5 Makna di Balik Swafoto yang Kerap Dibagikan di Media Sosial. Nggak Sekadar Cari Perhatian Lo

Makna foto selfie di media sosial

Memotret diri sendiri atau biasa disebut berfoto selfie adalah hal yang sangat lumrah dilakukan pada saat ini. Dari anak kecil, remaja kaum muda sampai orang tua pun mulai gemar berfoto selfie. Kalau berfoto selfie hanya sekali atau dua kali dalam sehari, mungkin masih normal. Namun, ada juga orang yang berfoto selfie lebih dari 30 kali sehari, apakah itu masih dibilang wajar?

Sekilas sih wajar. Tapi berdasar penelitian yang dilakukan para periset dari Departemen Psychology dari Universitas Trent Nottingham Inggris yang bekerja sama dengan Thiagarajar School of Management India menunjukan bahwa orang yang tak bisa mengontrol keinginan untuk berfoto selfie dalam jumlah yang banyak, serta sering meng-upload-nya ke media sosial dapat disebut denganselfitis kronik. Mereka dapat terjangkit suatu kelainan mental bernama Selfitis Behavior Scale (SBS).

Namun, jangan buru-buru berpikir kamu punya gangguan mental hanya gara-gara kamu suka selfie. Mending kamu simak dulu makna tersembunyi di balik foto selfie. Siapa tahu diam-diam kamu mengalaminya tapi tak kamu sangka.

1. Tujuan terbesar dari selfie adalah mencari perhatian

Mencari Perhatian

Mencari Perhatian via https://www.pexels.com

Pada dasarnya, manusia ingin selalu diperhatikan. Baik oleh orang terdekatnya ataupun orang asing yang tak dikenal.

Itulah mengapa orang kaya atau yang ingin dikatakan kaya rela menghabiskan banyak uang untuk membeli barang barang dari merk yang mahal. Padahal, terkadang kualitas barang-barang tersebut pun tak jauh berbeda dengan barang tak merk.

Bagi yang tak memiliki banyak uang, cara untuk mencari perhatian adalah dengan berfoto selfie. Dengan memotret wajah mereka sendiri, mereka ingin orang lain tahu eksistensi mereka dan memperhatikannya. Semakin banyak jumlah foto yang dihasilkan dan di-upload ke media, semakin besar orang tersebut menginginkan perhatian.

Hal ini disinyalir banyak terjadi pada orang-orang yang kurang perhatian, suka menyendiri, kesepian atau memiliki sikap introvert.

2. Namun ada juga dorongan ingin dihargai dan diapresiasi oleh orang lain

Ingin Dicintai dan Dihargai

Ingin Dicintai dan Dihargai via https://www.pexels.com

Saat kita mengunggah sebuah foto selfie ke media sosial apa yang kita lakukan? Beberapa menit kemudian, kita akan segera mengecek akun kita. Bukan untuk memeriksa apakah kita sudah mengunggah foto yang benar atau tidak.

Atau melihat apakah foto tersebut raib atau masih berada di sana. Yang kita ingin tahu adalah ada berapa banyak likes atau komentar yang kita dapat. Harapan kita tentunya kita ingin melihat mereka dalam jumlah yang banyak di foto tersebut. Kenapa begitu?

Sudah menjadi sifat alami manusia untuk selalu ingin dicintai. Dan banyaknya likes dan komentar membuat kita merasa disukai dan dihargai. Jadi, ada kemungkinan seseorang yang hobi mengunggah foto selfie dalam jumlah banyak tiap harinya, mungkin sedang merasa kesepian. Atau, bisa saja dia berada di posisi minoritas atau diabaikan.

3. Ingin menegaskan jati diri di dunia maya

Menegaskan Siapa Diri Mereka

Menegaskan Siapa Diri Mereka via https://www.ginibro.com

Pernahkah kamu berpikir, kenapa ada banyak sekali aplikasi untuk memodifikasi sebuah foto? Dan kenapa pula seseorang rela mengambil foto selfie berulang kali? Jawabannya adalah agar foto selfie yang mereka upload di media sosial mereka terlihat bagus dan sempurna.

Melalui foto yang dianggap sempurna itu, seakan akan mereka ingin mengatakan, “Hei, lihatlah! Ini aku!”. Mungkin di dunia nyata, hal seperti ini seseorang memakai pakaian bagus agar dikira fashionable. Agar dia terlihat leboh menonjol dari yang lain, Begitu juga dengan selfie.

Orang orang yang hobi berfoto selfie dan menguploadnya ingin orang menganggap mereka seperti yang mereka tampilkan. Walaupun kenyataannya mungkin berkebalikan dari itu.

4. Banyak juga yang selfie karena terlibat dalam kompetisi sosial

Kompetisi Sosial

Kompetisi Sosial via https://www.pexels.com

Salah satu fungsi dari media sosial adalah untuk memenuhi kebutuhan bersosialisasi manusia. Dalam hal ini, sosialisasi yang di maksud tentunya secara digital. Inilah yang membuat apa yang beredar di media sosial mudah sekali menjadi viral di dunia nyata, termasuk tipe foto selfie.

Bila ada satu jenis foto selfie yang viral, maka akan banyak orang yang mengikuti gaya tersebut. Mereka ingin menunjukan kepada semua orang bahwa mereka adalah orang yang update. Mereka juga tahu dan bisa mengikuti apa yang sedang tren. Jadi tak mau kalah dengan teman-temannya yang berfoto dengan gaya itu.

Hal ini juga terjadi saat seseorang mengunggah foto jalan-jalan ke luar negeri. Orang yang merasa iri akan merasakan keinginan yang besar untuk foto di luar negeri juga. Kembali, orang tersebut ingin menunjukan pada dunia bahwa dia juga sama kayanya lo dengan si A yang berfoto di luar negeri.

5. Ingin menunjukkan standar tertentu pada orang lain

Menunjukan Standar Rupawan Orang Tersebut

Menunjukan Standar Rupawan Orang Tersebut via https://www.pexels.com

Pernah melihat seseorang yang tipe foto selfie-nya berpola sama? Atau, jenis editannya memakai fitur itu-itu saja? Foto-foto selfie tersebut bisa menunjukan pada kita bagaimana standar kecantikan atau keren yang ada di benak orang tersebut.

Mungkin bagi orang lain gaya itu terasa “nggak banget”. Tapi bagi dia, itu adalah gaya yang sangat menarik. Saat melakukan foto selfie tersebut, dia merasa kepercayaan dirinya naik berkali-kali lipat.

Apalagi setelah di-upload, banyak yang nge-likes atau memberi komentar pujian, ia akan merasa menjadi sosok yang lebih baik. Maka tak heran, kalau besok-besoknya, akan muncul foto-foto yang sejenis dalam akun media sosial orang tersebut.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Aku suka menyendiri untuk membaca dan menulis, namun aku juga suka berkumpul bersama teman-teman untuk bercanda, tertawa dan menikmati kebersamaan.

Editor

Not that millennial in digital era.