Untuk Meyakinkan Kami Para Cewek Pintar, Cowok Cuma Butuh Datang Dengan 7 Tawaran

Sepertinya kamu ini sudah jadi paket lengkap sebagai wanita. Dandan bisa, walau sedikit-sedikit. Mandiri dan tidak merepotkan orang lain jadi nama tengahmu. IPK di Ijazah dan kemampuan bernegosiasi juga di atas rata-rata. Hanya satu yang kurang dari semua pencapaianmu — pasangan yang selalu bisa diandalkan.

Beberapa teman bertanya dengan muka bingung, “Kamu pilih-pilih ya sama calon pacar?” Menjawab pertanyaan ini, kamu hanya menggeleng sembari tertawa.

Gimana mau pilih-pilih? Yang dipilih saja nggak ada.

Sejujurnya kamu tidak begitu pemilih dalam hubungan. Tidak juga butuh kemapanan pria untuk bisa diyakinkan. Membuatmu berkata, “Iya. Yuk kita hidup bersama” sebenarnya gampang. Asal ada pria yang datang dengan 7 tawaran ini di tangan.

1. Tawari kami berjuang bersama. Jangan tawarkan kemapanan yang tidak dibangun berdua

Jangan tawarkan kemapanan yang tidak dibangun berdua (Via Shutterstock)

Jangan tawarkan kemapanan yang tidak dibangun berdua (Via Shutterstock) via www.shutterstock.com

Kamu tidak harus datang dengan segala sesuatu yang sudah tersedia. Sebagai gadis kami justru ingin diajak berjuang bersama. Sejak kita belum punya apa-apa. Kita akan mencicil rumah yang sekarang harganya mulai menggila, dari hasil menyisihkan gaji berdua. Perabotan sesuai selera akan kita beli satu persatu. Sofanya dari sisa gajimu, TV LED dari sisa gajiku.

Sama seperti banyak gadis di luar sana kami jelas ingin hidup mapan. Hanya saja kami tidak ingin hanya masuk ke hidupmu membawa badan. Kami juga ingin berjuang bersamamu, mencapai kemapanan berdua dari awal.

2. Tawari kami kebebasan. Tapi jaga kami agar tidak kebabalasan

Beri ruang kebebasan (Via Shutterstock)

Beri ruang kebebasan (Via Shutterstock) via www.shutterstock.com

Sesekali kamu akan mendapati versi kami yang sedang keras kepala. Ingin melanjutkan S2, mengurus semua tetek bengek rumah sendiri saja, sembari tetap terus bekerja. Satu yang harus kamu tahu. Gadismu ini hanya punya banyak mau. Kalau bisa semua yang dia inginkan harus didapat saat itu.

Daripada langsung bilang, “Jangan! Memang badanmu bisa dibagi 2 di saat bersamaan?” lebih baik ajak kami duduk dan gambarkan road map hidup kita. Biarkan kami tahu ke mana sekarang kita sedang menuju, apa yang harus dilakukan untuk mencapai impian itu. Beri kami waktu berpikir untuk memutuskan apakah bijak jika tidak mendengarkan masukanmu.

3. Sediakan lengan untuk kami pulang. Buka pintu seluas-luasnya saat kami minta kamu mundur ke belakang

Jangan tersinggung waktu kami memintamu mundur demi memberi ruang (Via Shutterstock)

Jangan tersinggung waktu kami memintamu mundur demi memberi ruang (Via Shutterstock) via www.shutterstock.com

Akan ada masa kamu mendapati kami dalam versi terlemahnya. Pulang dengan mata sembab. Keluhan dan cerita kesal tidak habis diceritakan semalaman. Saat-saat seperti ini coba tanyakan pada kami, “Kenapa? Ada yang bisa dishare dan dibagi bebannya?”

Tapi waktu kami menolak bercerita karena merasa bisa menghadapi semua sendiri saja, semoga kamu punya kelapangan hati untuk tidak memaksa. Ambil langkah pelan lalu berjalan mundur, biarkan kami pasang badan untuk menyelesaikan semua tanpa bantuan. Kami pasti datang saat sudah sampai di level butuh orang lain untuk menguatkan.

4. Tawarkan ruang untuk berkembang. Jangan pernah larang kami, cukup arahkan

....cukup arahkan

….cukup arahkan via www.shutterstock.com

Kata yang paling membuat kami meradang dan malah ingin berusaha lebih keras adalah: JANGAN. Semakin kamu melarang, semakin kami gemas ingin membuktikan bahwa pendapatmu tidak sepenuhnya benar.

Saat kamu merasa arah angin (dan keinginan yang kadang keras kepala) membawa kami ke arah yang tidak seharusnya, berlakulah seperti selayaknya pemain layang-layang handal. Tarik tali kami secukupnya supaya kami tidak lepas dari pandangan mata. Kemudian lepaskan lagi ke udara, waktu angin sudah tenang hembusannya.

5. Kami tidak mudah luluh pada janji. Kamu menunjukkan komitmen sudah lebih menghangatkan hati

Kamu menunjukkan komitmen sudah lebih menghangatkan hati (Via Shutterstock)

Kamu menunjukkan komitmen sudah lebih menghangatkan hati (Via Shutterstock) via www.shutterstock.com

Kami tidak hanya mengandalkan hati untuk memutuskan sesuatu. Sebab itu janji-janji manis seharusnya sudah tidak diberikan sesering itu. Komitmen dan ketekunanmu lebih bisa jadi pertimbangan. Melihatmu meluangkan waktu 2 sampai 3 jam sehari sepulang kerja demi mewujudkan impian menulis novel lebih menggerakkan hati. Jadi saksi kegigihanmu riset dan mengembangkan usaha membuat kami yakin bahwa kamu bisa diandalkan.

Tidak perlu beri kami janji yang menghangatkan hati. Selama komitmen dan kerja kerasmu bisa dilihat mata — di situ kami bisa percaya.

6. Tunjukkan pada kami betapa pekerja keras dirimu. Tawari kami partner berusaha yang sama ngototnya

Tawarkan kami partner berusaha yang sama ngotonya (Via Shutterstock)

Tawarkan kami partner berusaha yang sama ngotonya (Via Shutterstock) via www.shutterstock.com

Kamu tentu tahu betapa keras kepalanya kami kalau bicara soal mimpi. Selama masih bisa diusahakan, tidak ada yang namanya berhenti. Sebab itu datanglah dengan tawaran bahwa kamu juga sama pekerja kerasnya. Jika menyangkut urusan cita-cita kamu bisa jadi orang paling keras kepala di dunia. Biarkan kami tahu bahwa dengan menerimamu kami akan punya partner bekerja keras yang sama ngototnya.

7. Yang kami cari bukan dia yang bisa mengimbangi. Dia yang bisa membuat berhenti adalah pria yang pintar menjaga hati

Bukan pendulum penyeimbang yang kami cari (Via Shutterstock)

Bukan pendulum penyeimbang yang kami cari (Via Shutterstock) via www.shutterstock.com

Beberapa pria merasa minder saat gadisnya nampak jauh lebih mapan. Atau lebih pintar. Mereka (dan bisa kamu diantaranya) takut jika tidak bisa mengimbangi. Bagaimana kalau nanti kami merasa kamu kurang sepadan? Bagaimana kalau ditengah jalan bukan yakin yang datang justru bimbang?

Kami mencari pendamping. Bukan pendulum penyeimbang.

Kami selalu percaya bahwa pasangan ada bukan untuk mengisi lubang dalam diri. Hal itu hanya bisa kami lakukan sendiri. Sebelum kami memlihmu kami pastikan kami sudah selesai dengan diri sendiri. Kamu hanya tinggal datang, menawarkan komitmen untuk menjaga hati. Jadi orang yang selalu ada bahkan saat kami sedang berjerawat sehingga tampak silly sekali.

Tawarkan saja begini, “Sesekali aku akan mengalahkanmu dalam berdebat. Kali lain bisa saja kamu yang menang telak. Namun apapun yang terjadi, aku cuma bisa janji akan berusaha tidak pergi.”

Tidak rumit ‘kan menaklukkan hati gadis yang kamu pikir pintar ini? Maukah kamu mencoba mulai saat ini?

Suka artikel ini? Yuk, follow Hipwee di mig.me !

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat puisi dan penggemar bakwan kawi yang rasanya cuma kanji.