5 Tips Efektif Mengusir Rasa Malas Belajar

Ketika kita tak mampu menyelesaikan PR tepat pada waktunya, pasti deh bakal keluar jurus-jurus jitu dari mulut dengan berbagai alasan. Dari mulai PR nya terlalu sulitlah, gak sempetlah, lupa atau pura-pura ketinggalan PR-nya, hayo pada ngaku?!

Yang namanya hati tidak pernah berkata bohong, loh, hanya satu kata jawaban yang mucul dalam hati kita yaitu “Malas”.

Dan kita tahu tentunya hasil dari efek Malas ini apa? Ayo tebak apa? Pasti pernah mengalaminya bukan? Yap! Hasil yang buruk akan didapatkan tentunya. Contoh nih ya :

Ada seorang mahasiswa bernama Udin, dia tahu Minggu depan bakal ada quiz dari Dosennya. Tapi penyakitnya sering ngulur-ngulur waktu buat belajar.

“Ah, nanti aja, lagian masih lama quiznya juga”

Nah loh, alhasil Si Udin pas di hari H nya kagak bisa tuh ngerjain soal yang dikasih Dosennya. Masih tetep berkilah karena soalnya rumit? It’s okay masa 1+1 = 2 aja kagak tahu? Lah kok bisa?!. Kan Dosen udah nerangin soal sesimple itu gak bisa? 1+1=2 bukan maksudnya PR mahasiswa tapi diibaratkan soal yang mudah akan terasa rumit jika tidak dipelajari dan dikerjakan.

Oke, oke ngaku ‘kan sekarang ngaku ‘kan? Jujur aja “Aku Malas” kalau perlu tambahin aja deh “Pake bingits” (hahahahah lebay).

Ini pengalamanku loh, mau tahu gak? Apa mau tahu banget?.

Sebenarnya sih aku malu buat curhat sama kalian, Sob. Tapi janji ya gak bakal kasih tahu sama siapa-siapa! (ini rahasia kita berdua loh, awas!). UTS semester 1, di mata kuliah pemrograman, jurusan Manajemen Informatika. Aku dapet nilai 50 (hiks, hiks! Awas loh jangan dibilangin sama siapa-siapa!). Otakku mikir keras kok bisa? Kok aku sampai gak bisa ngerjain tuh program sederhana? What?!! Apa yang salah?.

Oke aku udah nemuin jawabannya. Aku sadar selama ini “Aku Malas”. Jarang belajar, jarang buka materi yang udah dibahas. Alhasil deh nilai merah menghiasi KHS-ku, OH MY GOD! INI BENCANA BESAR!

Yaudin deh, pasti jenuh baca curhatanku kan? Aku gak mau banyak cing-cong. Tahap-tahap aku bisa mengusir rasa malasku adalah TADA!

 <>1. Tetapkan target
Tetapakan Target

Tetapakan Target via http://healthmag.gr

Untuk mengusir rasa malas, aku berusaha mengubah nilai 50 menjadi 100 pada saat UAS nanti. Tapi tetap dengan cara yang “HALAL” bukan “HARAM” alias menghalalkan segala cara.

<>2. Harus pasang “GENGSI”

Loh, loh gengsi apaan nih maksudnya? Gengsi dong dapet nilai merah, tapi temen dapet 100. Gengis dong, dicap jadi “Mahasiswa Malas” atau “Mahasiswa MADESU”  alias Mahasiswa Masa Depan Suram.

Kita sama-sama makan nasi tapi kok kita gak bisa seperti si DIA? MIKIR KERAS!

<>3. Berlatih dan Terbiasa.
Latihan Keras

Latihan Keras via http://malezones.com

Oke sekadar pengalaman saat liburan pasca UTS. Ya, sekitar satu mingguan, aku bergulat dan terus berlatih dengan kode-kode C++ yang rumit bin pusing, kebetulan aku kuliah di jurusan Manajemen Informatika.

Seperti poin no 1, tetapkan tekad yang bulat, pokoknya harus lebih bulat daripada bakso yang enak. Nah, kalau udah bulat kan enak nih ngelahap materi-materi yang terlihat rumit. Prkatis nih tangan udah gatal pengen ngulik pelajaran yang pernah disodorin sama dosen. Setelah membulatkan TEKAD dan memasang GENGSI, saatnya berlatih! Latih terus dan belajar terus, pahami setiap makna dan pola materi yang ada.

Maksudnya apa nih?

Kalau ada praktenya, ya harus dipraktekan. Ingat! Otak lebih suka cara visual ketimbang tekstual.

 

<>4. Dari tekstual menjadi visual

Apa kita pernah sadar, kita lebih suka membaca komik atau buku yang ada gambarnya, ketimbang cerita atau materi yang hanya tulisan saja. Coba ?

Mana yang lebih nampol di otak kita? Yang ada gambarnya kan? Nah!

Rata-rata kita lebih mampu menangkap cara visual.

Maka dari itu raciklah, materi yang terlihat membosankan dengan gaya bahasamu sendiri atau kita copas tuh materi di Ms.Power Point dan tempelin tuh animasi-animasi yang hidup jadi latar atau hiasannya. Jamin deh! otak kita gak akan garing-garing banget nangkep materinya.

 

<>5. Cintai dosen galak

Eits! Tunggu! Cinta di sini bukan makna “Cinta” antara lawan jenis, Bro! Oke, menurut survey-ku yang sering nemuin murid dari tingkat SD ampe Mahasiswa tingkat bulukan, sebagian besar dari mereka selalu berwajah tegang ketika berhadapan guru/dosen yang notabene “GALAK”. Ngaku ? pasti kalian gak suka pendidik seperti itu?

Dosen galak itu selalu menerapkan HARAM “NYONTEK” sekali ketahuan kertas atau tugas kita dinyatakan NOL BESAR atau kalau yang sedikit ada kebaikannya, minimal angka 50 menghiasi laporan nilai kita. Justru aku menerapkan sistem “CINTA DOSEN GALAK”,  kenapa?

Sadar, gak? Sebenarnya mereka gak beneran “Galak” dalam artian sebenarnya. Mereka yang terlihat galak itu sebenarnya artian “Tegas” dan memotivasi minat belajar kita. Itu yang aku rasakan saat mendapati guru/dosen yang “Galak” kata orang. Berkat mereka“Aku takut nyontek” dan selalu berlatih sampai bisa!

SELAMAT MENCOBA

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

To do best for our life

3 Comments

CLOSE