5 Tips Menghadapi Bos Ajaib

Karena terkadang bos itu lebih kejam daripada ibu tiri

Guys, siapa di sini yang nggak pernah clash sama bosnya? Entah urusan terkecil seperti soal cara kita nulis tanda baca di email sampai soal terbesar seperti bos super subjektif yang ngasih kita nilai jelek cuma karena nggak terima dikritik. Semua pasti punya problematika ruwet sama bos masing-masing. Sebuah riset yang dilakukan oleh Gallup Research  menunjukkan fakta bahwa alasan terbesar karyawan cabut dari suatu perusahaan bukan hanya soal uang, lho

Ternyata faktornya adalah jenjang karir atau kesempatan promosi (32%), benefit (22%), kecocokan dengan pekerjaan (20.2%), suasana kerja (17%), fleksibilitas (8%), masa depan perusahaan (2%). Nomor 1 berhubungan erat dengan bos kalian, lho! Masalahnya nggak semua dari kita seberuntung itu dapetin bos yang oke punya. Lantas, gimana dong cara ngadepin bos super nyebelin di kantor?

1. Jaga profesionalisme

Profesionalisme

Profesionalisme via https://www.base-quantum.co.uk

Advertisement

Ga akur sama bos-mu bukan berarti kita seenaknya dalam bekerja, lho. Tetap ada etika dan aturan perusahaan yang harus kita patuhi semenjak kita punya target yang harus dicapai. Oleh karena itu, seberapa nyebelinnya bos kamu, kamu harus tetap kerjain tugas kamu sebaik mungkin, termasuk melapor progress kerjaan ke bosmu dan konsultasi berkala. Malesin memang bicara sama bos yang ngeselin, tapi profesionalisme pasti akan membawa kamu ke hasil yang terbaik, mungkin bukan bos kamu yang lihat, siapa tau pemegang saham?

2. Cari Support System yang Membangun

Support System

Support System via https://www.google.com

Punya bos yang nyebelin, ditambah rekan kerja yang nggak asik, dijamin bikin kamu ga semangat ngejalanin hari-hari kamu di kantor. Makanya, penting banget untuk punya hubungan yang baik dengan temen-temen di kantor (terutama yang senasib sepenanggungan). Hari-hari kalian pasti ga akan ngebosenin dan seenggaknya bisa ngurangin kekesalan kamu terhadap bosmu.

3. Jangan mudah baper

Punya bos nyebelin, ningkatin kesempatan kita untuk baper yang berujung stres. Bisa jadi dia ngeluarin kata-kata yang nggak enakin hati kita, nggak mengapresiasi pekerjaan kita, sampe ngejatuhin kita di depan umum. Kalo hal-hal tersebut udah seringkali terjadi, bisa jadi itu cuma bos kita aja yang “ajaib”.

Advertisement

Pastiin kamu jangan sampe baper apalagi stres yang bakal ngeganggu performa kamu. Daripada baper, mending cari cara gimana ningkatin performa kita dan buktiin apa yang dia omongin nggak bener.

4. Diskusi Lewat Forum Terbuka

Poin ini mungkin gampang-gampang susah. DIlematis. Di satu sisi, kamu udah nggak tahan dengan kelakuan-kelakuan ajaib bos yang bikin kerja lama-lama jadi ogah-ogahan. Di sisi lain, kalau kamu tegur bos kamu, bisa-bisa dia makin sensi, kasih kamu evaluasi jelek, nggak naikin gaji kamu, sampe mutasi kamu ke bos lain. OMG! Lebih baik diem, deh.

Advertisement

Tapi, siapa tahu bos kamu selama ini kurang mawas diri, guys. Mungkin dia ngerasa udah sempurna sebagai bos, toh selama ini juga nggak ada yang protes. Jadi, tancap gas terooos! Nggak ada salahnya lho kita ajak bos kita diskusi mengenai hal apa yang terasa mengganggu.

Tentunya disertai contoh nyata dan saran kedepannya yang kita rasa lebih baik. Daripada bisik-bisik tetangga, lebih baik kita speak up yang setidaknya kita udah melakukan sesuatu.

5. Buat Keputusan

Kalau dari semua langkah di atas udah kita lakuin dan masih ga mempan juga, misalnya si bos defensif dengan ajakan diskusi kamu, tetep gamau berubah juga, terus kamu semakin nggak termotivasi, mungkin ini saatnya kamu ambil langkah selanjutnya. Nggak ada salahnya berpikir sejenak. Apakah kamu masih tetep happy seperti ini? Apakah ini saatnya resign? Apakah lebih baik pindah ke tim lain? 

Kamu yang tahu mana yang terbaik buat kamu. Selagi masih muda, gunakan kesempatan untuk mencari yang lebih baik. Jangan pernah ragu untuk melangkah. Soal si bos ajaib? It's your call:)

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE