Untukmu yang Selama Ini LDR dengan Ayah dan Ibu, Sebenar-benarnya Pejuang Jarak Adalah Kamu

LDR dengan ayah dan ibu

Kamu termangu di atas tempat dudukmu. Mendapati sebuah pesan yang dikirim oleh seseorang beberapa waktu yang lalu. Isinya sederhana, hanya mengingatkanmu untuk tak menunda makan dan selalu menjalankan ibadah seperti biasa. Ā Saat kamu membacanya, hatimu mencelus dan perasaan rindu muncul saat itu juga. Ah, ternyata begini rasanya merindu ketika sedang berjauhan dengan orangtua. Rindu yang seringkali diremehkan orang-orang karena menganggapmu belum juga dewasa. Sebab masih saja baper dan galau ketika berjauhan dengan kedua orangtua.

Advertisement

Untukmu yang saat ini LDR dengan Ayah dan Ibu, tak perlu minder dengan omongan tak enak itu. Sebab kamu yang jalani LDRan dengan orangtua ini sesungguhnya adalah sosok yang istimewa. Istimewa karena kenyataan-kenyataan ini salah satunya.

1. Orang bilang LDR dengan pacar itu berat, tapi membendung rindu untuk ayah dan ibu nyatanya lebih buatmu tersiksa

LDR dengan orangtua nyatanya lebih berat via unsplash.com

LDR sama pacar itu berat. Kamu nggak akan kuat.

Udah menjadi rahasia umum kalau hubungan jarak jauh itu tak mudah dijalani. Apalagi kalau yang menjalani merupakan pasangan yang lagi cinta-cintanya. Namun bagimu, LDR yang paling berat adalah dengan kedua orangtua. Dengan ayah dan ibu yang dulu bisa setiap hari mengomelimu karena selalu bangun kesiangan. Dengan ayah dan ibu yang diam-diam selalu kamu banggakan semangat pantang menyerahnya. LDR dengan mereka menjadi semakin berat ketika mulai ada rindu di dalamnya. Bahkan LDRmu dengan pacarmu yang dulu tak ada apa-apanya.

Advertisement

2. Berat rasanya meninggalkan orangtua. Namun kalau hubungan jarak jauh ini tak dimulai sekarang, mimpi untuk membanggakan keduanya hanya jadi angan

Rasanya enggan untuk meninggalkan mereka via video.values.com

Kamu masih ingat betul saat pertama kali ingin menjalani hubungan jarak jauh ini. Berat. Berat sekali. Bahkan kamu sempat akan membatalkan rencanamu untuk merantau dan memilih pekerjaan sederhana demi bisa terus menemani orangtua. Kemudian kamu berpikir kalau tidak sekarang, kapan lagi kamu belajar untuk mandiri? Toh melihatmu mandiri adalah salah satu mimpi dari orangtuamu. Mereka pasti bangga kalau kamu benar-benar merealisasikan mimpinya itu.

3. Apalagi kedua orangtuamu sudah tak lagi prima. Mau tak mau pikiranmu harus terbagi antara kewajiban dan kesehatan mereka

Mereka tak lagi seprima dulu via www.pexels.com

Kamu sadar bahwa dirimu tak lagi muda. Kamu juga sadar benar kalau kedua orangtuamu sudah tak lagi prima. Dan hidup jauh dari mereka mau tak mau membuat pikiranmu sering terbagi. Bahkan beberapa kali kamu sampai tak bisa berkonsentrasi karena saking khawatirnya kamu dengan mereka. Ejekan sebagai ā€˜anak mamaā€™ pun sesekali kamu terima. Karena beberapa kali kedapatan galau sekali ketika disinggung soal kedua orangtuamu.

4. Yang paling sedih adalah ketika kamu benar-benar tak bisa pulang ketika ayah atau ibumu sakit, hati rasanya ingin menjerit!

Kewajiban yang belum bisa ditinggalkan buatmu belum bisa pulang via www.unsplash.com

Sudah jauh dari ayah dan ibu, kamu masih dihajar dengan resah yang luar biasa. Apalagi kalau bukan karena kewajiban dan tanggung jawabmu di perantauan buatmu tak bisa pulang ketika ada yang sakit di antara keduanya. Namun yang hanya bisa kamu lakukan adalah tak hentinya memanjatkan doa, sembari meminta tolong pada saudara terdekatmu untuk bantu mengurus mereka.

Advertisement

5. Namun LDR dengan dua manusia hebat dalam hidupmu ini juga buatmu sadar, bahwa kasih sayang mereka tak pernah pudar meski jarak membentang

Kasih sayang mereka tak terhalang jarak via media.swncdn.com

Meski tak pernah diungkapkan langsung, tapi kamu diam-diam selalu mengidolakan kedua orangtuamu. Kerja keras, dedikasi, dan kesabaran mereka untuk keluarga memang tak ada duanya. Pun dari LDR dengan kedua orangtuamu ini, kamu pelan-pelan memahami satu hal. Kasih sayang mereka sebagai orangtua tak berkurang sedikit pun meski di antara kalian ada jarak yang membentang. Apalagi ketika kamu lagi ada masalah di perantauan, tanpa kamu minta pun mereka langsung cepat tanggap dan membantumu.

Udah, nggak usah takut. Kalau nanti kamu harus dioperasi, ayah dan ibu pasti temaniā€¦

6. Ada kalanya kamu ingin menyerah dan pulang ke pelukan ayah dan ibu. Namun selalu sirna setelah mengingat perjuangan mereka untukmu

Penyelamat semangatmu via unsplash.com

Saat pekerjaan atau kewajiban lain di perantauan sedang brengsek-brengseknya, rasanya pilihan yang tersedia untukmu hanya menyerah saja. Saat hasil pekerjaanmu atau proposal tesismu dianggap sampah, ingin rasanya kamu meninggalkan semua dan pulang ke pelukan ayah dan ibu. Namun niatan untuk menyerah dan pulang selalu tertahan dengan foto mereka yang sengaja kamu pajang di sudut meja. Mengingatkanmu akan peluh dan keringat yang orangtuamu keluarkan agar kamu berada di titik ini sekarang. Meski rasanya lelah sekali, mengingat apa yang telah ayah dan ibumu perjuangkan ini nyatanya mampu membangkitkan semangatmu kembali.

7. Terima kasih telah berjuang untuk anakmu. Semoga masa depan benar-benar membukakan pintu

Terima kasih untukmu~ via www.instagram.com

Memendam rindu, dianggap belum dewasa, sampai pikiran yang selalu terbagi antara kewajiban dan orangtua, buatmu menjadi sosok yang patut dijadikan panutan. Kamulah sebenar-benarnya sosok pejuang jarak itu, yang tangguhnya tak kalah dengan mereka para pasangan yang tengah menjalani LDRan.

Terima kasih karena kamu selama ini sudah berjuang untuk dirimu sendiri, untuk kedua orangtuamu, dan untuk sesamamu yang diam-diam meniru semangat juangmu. Semoga masa depan membukakanmu pintu yang selebar-lebarnya. Karena kamu telah berbagi semangat kepada kamu semua~

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Not that millennial in digital era.

CLOSE