Aktivitas Berkebun: Sarana Bermain yang Asyik Bagi Tumbuh Kembang Si Kecil

Sebagian orang Indonesia masih memandang berkebun sebagai kegiatan yang kuno dan nggak banget.

Sebagian orang Indonesia masih memandang berkebun sebagai kegiatan yang kuno dan nggak banget. Merepotkan, kotor, makan lahan, bau, buang-buang waktu, dan perihal miring lainnya mengenai berkebun sudah cukup bikin males untuk menyentuh dunia tanam-menanam ini. Khususnya, bagi mereka yang tinggal di lingkungan urban. Padahal, untuk kita-kita yang harus menghadapi berbagai drama kehidupan tiap harinya,  kegiatan berkebun dapat menjadi sarana katarsis yang cukup efektif dalam memelihara kesehatan mental. Seorang penulis buku psikologi bernama Sarah Rayner menjelaskan bahwa dengan berkebun, tubuh kita akan dipaksa bergerak. Hal ini memicu kadar serotonin dan dopamin (hormon yang membuat kita merasa lebih baik) mengalami peningkatan. Sementara hormon kortisol (yang menyebabkan stress) dapat berkurang secara signifikan. Ngomong-ngomong soal berkebun nih, pernah nggak sih kepikiran buat bikin kebun mini bareng si kecil? Kegiatan ini cukup ampuh meningkatkan kedekatan anak dan orang tua loh. Tidak hanya itu, berkebun bersama si kecil juga memberikan segudang manfaat bagi tumbuh kembangnya. Mau tahu apa saja? Yuk kita bahas!

1. Melatih motorik dan daya kreasi

Menjadi lebih aktif dan kreatif

Menjadi lebih aktif dan kreatif via https://images.pexels.com

Advertisement

Berbeda dengan nonton YouTube atau bermain video game, berkebun adalah aktivitas yang mengharuskan si kecil bergerak. Nggak sampai salto-salto sih, tapi lumayan membantu dalam mendorong kemampuan motorik mereka. Kamu dapat memberinya kesempatan untuk melakukan hal-hal kecil terlebih dahulu menyesuaikan usia dan kemampuannya. Misal, memasukkan tanah ke dalam pot. Kamu juga bisa membebaskan jenis tanaman yang akan dipakai atau cara peletakannya agar daya kreasi si kecil makin aktif, tentu saja dengan bimbingan dan pengertian yang tepat dari kamu, ya!

2. Meningkatkan persistensi dan rasa tanggung jawab

Berusaha bertanggungjawab

Berusaha bertanggungjawab via https://images.pexels.com

Tidak peduli sebagus apapun bibitnya, suatu kebun tetap bisa mati mengering jika tidak dirawat dengan tepat. Maka dari itu diperlukan perhatian yang kontinu agar tanaman tetap hidup, syukur-syukur dapat dipanen. Kebayang gak sih gimana serunya bisa makan cah kangkung dari kebun sendiri? Kamu bisa banget melibatkan si kecil dalam proses perawatan ini. Boleh tuh kamu kasih dia detail jadwal kapan harus disiram, kapan harus dipupuk, dan sebagainya. Dengan mengenalkan si kecil pada proses-proses seperti itu sejak dini, bukan tidak mungkin ia akan tumbuh sebagai anak yang gigih, menghargai proses, dan berusaha bertanggung jawab terhadap keputusan-keputusan yang ia buat.

3. Dekat dengan alam

Dekat dengan alam

Dekat dengan alam via https://images.pexels.com

Merawat tanaman adalah salah satu cara yang baik untuk belajar menjaga dan menghargai makhluk hidup lainnya. Ketika bersentuhan langsung dengan alam, si kecil akan belajar bahwa kita memang harus berbagi tempat dengan pihak-pihak lain, sebab bukan hanya kita yang tinggal dan ‘butuh’ di semesta ini. Dia juga akan memahami betapa pentingnya menjaga kelestarian bumi. Memang terdengar naif, tapi penting loh memahamkan anak-anak kita terhadap rasa cinta pada alam. Selain menyehatkan mental, proses tersebut secara tidak langsung akan menggiring si kecil untuk menjadi pribadi yang tidak egois dan toleran.

Advertisement

4. Mempertajam daya ingat

Anak yang cerdas

Anak yang cerdas via https://images.pexels.com

Berdasarkan hasil riset yang diterbitkan dalam Journal of Alzheimer’s Disease, kegiatan menanam dan merawat tanaman di kebun adalah cara yang efektif untuk menjaga kesehatan kognitif. Berkebun juga terbukti dapat membantu meningkatkan volume otak. Para ilmuwan menemukan perbedaan yang cukup signifikan antara mereka yang di usia mudanya aktif bercocok tanam dengan yang tidak. Orang-orang yang secara rutin merawat tanaman di kebun, cenderung mengalami penurunan potensi Alzheimer sebanyak 50 persen. Hal ini dikarenakan selain melibatkan aktivitas fisik, berkebun juga memerlukan kontinuitas dan konsentrasi yang lumayan. Seneng dong pastinya melihat si kecil tumbuh cerdas dengan bimbingan kamu!

5. Murah dan meriah

Kebun minimalis

Kebun minimalis via https://images.pexels.com

Mendengar kata murah, sepertinya menjadi surga bagi hampir semua ibu rumah tangga. Kabar baiknya, kegiatan berkebun tidak menyedot biaya yang lebay. Di era sekarang sepertinya sangat mudah memperoleh bibit-bibit sayuran dengan harga terjangkau. Tidak mau repot membeli pot? Tenang, ada kaleng bekas susu, kaleng bekas sarden, botol plastik, dan benda-benda bekas lainnya yang dapat dijadikan alternatif. Selain hemat, itung-itung mengurangi sampah, lah, ya. Merasa tidak punya cukup lahan? Tenang, kamu bisa membuat ‘mini garden’ dengan menerapkan teknik tanam vertikultur memakai rak atau pralon yang disusun berundak. Kalaupun memang sangat tidak memungkinkan, kamu juga bisa menggantungkan beberapa pot tanaman di sekitar jendela. Murah dan sedap dipandang mata!

6. Selamat mencoba!

Selamat mencoba!

Selamat mencoba! via https://images.pexels.com

Anyway, semua manfaat berkebun tadi hanya bisa didapat jika dilakukan secara kontinu dan sepenuh hati. Tentu tidak ada yang instan di dunia ini. Bahkan makanan instant pun tidak betul-betul jadi dalam sekali tepuk. So, selamat dan semangat bersenang-senang dengan si kecil! Jangan lupa mengapresiasi hasil kerja mereka, ya. Tidak sabar rasanya melihat ia tumbuh besar dan menyumbangkan aksi untuk menjadikan dunia lebih baik lagi. 🙂

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

hi, glad to see u!

CLOSE