7 Kekhawatiran Ini Sering Kalian Rasakan, Pak, Bu. Hanya Saja Kami Tak Peka dan Lupa Berterimakasih

Hari ini tanggal berapa, Hipwee friends?

Ya, tanggal 25 November 2015. Tanggal 25 November merupakan tanggal yang istimewa untuk semua bapak ibu guru di Indonesia. Sebab tanggal tersebut selalu diperingati sebagai hari guru nasional. Sebenarnya tidak terlalu spesial juga, sih. Karena seperti yang kamu tahu, profesi guru di Indonesia masih sering dipandang sebelah mata. Sebagai orang yang pernah mengenyam ilmu di bangku pendidikan, hari ini adalah momen tepat bagimu untuk berterimakasih pada bapak ibu gurumu.

Sosok orangtuamu di sekolah itulah yang ikut mendukung tumbuh kembang dan bakatmu. Mereka tentu sering tampak galak dan mengomel tiada henti. Namun semua ocehan yang meluncur dari bibir mereka tentu demi kebaikanmu semata. Selama sekolah mungkin kamu tak menyadari bahwa 7 kekhawatiran ini sering bapak ibu gurumu alami :

 <>1. Inilah Kekhawatiran yang Pertama. Khawatir Kalau Kamu Tak Paham dengan Apa yang Diajarkannya.
Ekspresi diam seribu bahasa pertanda kalau kamu tak bisa.

Ekspresi diam seribu bahasa pertanda kalau kamu tak bisa. via http://Keepmetalcore.blogspot.com

Keberhasilan kecil bagi bapak ibu guru di kelas memiliki makna yang sederhana. Yaitu jika kamu dan teman-teman sekelasmu memahami apa yang diajarkannya. Mereka begitu peka dengan mimik wajah serta gerak tubuhmu dan teman-temanmu. Kala menangkap kebingungan di wajah murid-murid kecilnya, mereka tak akan segan-segan mengulangi penjelasannya. Dua kali, tiga kali, bahkan berulang kali hingga kamu dan teman-temanmu mengerti sepenuhnya.

<>2. Bukan Hanya Kamu yang Takut dengan Nilai Jelekmu. Ternyata Mereka Juga.
Nilai jelek adalah cambuk untuk lebih giat belajar.

Nilai jelek adalah cambuk untuk lebih giat belajar. via http://Klikdokter.com

Satu saja ketakutanmu saat kertas ulangan dengan nilai yang jelek sudah ada di genggaman tanganmu. Kamu takut nilai jelekmu ketahuan orangtuamu kemudian kamu pun akan dimarahi. Nyatanya ketakutan tersebut bukan hanya meresahkan hatimu saja. Jauh di lubuk hatinya, bapak ibu gurumu juga khawatir dengan kamu yang mendapat nilai jelek.

Mereka khawatir kamu merasa malu, rendah diri bahkan putus asa. Lebih dari sekadar itu, mereka juga takut kamu ketinggalan pelajaran dan takut gagal menjadi pendidik yang baik untukmu. Jadilah mereka memarahimu supaya kamu jadi sadar dan lebih termotivasi untuk giat belajar.

<>3. Kenakalanmu Adalah Salah Satu Hal yang Menjadi Fokus Mereka.
Nakal itu wajar, tetapi tentu ada batasnya.

Nakal itu wajar, tetapi tentu ada batasnya. via http://Uk.kpopstarz.com

Banyak alasan yang mendasari perilaku anak kecil yang nakal. Bisa saja karena bosan dengan suasana belajar mengajar di kelas, rasa ingin tahu yang tinggi, atau ingin mendapat lebih banyak perhatian. Kenakalanmu mungkin sering disambut dengan murka bapak ibu gurumu. Dibalik setiap teriakannya, tersimpan kepedulian super besar terhadapmu. Bukan berarti kamu tak boleh mengekspresikan diri secara bebas. Sejatinya kebebasan itu harus tetap sopan dan bertanggungjawab.

<>4. Tentang Kamu yang Dimarahinya Saat Sedang Malas
Tentu tak jarang kemarahannya membuatmu takut setengah mati.

Tentu tak jarang kemarahannya membuatmu takut setengah mati. via http://Infospesial.net

Ibu guru          : Kamu kok telat, Dik?

Diki                 : Maaf, Bu. Tadi saya dicopet di jalan.

Ibu guru          : Hah dicopet? Trus kamu gak apa-apa? Barang apa yang ilang?

Diki                 : Buku PR, Bu.

Ibu guru          : *menatap dengan pandangan nanar yang lelah hati

Tidak ada orang bodoh di dunia ini, yang ada hanya orang malas. Kepintaran sebesar apa pun akan terkikis habis oleh rasa malas yang tak mampu kamu lawan. Keyakinan ini yang membuat mereka selalu mendorongmu untuk lepas dari rasa malas. Kemalasan adalah penghalang terbesar untuk mencapai sesuatu yang lebih baik.

Bila hari ini kamu sudah memahami hal tersebut dengan baik, sedikit banyak tentu saja karena campur tangan mereka yang tak bosan menyemangatimu.

<>5. karena campur tangan mereka yang tak bosan menyemangatimu. Ketika Kamu dan Teman-temanmu Bersorak Sorai Karena Mereka Berhalangan Mengajar
Momen paling bahagia bagimu adalah ketika mereka berhalangan hadir.

Momen paling bahagia bagimu adalah ketika mereka berhalangan hadir. via http://Myindischool.com

Sebagai manusia biasa, ada kalanya suatu hari mereka berhalangan mengajar. Entah karena sedang sakit, merawat anggota keluarga yang sakit, mengikuti pelatihan atau karena hal-hal lainnya. Kamu dan teman-temanmu bersorak sorai, di sana mereka justru sedang memikirkan materi pelajaran kelasmu hari ini. Mereka akan terdiam sejenak sambil menyusun rencana mengejar pelajaran yang tertinggal di keesokan hari.

Mereka senantiasa memikirkan kamu dan teman-temanmu. Takut jikalau materi pelajaran yang diberikan tidak selesai hingga di penghujung semester. Ya, mereka takut walaupun mereka tak pernah mengatakannya.

<>6. Mereka senantiasa memperhatikanmu. Agar Jangan Sampai Kamu Lapar dan Sakit.
Ia terbiasa menunda lapar, asalkan kamu kenyang duluan.

Ia terbiasa menunda lapar, asalkan kamu kenyang duluan. via http://Nadir0.wordpress.com

Bapak guru : Besok sebelum upacara jangan lupa sarapan. Biar gak lemes trus pingsan.

Diki     : Makanya, Pak. Siapin nasi goreng sama telor ceplok dong buat kita semua.

Bapak guru : Ada. Tenang aja. Nanti beli sendiri di kantin, ya.

Mengingatkanmu untuk makan sudah jadi kebiasaan tak tertulis yang ada di luar otak mereka. Bagi mereka, kesehatanmu adalah salah satu kebahagiaan mereka. Dengan tubuh dan pikiran yang sehat, kamu siap belajar dengan tekun demi meraih cita-citamu. Saat akan melaksanakan upacara bendera, study tour, atau kegiatan lainnya, mereka pasti akan memperhatikan kebutuhan makanmu. Mereka akan tenang melihatmu makan dengan lahap hingga kenyang. Setelah itu, barulah tiba giliran mereka yang menyantap jatah makanannya.

<>7. Hari-hari Menegangkan Kala Menjelang Akreditasi Sekolah
Bukankah seru bahu membahu mempercantik sekolahmu?

Bukankah seru bahu membahu mempercantik sekolahmu? via http://Foto.tempo.com

Akreditasi sekolah. Dua kata tersebut berhasil membuat mereka ketar-ketir selama beberapa minggu lamanya. Banyak hal yang harus mereka persiapkan menjelang akreditasi sekolah. Mulai dari dokumen kelengkapan sekolah, kondisi fisik kelas dan ruang guru, kompetensi dalam menjawab pertanyaan, serta kemampuan kamu dan teman-temanmu sebagai murid-murid manisnya. Biasanya mereka akan meminta bantuanmu untuk gotong royong menjaga kerapian sekolah.

Sekolah yang memiliki status akreditasi yang baik merupakan sekolah yang berkualitas. Hal ini turut menjadi kebanggaan tersendiri bagi bapak ibu gurumu. Intensitas kerja keras mereka akan semakin meningkat sebelum tim visitasi mengunjungi sekolahmu.

 

Hal-hal yang mendukung keberhasilanmu hari ini bukanlah sesuatu yang besar yang membuatmu terkagum-kagum. Sesuatu yang sederhana namun bermakna justru menjadi pendukung terhebat bagi dirimu. Melihat kamu tumbuh kuat dan dewasa hari ini, 7 kekhawatiran tersebut tak berarti apa-apa bagi bapak ibu gurumu. Sudah sepatutnya ada salam manis dan ucapan terima kasihmu sebagai bentuk penghargaan kecil untuk mereka di sekolah.

Selamat hari guru nasional, Pak, Bu. Seharusnya bukan hanya tanggal 25 November yang menjadi momen peringatan untuk segenap jasa-jasamu. Melainkan setiap hari, seperti kasih tulusmu yang setiap hari menyejukkan dunia pendidikan Indonesia. Sampai kapanpun, kami tetap bocah-bocahmu yang kau sayangi sedari dulu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement
Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Day-dreamer, Night-thinker, Black Enthusiast :)

CLOSE