5 Hal ini Perlu Kamu Renungkan, Apakah Kamu Sudah Merdeka?

Kemerdekaan. Selalu lekat dengan perjuangan para pahlawan, upacara peringatan formal yang rapih dan penuh persiapan, sorak sorai perlombaan untuk mengenang daya juang pahlawan, dan segala hal yang berkaitan tentang kenegaraan. Tetapi, tahukah kamu ada hal yang lebih penting dari sekedar memperingati hari kepahlawanan dan mengenang bebasnya Indonesia dari jajahan? 

Kemerdekaan saat ini, bicara tentang dirimu sendiri. Sudahkah kamu memerdekakan dirimu untuk hal-hal yang lebih baik? Atau justru saat ini kamu masih terbelenggu dengan “jajahan” orang-orang yang tidak sejalan dengan prinsipmu, gadget, dan lingkungan sekitarmu? Untukmu yang merasa berjiwa muda, 5 hal ini perlu kamu renungkan, apakah kamu benar-benar sudah merdeka? #MerdeKamu  

1. Merdeka dari sekolah dan perkuliahan, apakah berarti membuatmu mampu melakukan segalanya?

Ah, akhirnya lulus! via https://www.google.co.id

Advertisement

Pernahkah bertanya pada dirimu sendiri, "Apa yang sudah aku dapat selama ini?"

Dilema siswa yang sudah umum dirasakan. Kalau masih sekolah, pengen cepet lulus. Tapi kalau udah lulus, pengen balik lagi ke sekolah. Buat kalian yang baru lulus SD, SMP, SMA, senang karena merasa merdeka dari tugas sekolah yang menumpuk, kewajiban bangun pagi agar nggak dihukum karena datang terlambat, tidak harus mencari dasi dan topi abu-abu hari Senin pagi buat upacara, dan nggak harus izin ke kantin pas pelajaran Matematika?

Menghabiskan masa mudamu di bangku sekolah dalam jangka waktu yang panjang membuatmu paling tidak memahami ilmu-ilmu baru, mengenal teman dan beragam perbedaan, belajar cara menghargai dan menyampaikan pendapat, setidaknya kamu tahu apa yang harus kamu lakukan dalam hidup. Tapi, ketika sudah lulus, pernahkah kamu berpikir apakah selama ini ilmu yang kamu dapat sudah cukup? Apakah kamu sudah belajar dengan baik? Apakah nilaimu bisa kamu banggakan kepada orang tua? Apakah ini semua cukup untuk menjadi bekal masa depanmu?

Advertisement

Merdeka dari sekolah, bukan berarti merdeka dari segalanya. Hidupmu terus berjalan dan menuntut ke jenjang yang lebih tinggi untuk bisa bersaing dengan teman-teman sebayamu yang juga menginginkan masa depan yang lebih baik. Jadi, adakah waktu untuk "medeklarasikan" dirimu bahwa kamu benar-benar merdeka dari status pelajar dan mengabaikan kemerdekaanmu yang sesungguhnya: mampu melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi sesuai harapan!

2. Merdeka dari status jomblo, apakah kamu bangga jika hidupmu jadi bergantung pada seseorang?

Ketika status jomblo menjadi aib… benarkah? via https://www.google.co.id

Tidak apa jika memang pacaran adalah hal yang ingin kamu lakukan. Selama itu tidak berpengaruh besar terhadap pencapaian-pencapaianmu di tahun ini. Atau memang, pacaran yang kamu lakukan sudah dalam tahap serius. Tapi, untukmu yang berpacaran untuk melepas status jomblo, sudahkah kamu berpikir bahwa pacaran adalah hal yang baik untukmu? Mempertaruhkan waktu dan "kamu" sendiri hanya agar terbebas dari status "kesepian", nggak laku, kuper, cupu? Sudah yakin dengan memerdekakan dirimu dari status jomblo, benar-benar membuatmu bahagia?

Advertisement

Dengan pacaran, setidaknya hidupmu jadi bergantung pada seseorang. Kamu yang awalnya bebas-bebas saja bepergian dengan teman-teman sampai larut, tidak masalah jika seharian tidak mengecek handphone dan memberi kabar kepada pacar, sah-sah saja dekat dan menjalin relasi dengan banyak orang terutama laki-laki, kemudian jadi harus setiap hari wajib tahu kabar pacarmu, setiap malam harus bersedia menghabiskan pulsa untuk menemaninya telponan atau chattingan, setiap bulan menghabiskan uang untuk sekedar keluar bareng, merasa kecewa jika seharian tanpa kabarnya dan akhirnya berujung pada pertengkaran.

Melelahkan, kan?

Ayolah, kamu sudah bergantung bertahun-tahun pada orang tuamu, masa iya harus bergantung lagi pada seseorang yang masih berstatus sebagai pacarmu? Apalagi jika dia tidak begitu sejalan denganmu, kamu jadi harus menyesuaikan dengan "selera" dan kebiasaannya. Aduh, jangan deh! Masa depanmu jauuuuuuh lebih penting daripada sekedar bersenang-senang saat ini untuk tujuan yang nihil.

3. Buat kamu yang sudah lulus, merasa merdeka dari guru-guru dan dosen, benarkah kamu mampu tanpa mereka?

I love you dosenku! via http://67.media.tumblr.com

Setelah lulus, kamu akan menyadari bahwa pelajaran-pelajaran dan mata kuliah yang diberikan oleh guru/ dosenmu ternyata sangat berguna dalam kehidupanmu sehari-hari. Entah untuk tes SBMPTN, tes masuk kuliah, tes masuk kerja, ternyata sedikit banyak berasal dari apa yang diajarkan guru/ dosenmu.

Masih mikir kalau guru/ dosenmu itu menjengkelkan? Enggak, dong!

Itulah fungsi sekolah/ kuliah, kamu jadi tahu banyak, padahal awalnya kamu anggap nggak penting. Ketika kamu lulus dari perguruan tinggi, kamu berpikir akan jauh lebih bahagia ketika tidak lagi repot konsul dan nungguin dosen pembimbing, nggak perlu lagi dimarahin dosen karena makalah nggak selesai, nggak perlu lagi capek-capek presentasi sampai sore sama dosen killer.

Tapi, pernahkah kalian berpikir, apakah kalian benar-benar merdeka? Dengan terlepas dari segala bentuk perjuangan kalian selama kuliah, apakah dosen adalah satu-satunya alasan kalian untuk lulus dari perkuliahan? Pernah berpikir ingin membanggakan mereka ketika kalian keluar dari lingkungan kampus dan berjuang mencari pekerjaan?

Ingatlah, guru adalah orang yang rela tidak menjemput anaknya sekolah demi memberimu tambahan pelajaran untuk persiapan UNAS. Ingatlah, dosen adalah orang yang bahkan rela meninggalkan keluarganya demi membimbing tugas akhirmu dan menunggu ujian praktekmu sampai malam. Pernahkah berpikir bahwa mereka sebenarnya juga mengorbankan banyak hal untukmu sebagai siswa/ mahasiswanya?

4. Buat kamu anak rantauan, merasa merdeka dari kekangan orang tua, yakin bisa membahagiakan mereka nantinya?

capek dikekang terus? yakin mampu nantinya? via https://66.media.tumblr.com

Yang merasa selalu dikekang saat di rumah, menjadi anak rantau membuatmu bebas sebebas-bebasnya bermain kemana saja. Yang dulu waktu SMA masih tinggal di rumah, biasanya mau keluar hangout bareng temen-temen, harus siap ditanyain ini-itu sama orang tua.

Mama: Kakak mau kemana? Sama siapa? Pulang jam berapa? Jangan ke bla bla bla

Papa: Keluar melulu dari kemarin, liburan di rumah aja lah! Bla bla bla

Terutama buat kalian yang merasa jadi "anak emas" di rumah, pasti bakalan feel free ketika bisa melanjutkan kuliah yang jauh dari rumah. Nggak perlu ditanyain ini-itu, nggak perlu disuruh ini-itu, nggak perlu takut pulang agak malam karena nggak tinggal serumah dengan orang tua.

Tanpa kalian sadari, orang tua kalian menunggu kepulangan kalian yang seminggu sekali, seminggu dua kali, atau bahkan sebulan sekali. Mereka sangat khawatir karena kalian tidak lagi ada di rumah bersama mereka, mereka akan bertanya-tanya dalam hati apakah kalian sudah makan? Apakah uang saku kalian masih ada? Bagaimana hidup kalian di perantauan?

Well, jangan berpikir orang tua yang overprotected adalah orang tua yang buruk. Justru mereka adalah yang terbaik, karena tidak ada menit yang terlepas dari hidup mereka tanpa memikirkan kalian. Jadi, jangan pernah merasa "merdeka" dari mereka, karena sesungguhnya mereka sedang menunggu kesuksesan kalian.

Jadikan momen tahun-tahun rantauan kalian sebagai ajang untuk mencari prestasi sebanyak-banyaknya. Karena orang tua mengijinkan kalian "merdeka" dari mereka, untuk masa depan kalian. Mereka ingin melihat kalian sukses dan bisa membahagiakan mereka kelak. Jadi, semangatlah!

Buat kalian yang merasa anak rantauan, renungkan baik-baik, ya!

5. Ngaku merdeka tapi masih nggak bisa hidup jauh dari gadget?

Instagramku udah nyampe 1000 followers! via http://cdn.idntimes.com

Ayolah, buka matamu dan lihat bahwa interaksi sosial jauh lebih menyenangkan daripada sekedar duduk di depan laptop dan smartphonemu seharian!

Nggak munafik, siapa sih yang nggak punya gadget? Dari anak balita sampai manula, semua punya. Akses informasi semakin mudah dan bisa didapatkan dari mana saja. Tetapi, tidakkah kamu lihat ternyata media sosial membuat segalanya terasa jauh?

Kita memang nggak bisa terlepas dengan alat komunikasi yang satu ini. Tetapi, sadar nggak sadar, ternyata gadget berhasil "mencuri" banyak waktu bahagia kita, lo. Bayangkan saja, waktu-waktu yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk bersama teman-teman, keluarga, dan orang-orang di sekitar kita, sudah kita habiskan untuk jalan-jalan ke Instagram, Facebook, BBM, Twitter, dan lain-lain. Bahkan, memantau setiap pergerakan artis rasanya lebih menyenangkan daripada harus menghabiskan waktu berinteraksi sosial dengan orang lain. Sadar, nggak? Sebenarnya, kita semua kadang seperti itu.

Kita nggak pernah benar-benar bisa merdeka dari benda satu ini. Tapi paling tidak, dengan tidak bergantung sepenuhnya pada gadget, kita bisa pelan-pelan keluar dari "zona nyaman" yang ditawarkan gadget kita. Manfaatkan gadget seperlunya, seringlah keluar rumah dan rasakan ternyata berada di luar lebih menyenangkan daripada update tempat hangout di Path. Seringlah bercanda dan berkumpul bersama keluarga, dan rasakan bahwa bertemu secara langsung lebih membahagiakan ketimbang sekedar chattingan di BBM atau Whatsapp.

Merdekakan dirimu sendiri, dan jadilah pelopor untuk masa depanmu. Dengan tidak bergantung pada gadget, itu artinya satu langkah menjadi pemuda yang merdeka!

Gimana? Sudah dapat gambaran tentang "kemerdekaan"-mu sendiri? Jika belum, ayo sama-sama berupaya untuk menjadi merdeka. Merdeka dari segala hal negatif dan menggantinya dengan langkah optimis dalam mencapai cita-cita. Semoga Hipwee bisa menginspirasimu, ya! Salam #MerdeKamu!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Karena terkadang lebih baik bercerita lewat aksara daripada berkata-kata. Yuk kenal lebih dekat sama Igant di IG/Wattpad @igantmaudyna

CLOSE