5 Hal Ini yang Menyebabkan Anak Kos Rantau Selalu Merasa Sedih

              Waktu pun terus berjalan,seiring berjalannya umur anak-anak pasti akan menginjak ke pendidikan yang lebih tinggi,pendidikan yang paling tinggi yang dialami anak adalah berkuliah. Berkuliah di Universitas Negeri favourite tidak lah mudah,saingan untuk merebutkan 1 kursi di salah satu prodi Universitas Negeri favourite di kota-kota besar sangatlah susah. Tidak jarang orangtua harus merelakan anaknya pergi  merantau untuk berkuliah di universitas yang mereka dambakan.

             Berkuliah jauh dari orangtua,teman dan kehidupan yang telah membesarkan kita di kota asal, tidaklah mudah untuk ditinggalkan dan pergi jauh dari mereka.Kali ini saya akan memperlihatkan hal-hal apa saja yang menyebabkan anak rantau selalu merasa sedih pada masa studinya saat berada jauh dari lingkungan mereka.

 

1. Makanan

Makanan adalah hal paling utama yang membuat anak merantau merasakan pahitnya dan sedihnya merantau di kota orang.Makanan tiap dareah memiliki ciri khas berbeda ada yang manis, asin,dan pedas.

Biasanya anak merantau diawal perkuliahannya mereka pasti terlihat lebih subur karena mereka kebanyakan makan junkfood karena lidah mereka belum cocok dengan makanan didaerah tempat ia merantau,ataupun mereka bertahan dengan makanan instant karena mereka susah menyesuaikan dengan makanan disekitar mereka.

2. Kamar

Kamar/Tempat tidur juga termasuk yang sering dikeluhkan oleh mahasiswa merantau,jika di tempat asalnya kebanyakan kamar mereka sudah sangat nyaman,terdapat kamar mandi,lampu-lampu, AC, dan Wifi. Jauh berbeda dengan keadaan jika kita tinggal ditempat kos, sebagai mahasiswa jika kita mencari tempat tinggal/kamar yang seperti yang ada dirumah itu sangat susah baisanya ada yang sesuai dengan keinginan kita tetapi dengan harga yang sangat melambung tinggi.

Sebagai mahasiswa mungkin diawal kehidupan kos mereka pasti banyak menghabiskan waktu dikamar karena mereka belum mengenal lingkungan mereka, jika kamar kos yang mereka tinggali tidak sesuai dengan yang mereka nikmati saat dirumah itu akan membutuhkan waktu untuk membuat nyaman dengan keadaan sekarang.

3. Fasilitas

fasilitas yang diberikan saat kita merantau pasti tidak selengkap saat kita berada di rumah atau kota sendiri.Biasanya jika kita berada dikota sendiri jika mau pergi-pergi sudah ada sopir, mobil,motor, dan uang yang tiap hari diberi. Kehidupan merantau tidaklah seindah saat berada dikota sendiri, di kota orang kita lebih banyak belajar bagaimana cara kita pergi kekampus tanpa mendapati fasilitas semewah saat kita berada dirumah, bagaimana cara mengelola uang dengan baik untuk satu bulan kedepan.

Hal ini akan sangat susah dilakukan oleh anak-anak yang dari kecil telah dimanja oleh orang tuanya, mereka butuh waktu ekstra dan kesabaran dalam menghadapi hal ini.

4. Keluarga

Nah ini yang paling penting dikeluhkan oleh mahasiswa yang merantau, mereka merasakan kesedihan sangat berarti karena jauh dari keluarga,jauh dari perhatian yang diberikan orang tua.

Gampangnya aja mahasiswa merantau merasa sangat kesepian sekali, dulu saat berada dirumah waktu bangun tidur mereka melihat sekelilingnya bertemu dengan orang-orang tersayang dan jika mau berangkat pergi keluar rumah mereka bersalaman dengan orang tua, sekarang saat merantau mereka bangun tidur hanya disambut dengan terangnya lampu yang menya tidak ada sapaan hangat dari orang sekitar. Ini sangat susah untuk dibiasakan

5. Beradaptasi dengan Teman Baru

Teman,sejatinya saat mahasiswa kita berteman tidak hanya dengan orang yang sama-sama dari daerah yang sama tetapi kita juga menemukan teman dari daerah yang berbeda,dengan sifat-sifat yang berbeda pula.

Untuk mahasiswa yang sangat introvert hal ini akan sangat susah dilakukan karena mereka harus membuka diri kepada orang yang baru dikenal. Jaman sekarang juga susah jika mau berteman dengan beberapa orang baru kita harus tau sifat-sifat mereka agar kita tidak dibodohi.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis