5 Panduan Bijak Bagi Pengguna Media Sosial di Indonesia. Biar Nggak Terjebak di Sisi Buruknya

Fakta unik tentang pengguna media sosial di Indonesia

Hampir seluruh masyarakat mengakses internet melalui handphone-nya masing-masing. Dan bila kita bertanya, siapa yang tidak tahu tentang media sosial? Media sosial yang sangat digemari ini ternyata membawa dampak positif dan negatif bagi penggunanya. Bahkan terkadang, dampak negatif dari media sosial sendiri bisa membuat orang lain merasa terancam dan mengganggu kesehatan.

1. Pahami deh fakta unik dari pengguna media sosial di Indonesia. Salah satu yang terbesar di dunia lo

Ini media sosial yang paling banyak digunakan di Indonesia pada tahun 2018

Ini media sosial yang paling banyak digunakan di Indonesia pada tahun 2018 via https://databoks.katadata.co.id

Advertisement

Dalam sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh We Are Social dan Hootsuite, terungkap bahwa setidaknya ada sekitar 130 juta masyarakat Indonesia yang aktif sebagai pengguna media sosial.

Youtube menempati peringkat pertama dengan persentase penggunaan sebesar 43%, di peringkat ke dua Facebook dengan persentase penggunaan sebesar 41%.

Menariknya lagi, secara global, pengguna media sosial tumbuh sebesar 13% dalam waktu 12 bulan terakhir. Dan masyarakat Indonesia memperlihatkan pengguna media sosial tumbuh sebesar 23%. Hal ini menunjukkan pertumbuhan pengguna media sosial di Indonesia jauh lebih tinggi daripada rata-rata pertumbuhan secara global.

Advertisement

2. Mungkin karena faktor jumlah pengguna yang sangat besar itulah, tingkat kejahatan cyber di Indonesia pun tinggi. Tertinggi kedua di dunia

Mirisnya, per tahun 2016, Indonesia menempati urutan kedua tindak Cybercrime yang tercatat sebanyak 90 juta kali. Dan semasa dari Januari-Oktober 2017, POLRI sudah menangani 1.763 kasus Cybercrime.

Sebenarnya, apa itu Cybercrime? Apa saja yang termasuk dalam Cybercrime? Cybercrime adalah aktivitas kejahatan pada jaringan dan menggunakan komputer sebagai alat, sasaran atau tempat terjadinya kejahatan.

Advertisement

Dalam data tersebut, Cybercrime yang paling tinggi adalah penipuan. Sementara dalam tiga bulan pertama di tahun 2018, tercatat ada 338 laporan informasi. Menkominfo Rudiantara mengatakan, peringkat tersebut dilihat dari kejahatan peretasan melalui dunia maya.

3. Penipuan adalah bentuk cybercrime yang paling sering terjadi. Modusnya macam-macam, seperti kisah di bawah ini

ilustrasi cerita

ilustrasi cerita via https://www.focus.net.nz

Ini adalah cerita pengalaman pribadi teman saya yang menjadi korban Cybercrime. Beberapa waktu yang lalu, teman saya berinisial F.N, identitas dirinya sempat dijadikan bahan oleh pihak yang tidak berwenang untuk melakukan penipuan.

 

Si penipu mengatasnamakan F.N untuk melakukan pemerasan uang kepada teman-teman yang berelasi dengan F.N. Si Penipu mengontak teman-temannya dengan menggunakan media sosial Instagram dan melakukan percakapan melalui fitur “Direct Message”.

 

Saat itu, si penipu mengatakan bahwa ada anggota keluarganya yang terkena musibah sehingga membutuhkan bantuan dana yang cukup besar.

 

Beruntung, target penipuan ini cerdas dengan melakukan konfirmasi kepada F.N yang asli melalui Line untuk menanyakkan kebenarannya. Dan berangkat dari situ, F.N tahu bahwa ada kasus penipuan yang mengatasnamakan dirinya bahkan memakai identitasnya untuk menipu orang lain.

4. Jadilah pengguna media sosial yang bijak ya guys. Cukup ingat tiga prinsip sederhana ini!

Ilustrasi Tips and Trick

Ilustrasi Tips and Trick via https://cmitsolutions.com

Bagaimana caranya agar kita terhindar dari tindak Cybercrime ?

1. Berhati-hati dalam menggunggah

Terdengar klise jika disuruh berhati-hati dalam mengunggah, ditambah lagi, sebagai pengguna media sosial masa kini, kita ingin semua orang yang mengetahui media sosial kita tahu apa yang terjadi dengan diri kita.

Namun, daripada unggahan kita malah menjadi bahan untuk tindak kejahatan? Atau bahkan unggahan kita justru berita bohong, yang malah bisa menarik kita masuk dalam tindak kriminalitas, melanggar UU ITE? lebih baik berhati-hati bukan?

 

2. Berhati-hati dalam memasukkan data diri

Media sosial bukan jurnal keseharian. Memang terdapat Security Control dan Privacy Policy tapi itu semua kembali lagi merupakan sebuah sistem yang bisa saja mengalami kesalahan teknis. Tidak ada salahnya kita melakukan double protection pada diri kita dengan tidak secara gamblang memasukkan data diri kita seluruhnya kedalam media sosial. Cobalah mulai memilah lagi hal apa yang aman untuk disebarkan dan hal apa yang hanya perlu diketahui oleh orang tertentu saja.

 

3. Jangan terpikat oleh penawaran online yang menawarkan keuntungan

Pengguna internet sering menemukan tawaran yang menjanjikan akan memberikan keuntungan besar dengan memberikan informasi data pribadi. Jangan pernah langsung percaya dengan hal-hal seperti itu karena bisa saja semua itu berupa jebakan. Pastikan untuk memeriksa informasi yang kita terima dari internet. 

5. Wajib Ingat!

Hal terutama yang perlu kamu lakukan adalah menjadi bijak dalam menggunakan media sosial! dan dengan melakukan hal di atas, dapat membantu kita menjaga diri dari tindak kejahatan siber. Siapkah kamu menjadi generasi pemberantas kejahatan siber? Mari mulai lakukan hal di atas dimulai dari diri kita dan sebarkan!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE