Aku Tak Perlu Berlari dari Kenyataan untuk Bisa Berhenti Membencimu. Yang Kuperlukan Hanyalah Hati yang Lapang Agar Bisa Tulus Memaafkanmu

 

Ku awali pagiku hari ini dengan senyum, sebagai ungkapan syukur betapa leganya hatiku saat ini karena sudah bisa memaafkan perilakumu, sedikit demi sedikit. 

Aku mulai berani mengingat kenangan indah kita dulu. Aku mulai berani mengingat alasan mengapa dulu aku jatuh cinta padamu. Dan aku mulai bisa tersenyum, dengan tulus.

Tak mudah memang untuk bisa setegar ini. Hanya saja, jika Tuhan tak mengirimmu untuk menjalin kisah denganku, mungkin saja aku tak akan jadi pribadi dengan hati sekuat ini.

 <>1. Dulu, saat kita berpisah, hal itu seperti mimpi buruk untukku. Mimpi buruk yang tak hilang meski aku terbangun dari tidurku.
Aku tak menyangka semua akan berakhir seperti ini

Aku tak menyangka semua akan berakhir seperti ini via http://google.com

Dulu, ketika kita berpisah, aku memakai banyak cara agar bisa teralih dari rasa sakit hatiku. Dulu, melukai diripun rasanya tak pernah sebanding dengan rasa sakit menerima kenyataan bahwa aku tak dicintai.
 

<>2. Lari dari kenyataan tak akan pernah mengobati apapun. Berbeda hal nya jika diri ini berani menghadapi kenyataan, meskipun sulit.
aku harus berani membuka mata untuk kenyataan

aku harus berani membuka mata untuk kenyataan via http://google.com

Aku betul-betul menyadari hal itu. Untuk apa aku lari dari kenyataan pahit itu? Toh, lari sejauh apapun, tetaplah aku hanyalah sosok yang tak mampu merebut hatimu. Bukankah begitu? Kesadaran itu yang akhirnya menyembuhkan perasaanku saat ini.
 

<>3. Sekarang, saat perasaan sudah membaik, kurasa tak ada alasan untuk bermusuhan.
aku tetap bersedia mengenal dan menjadi temanmu

aku tetap bersedia mengenal dan menjadi temanmu via http://google.com

Lalu, bagaimana denganmu sendiri, wahai masa laluku? Perasaanmu pun sudah membaik belum? Sekarang, di perasaan yang sudah sama-sama baik, kurasa kita bisa berteman sebaik dulu saat belum menjalin kasih. Hal ini tentu lebih baik dibanding pura-pura tak kenal seperti bermusuhan.

Jangan takut untuk berteman denganku, aku tak menyimpan dendam.

Lewat pertemanan, kita bisa sama-sama mencari kebahagiaan meski di jalan kita masing-masing. Sama-sama sadar, bahwa kisah kita bukanlah kebahagiaan yang kita cari. Dan sebagai tanda, bahwa kita berdua sudah sama-sama ikhlas untuk mengakhiri.

<>4. Karena perpisahan sebetulnya hanyalah tanda bahwa kita tak bisa dipaksakan untuk bahagia di kisah yang sama.
tak ada yang bisa menolak takdir

tak ada yang bisa menolak takdir via http://google.com

Tak pernah ada yang salah dengan perpisahan. Karena itu hanyalah satu-satunya jalan yang ada, ketika kita tak ditakdirkan bersama. Satu yang selalu aku tekankan pada hatiku, aku tak bisa memaksakan takdir yang memang tak digariskan untukku. Tak bisa.

<>5. Aku memang hanya secuil masa lalu untukmu. Begitupun dirimu untuk hidupku. Tapi pertemanan kita adalah bagian dari hari ini hingga masa depan. Positif dan indah bukan? Aminkan saja!
aminkan saja setiap doa yang baik!

aminkan saja setiap doa yang baik! via http://google.com

Bagaimana? Cukup positifkah doaku tadi? Aminkan saja! Kita kan hidup untuk diisi dengan hal-hal positif yang mendamaikan.

Tak perlu berpura-pura tak kenal apalagi bermusuhan. Sejauh kita berpaling, dunia ini sempit loh. Akan selalu ada kemungkinan untuk bertemu kembali. Itulah mengapa aku tetap berniat menjaga hubungan baik denganmu.

Yuk, setelah kita ikhlaskan kisah cinta kita berakhir, aku lebih ingin menebar perasaan positif. Hidup ini terlalu sia-sia untuk dihabiskan dengan saling membenci. Jadi, harus saling tersenyum ya!

 

Salam,

Dari si masa lalu :)

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

penulis amatiran, menulis karena hobi ? ? ? punya akun personal di http://sonyarutnaully.blogspot.com

7 Comments

  1. Samsul Anwar berkata:

    Tak perlu berpura-pura tak kenal apalagi bermusuhan. Sejauh kita berpaling, dunia ini sempit loh. Akan selalu ada kemungkinan untuk bertemu kembali.

CLOSE