihat hanya fokus padamu. Tapi saat bertemu muka, kenapa dia malah sibuk sendiri dengan gawainya ya? Raganya memang ada bersamamu, tapi pikirannya terlihat nggak ada di situ.

3. Lama kelamaan, dia jadi sering membatalkan janji. Tanpa komitmen untuk mereschedule-nya di lain hari

dadakan batalin janji via cewekbanget.grid.id

“Eh maaf banget aku mendadak nggak bisa ini. Disuruh nemenin Mama ke rumah sodara, nggak bisa nolak.”
“Oh gitu… ya udah nggak apa-apa. Kita reschedule aja. Kamu kapan bisanya lagi?”
“Hmm… nanti aku kabarin lagi yaa”

Tahap selanjutnya, dia jadi sering membatalkan janji ketemuan dengan berbagai alasan (yang biasanya darurat). Tapi saat ditanya kapan lagi bisanya, jawabannya hanya cari aman: nanti dikabari lagi. Hingga berminggu-minggu kemudian kabar yang ditunggu nggak datang-datang.

4. Mendadak dia membisu kalau kamu menyebut-nyebut soal akhir pekan. Niatnya sih mau ajak ketemuan, tapi kok….

mendadak diam kalau diajak ngomong soal weekend via www.pexels.com

“Akhirnya weekend juga! Cape banget weekday kemarin, banyak kerjaan. Kamu ada rencana apa weekend ini?”
“Hmm… bentar ya, nanti aku chat lagi.”

Jangankan diajak bicara soal masa depan tentang status hubungan kalian ataupun rencana pernikahan. Diajak bicara apa rencana di akhir pekan pun dia mendadak bungkam. Padahal tadinya kamu berniat mengajaknya bertemu. Tapi responsnya membuatmu urung sendiri.

5. Dulu dia sering nge-chat panjang lebar. Sekarang cuma pendek-pendek, sering typo pula

chatnya jadi pendek-pendek via pixabay.com

Dulu kalian biasa ngobrol sampai berhari-hari. Membahas apa pun juga, dengannya bisa menyenangkan. Chat-nya selalu panjang-panjang dan dia selalu “bercerita”. Dia mau menceritakan hari-harinya tanpa ditanya dulu. Begitu juga kalau kamu cerita, tanggapannya selalu panjang-panjang penuh perhatian. Sekarang kalau di-chat, jawabnya hanya pendek-pendek dan banyak typo pula. Seolah-olah dia terburu-buru atau mungkin malas-malasan membalas chat-mu.

6. Mendadak kamu harus selalu inisiatif menghubungi lebih dulu. Itupun sering nggak sambung karena dia sibuk melulu

dihubungi nggak bisa via www.pexels.com

Biasanya, dia selalu jadi orang yang menghubungi duluan. Kalau kamu nggak balas-balas, dia juga yang akan bertanya kenapa. Tapi perlahan-lahan, pola ini berubah. Kini seringnya kamu yang berinisiatif menghubunginya duluan. Awalnya kamu masih berpikir positif, mungkin saja dia sedang punya kesibukan yang nggak bisa ditinggal. Apalagi, selama ini dia selalu bilang “Nanti aku telepon lagi ya”, atau “maaf, aku lagi sibuk nih”. Tapi lama kelamaan apa nggak curiga? Mungkin itu hanya alasannya saja?

7. Kamu baru menyadari kalau kamu nggak tahu banyak tentangnya. Seingatmu, obrolan selama ini cuma flirting tak tentu

mendadak dia menjadi asing via pixabay.com

Sikapnya yang mendadak “hilang” ini mulai membuatmu bingung. Mendadak dia jadi sulit dijangkau dan diajak bicara. Kamu sempat terpikir untuk mencaritahu lewat teman-temannya. Namun, kamu baru sadar bahwa kamu nggak tahu banyak tentangnya. Dia nggak pernah mengenalkanmu kepada teman-temannya, ataupun bercerita mengenai keluarganya. Selama ini, kalau ngobrol kebanyakan tentang kamu, atau sibuk lempar-lemparan kode melulu.

8. Saat kamu sadar, dia sudah meng-unfollow semua media sosial atau malah memblokirnya. Seolah tak lagi mau saling kenal

tiba-tiba diblok via www.pexels.com

Inilah tahap final dari ghosting. Setelah menghilang dari komunikasi dan nggak bisa dihubungi, kamu mengecek media sosialnya. Dia yang dulunya rajin meninggalkan love dan komentar di setiap unggahanmu, ternyata sudah meng-unfollow Instagrammu. Bahkan dia memblokirmu dari semua media sosial yang dia punya. Kalau sudah begini, jawabannya memang sudah jelas. Dia tak ingin lagi berhubungan denganmu, entah apapun alasannya itu.

Menjadi korban ghosting memang pedih dan perih. Sebab kita ditinggalkan tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tanpa penjelasan mengapa dia tiba-tiba pergi. Tapi orang seperti ini, tak layak mendapatkan sakit hatimu. Tegarkan hatimu, kamu akan bisa melaluinya kok.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pecinta harapan palsu, yang berharap bisa ketemu kamu.

Editor

Penikmat kopi dan aktivis imajinasi