Andaikan Kesempatan kedua untuk “kita” semudah mengucapkannya

Ada rindu tak terucapkan setiap kali aku menatap ke langit kamar, tempat dimana dulu pernah ku gantungkan harapan harapan kita. 

 <>1. Ketika kita saling menyakiti, dan kau sadar saatnya untuk berhenti
kau sadar saatnya untuk berhenti

kau sadar saatnya untuk berhenti via https://www.google.co.id

Aku sangat hafal dialog yang selalu ku ucapkan ketika pertengkaran antara kita tidak dapat dihindari lagi. “aku ingin putus” ucapku seolah olah seperti mantra yang membekukan dirimu ditempat. Sering kali mantraku selalu berhasil memaksamu menjadi pribadi yang ku ingini. Namun tidak akan bertahan lama, karena pertengkaran akan terjadi kembali.

Aku menyakitimu dengan ke – aku – an ku yang tak logis, kau menyakitiku dengan selalu mengamini semua permintaanku. Entah itu cinta atau hanya perasaan takut kehilangan kenyamanan satu sama lain, tapi setelah aku pikirkan lagi. Tak seharusnya cinta seperti itu, memaksa dan saling menyakiti. Dan orang pertama yang sadar tuk tak bisa menjalani lagi kisah ini adalah dirimu.

Ketika aku mengulang dialogku yang terakhir kalinya “aku ingin putus” kau pun lansung mengambil langkah tegas dan berhenti menjadi pribadi yang ku tuntut.

Terima kasih karena kau lebih dulu sadar dan melepaskan ikatan yang sama sama membelenggu kita saat itu. 

<>2. Apa Aku Bahagia ?

Apabila kau tanyakan padaku saat kehilanganmu apakah aku merasa bahagia, maka jawabku adalah tidak. Biar bagaimanapun, dalam ruang hatiku selalu menjerit akan lebih baik bila ada dirimu disisiku, sehebat apapun pertengkaran kita, akan lebih nyaman saat berada dalam pelukanmu.

Aku belum sepenuhnya merasa kehilangan sosokmu disaat 2 bulan pertama, karena sosokmu yang menyediakan bahu masih bisa ku temui. Dan ku sadari kau tidak pernah benar benar melepaskanku saat itu, namun keadaan telah berubah. Seperti ucapmu dulu bahwa kau memang mencintaiku, tetapi cara kita saling mencintai adalah salah.

2 bulan pertama aku mengatakan pada diriku tidak apa apa, aku baik baik saja, namun ketika kau menemukan kenyamanan lain dalam hadirnya sosok orang lain. Hatiku mulai tak tenang, dan kemudian dengan cepat, aku benar benar kehilangan sosokmu. Rasanya saat itu benar benar seperti kosong.

Aku tak percaya bahwa aku benar benar kehilanganmu disaat aku mencoba untuk memperbaiki tentang Kita. 

<>3. Patah hati, sepatah patahnya
tears are words the heart can't say

tears are words the heart can't say via https://www.google.co.id

Aku mencari cara untuk mengobati patah hatiku Karena kisah kita yang telah berakhir. Memangkas rambutku, belajar tidak pernah henti, menangis dan tertawa bersama temanku, melakukan kegiatan untuk menyingkirkan rasa sakitku.

Bagian paling menyedihkan dari kisah kita adalah hadirnya sosok lain di hatimu yang tak pernah bisa ku terima. Kenapa harus dia ? tanyaku padamu setelah 1 bulan kita tak pernah berkomunikasi. Kenapa harus dia yang menjadi penghibur patah hatiku yang mengisi hatimu ? aku kembali memicu pertengkaran lain antara kita yang benar benar menjadi jurang pemisah. Kekecewaanku pada kisah kalian meretakkan segalanya. Menghancurkan harapan akan kita yang ku pikir mungkin untuk bersama lagi. Meluluhlantakkan kepercayaanku terhadapnya yang pernah ku sebut sahabat. 

<>4. Kuatnya asumsi membuat semua penjelasan menjadi tak berarti
i have no one to trust anymore

i have no one to trust anymore via https://www.google.co.id

Ku tutup telingaku, ku pejamkan mataku, ku kunci mulutku. Aku tidak tau harus mempercayai kisah versi mu atau versi dirinya. Namun maaf, aku yang di masa itu diselimuti aramah tidak dapat mencerna cerita versi kalian. Aku memiliki asumsiku sendiri, aku sadar tidak lagi memiliki hak untuk cemburu padamu dimasa itu, lalu apakah aku tidak memiliki hak untuk marah dan kecewa kepada dirinya ? kau yang lama bersamaku tentu mengerti, sangat mengerti akan tabiatku. Namun seiring kisah kalian yang tidak bertahan lama, perlahan aku baru bisa memahami semuanya, saat itu mungkin bukan hatiku yang benar benar terluka, tetapi hanya egoku saja yang terlukai. Maaf, karena asumsiku telah menutup kedua telinga ini untuk mendengarkan penjelasan darimu. Maaf, karena asumsiku telah membuat mataku tak sanggup menatapmu. Maaf, karena asumsiku telah mengunci lidah untuk mengucap rindu. Andai, aku masih berandai apabila saat itu aku bisa menyingkirkan ego dan mempercayai dirimu. Mungkin masih akan ada harapan kisah tentang kita. 

<>5. Berfokus akan masa depan
Move closer to your hopes and dreams

Move closer to your hopes and dreams via https://www.google.co.id

Lalu, perlahan aku dan kamu telah disibukkan dengan kegiatan masing masing, kamu berada dalam jalan merajut mimpimu sendiri, begitu pula dengan aku.

Komunikasi kita dari hari menjadi minggu, bertukar bulan, dan menjadi setahun sekali ketika hari ulang tahun tiba. Entah kita yang benar benar telah memiliki kehidupan sendiri ataukah hanya perasaan sungkan untuk tidak saling menghubungi lagi. Entahlah, namun aku selalu merasa hangat setiap kali mendapatkan pesan singkat darimu.

Ku dengar kau kini telah memiliki seorang kekasih, selamat. Ingin sekali kusampaikan itu padamu. Namun alih alih memikirkan semua itu, bukankah aku harus lebih focus menatap masa depanku ? menjalani kehidupan saat ini dengan sebaik baiknya adalah tujuan utamaku saat ini. walau terkadang masih terselip rindu untuk kita. 

<>6. Kesempatan kedua
second chance

second chance via https://www.google.co.id

Tuhan, kisah kami dimasa lalu memang telah usai, namun aku masih menggantung harap akan adanya kisah baru kami.

Kisah kita yang lama akan ku jadikan pelajaran dan pengalaman. Aku tau untuk merajut kembali cerita tentang kita saat ini adalah hal yang tak mungkin. Tapi, apabila ada kesempatan kedua yang diberikan kepada kita lagi untuk memulai kisah yang baru. Maka ketahuilah aku adalah orang pertama yang akan bersuka cita. Andai kesempatan kedua tersebut semudah mengucapkannya. Andai. 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

7 Comments

  1. Suhendra Ven berkata:

    kalo ada kesempatan kedua …

  2. persis banget kyk kisah ku :'(

CLOSE