7 Alasan di Balik yang Cowok Tak Kunjung Melamar. Pahami Dulu Biar Nggak Asal Nuduh PHP

Udah, jangan curigaan mulu. Sabar, sheyeng~

Ada yang unik dalam interaksi lelaki dan perempuan sebelum mereka memutuskan menikah. Banyak dijumpai pasangan yang menjalin hubungan khusus, bahkan tidak jarang sampai kepada melanggar larangan agama dan kepatutan sosial, namun hubungan itu kandas sebelum berlabuh ke pelaminan. Pacaran sudah dilakukan bertahun-tahun, namun tidak membuat mereka bisa menautkan cinta secara legal formal ke jenjang pernikahan. Dari sudut pandang laki-laki, dipahami bahwa mereka tidak bisa cepat mengambil keputusan menikah sebelum mencapai batas ambang kesiapan.

Walau sudah menjalin hubungan cukup lama, tidak serta merta membuat laki-laki mantap memutuskan untuk segera berproses menuju pernikahan.

Semakin bertambah usia, biasanya wanita semakin cemas akan batas waktu menikah. Dulu sih santai-santai saja menjalin hubungan, tetapi seiring berjalan waktu, kamu semakin ingin dia serius dan segera melamar. Apa sih yang ditunggu? Sudah punya penghasilan. Ya, walaupun belum bisa beli rumah mewah, tapi bisalah untuk hidup setiap bulan dan saat punya anak, atau sudah berusia cukup, orang tua sudah setuju, sudah saling nyaman. Tapi mengapa dia belum menunjukkan tanda-tanda untuk melamar dan menikah? Mari kita simak tulisan dibawah ini:

 

 

1. Belum menjadi pria yang baik secara mental maupun finansial

Minder dengan diri sendiri

Minder dengan diri sendiri via https://images.app.goo.gl

Advertisement

Mental yang kita maksud di sini adalah sebuah kesiapan dalam bentuk mental sehingga mereka beralasan belum mempunyai mental yang benar-benar dewasa untuk menjadi pemimpin di dalam keluraga serta belum mampu memikul sebuah tanggung jawab yang besar untuk menjadi pemimpin pada keluarga.

Biasanya pria seperti ini sedikit minder, mungkin karena si wanita lebih baik atau lebih segalanya sehingga dia akan malu untuk melamar wanita yang jauh lebih baik darinya. Dia akan berusaha untuk terus memperbaiki diri supaya bisa menjadi pasangan yang pas untuk wanita yang dia cintai.

2. Persiapan pernikahan yang merepotkan

Hebohnya persiapan nikah

Hebohnya persiapan nikah via https://images.app.goo.gl

Setelah melamar, hal yang pasti dipersiapkan adalah pernikahan. Ada 1001 hal yang harus dipersiapkan, mulai dari busana, tempat, catering dan banyak lagi. Semua hal itu sangat melelahkan dan merepotkan. Ditambah lagi kebiasaan wanita yang ingin pernikahan sempurna, hal ini dianggap pria sangat memberatkan dan sering memicu pertengkaran. Seringkali wanita lebih memusingkan busana pengantin ketimbang memperhatikan pasangannya. Sehingga banyak pria menjerit, “Kamu lebih mementingkan pestanya atau aku sih?”

Advertisement

 

3. Mempunyai cita-cita yang belum tercapai

Hal sederhana yang diharapkan

Hal sederhana yang diharapkan via https://images.app.goo.gl

Menikah sudah pasti berkaitan dengan tanggung jawab. Seorang pria akan memiliki tanggung jawab lebih setelah menikah, apalagi setelah memiliki anak. Karena itu, beberapa pria berpikir bahwa pernikahan adalah hambatan untuk meraih mimpi-mimpinya. Dia tidak bisa membeli barang mahal atau gadget yang diinginkan karena harus mengutamakan kebutuhan rumah tangga. Terlebih lagi, jika sang pria masih memiliki impian. Ada beberapa pria yang mempunyai prinsip jika belum meraih cita-citanya maka dia tidak akan melamar wanita yang dia cintai terlebih dahulu, karena menurut dia sukses dalam karir akan mempengaruhi dalam hubungan percintaan. Tenang saja nanti juga jika pria yang kamu sukai sudah sukses pasti akan melamar kamu.

 

Advertisement

4. Trauma dengan masa lalu yang buruk

Trauma masa lalu

Trauma masa lalu via https://images.app.goo.gl

Setiap orang pasti mempunyai masa lalu, begitu juga pria yang ada disamping kamu. Seorang pria yang mempunyai masa lalu yang buruk atau mungkin gagal dalam berhubungan dia akan sangat berhati-hati untuk melamar atau mempunyai pasangan baru yang akan menemaninya sampai masa tua.

 

5. Pernikahan orangtuanya yang gagal

Pengantin menangis

Pengantin menangis via https://images.app.goo.gl

Pernikahan orang tua yang gagal dan berakhir perceraian tidak hanya meninggalkan luka di masa kecil. Bahkan saat dewasa, pria akan terus mengingat hal tersebut dan menjadi pertimbangan akan pernikahannya. Kegagalan hubungan orang tuanya akan mempengaruhi pemikiran seseorang akan arti pernikahan, termasuk bagi pria. Melihat dan merasakan sendiri masalah pernikahan orang tua, dan kegagalan pernikahan akan menjadi trauma yang membuat pria takut untuk melamar, menikah, dan takut mengalami hal yang sama.

 

6. Masih ingin mengenal dengan wanita lain

Yang mereka rasakan

Yang mereka rasakan via https://images.app.goo.gl

Alasan ini paling bikin kesal dibandingkan alasan lain. Ada lho pria yang sengaja menunda melamar kekasihnya karena dia berpikir. Siapa tahu ada wanita lain yang lebih oke dan lebih tepat untuknya. Melamar seorang gadis berarti sebuah langkah serius yang juga berhubungan dengan keluarga besar. Jika status hanya pacaran, kesempatan untuk melirik wanita lain dan melepas pacar saat ini lebih mudah. Ada juga pria yang masih ingin tebar pesona, sehingga menunda-nunda ikatan resmi.

 

7. Masih ingin bebas mencoba ini itu

Pria hangout

Pria hangout via https://images.app.goo.gl

Seperti yang kita tahu, pria sangat menyukai kebebasan. Sementara, pernikahan adalah sebuah komitmen yang mengharuskan dirinya bertanggung jawab lebih. Tidak bisa lagi bebas hang out dengan teman-temannya, tidak bisa lagi pergi kemanapun dia suka dan pulang kapan dia mau. Beberapa pria takut akan hal ini. Apalagi sebuah pernikahan mengharuskan dia berbagi susah dan senang bersama, tinggal dengan orang yang sama selama puluhan tahun, dan harus bertanggung jawab untuk orang lain “istri dan anak” adalah hal yang menyeramkan.

Sebenarnya wajar saja para pria mempunyai alasan untuk menunda melamar kamu, tapi jika kamu sudah terlalu lama di gantung dalam hal percintaan maka mengapa tidak, kamu yang duluan mengatakan cinta kepada pria yang kamu cintai.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Nikmati lezatnya rasa dan peristiwa yang terbalut kata-kata

Editor

Not that millennial in digital era.

CLOSE