5 Hal yang Patut Kamu Pahami Saat Menyukai Seseorang dalam Diam. Untuk Hidup Lebih Selaw Lagi #MerdekaTapi

Merdeka itu, menyukai tanpa ambisi untuk selamanya memiliki

Kata orang, jatuh cinta itu berjuta rasanya. Bahagia bukan main hanya karena bisa melihat punggungnya kejauhan, malu-malu tiap dia menyapa, dan seisi kepala selalu terpusat pada satu orang. Tapi, mencintai seseorang terkadang justru menyesakkan dada. Rasa sedih dan pilu ini biasanya dirasakan setelah timbul rasa ingin memiliki atau ketidakmampuan diri untuk mengungkapkannya bukan.

Hei, sudah 73 tahun Indonesia merdeka tapi beban terberatmu hanyalah karena menyukai seseorang saja? Yuk, pahami 5 hal ini dahulu, supaya kamu bisa menyukai si dia dengan lebih tenang lagi.

1. Mengertilah, Bahwa Menyukai Siapapun adalah Hakmu. Tapi, Untuk Membalas Perasaanmu Tidak Pernah Jadi Kewajiban Orang Lain

menyukaimu bukan kewajiban orang lain

menyukaimu bukan kewajiban orang lain via http://elizabethwellsphoto.com

Perkara hati dan perasaan rakyat, negara memang tidak mengatur dan mencatatnya dalam undang-undang. Mengapa? Karena perasaan adalah urusan pribadi. Begitu juga dengan perasaanmu – kamu bebas mencintai siapa saja dalam hidupmu, tapi untuk membalas perasaanmu, bukan jadi kewajibannya.

2. Kamu Menyukai Segala Sifat dan Fisiknya. Sayangnya, Kamu Belum Pasti Jadi Idamannya Sekalipun Berusaha Jadi Kesukaannya

tiap orang memiliki kriterianya masing-masing

tiap orang memiliki kriterianya masing-masing via https://makaylamadden.com

Kamu menyukai sosoknya yang berkulit putih, hidung mancung dan bermata sipit. Perawakannya yang tenang menambah nilai plusnya di matamu. Apapun yang ada padanya, kamu cinta. Nah, yang sekarang wajib kamu tanamkan dalam diri adalah, tiap orang memiliki tipe dan kriterianya masing-masing.

Bukan, bukan berarti ini tanda kamu tidak cantik atau sifatmu kasar. Kamu sudah cantik dan baik dengan apa adanya dirimu tanpa perlu dibuat-buat hanya supaya disukai. Kelak, akan ada seseorang yang akan menyukai kamu apa adanya kamu, dari kepala hingga ujung kaki, bahkan ketika kamu marah atau sedang senang hati.

3. Takut Kehilangan Pertanda Rasa Sukamu Tidak Benar-benar Tulus

mungkin kamu tidak benar tulus

mungkin kamu tidak benar tulus via https://relationship-goals.net

Efek dari menyukai seseorang memang beragam. Salah satunya adalah keinginan untuk enggan melepaskan, rasanya menolak untuk berkedip barang sejenak. Ah, tapi sadarkah kamu, takut kehilangan adalah tanda jika kamu tidak benar tulus menyukainya.

Karena jika benar tulus, kamu akan membiarkan dia pergi kemana saja dia mau, bahkan jika pahitnya kamu tahu, dia menyukai seseorang lain. Semata-mata karena kamu memahami konsep "jika dia memang jodohku, kemana pun dia pergi, dia akan kembali padaku."

4. Level dari Menyukai Seseorang Tertinggi Ketika Tak Adanya Rasa Ambisi Besertanya

hilangkan ambisi untuk memiliki

hilangkan ambisi untuk memiliki via https://www.bankrate.com

Pernah nggak kamu berpikir, bahwa bisa merasakan suka kepada orang lain saja sudah patutnya buat kamu bersyukur, pertanda bahwa kamu manusia ‘normal.’ Kamu bisa mengetahui dan menentukan seperti apa sosok yang baik untukmu.

Tapi, kamu benar-benar dikatakan berhasil dalam menyukai seseorang, adalah ketika dalam perasaan tersebut, tidak tersembunyi ambisi. Apapun itu bentuk ambisinya, baik ambisi untuk selalu jadi yang terbaik, ambisi ingin jadi pusat perhatian, bahkan ambisi untuk dibalas perasaanmu. Yang kamu tahu, kamu menyukainya, dan tidak ada lagi yang lain.

5. Mari Membebaskan Hati, Menyukai Tanpa Ada Kata Tapi

belajar ikhlas lebih lagi

belajar ikhlas lebih lagi via https://www.vectormoversnj.com

Mari merayakan kemerdekaan Indonesia dengan membebaskan hati sendiri terlebih dahulu. Lebih berani untuk menerima janji Tuhan kalau ‘jika memang dia jodohmu, dia tidak akan jadi milik orang lain’. Tak perlu lagi menjatuhkan harga diri, bersikap dan berdandan yang bukan kamu agar disukai.

Jalani kehidupanmu lebih tenang dan selaw lagi. Hilangkan kata ‘tapi’ tiap kamu belajar melepas ambisi. Yang perlu kamu lakukan kini, adalah memperjuangkan apa yang lebih layak diperjuangkan. Sebut saja cita-cita, pendidikan, dan kebahagiaan orangtua.

"Tidak perlu panik, jika memang dia yang Tuhan gariskan padamu, akan selalu ada jalan untuk bertemu dan bersatu."

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Girl-just-wanna-have-fun