Berhenti Diskriminasi, Cobalah Memahami Keberagaman Seksual dan Gender.

Ayo menambah pengetahuan!

Ternyata sangat banyak hal mengenai Sexual Orientation, Gender Identity, and Expression (SOGIE) atau jika diterjemahkan dalam bahasa indonesia bisa diartikan sebagai Orientasi Seksual, Identitas Gender, dan Ekspres Gender yang dapat kita ketahui bersama.

Para remaja harus mengetahui tentang SOGIE untuk dapat memahami keberagaman gender dan seksual yang terjadi di lingkungan masyarakat. Ayo menambah pengetahuan!

1. Orientasi Seksual

Sexual Orientation

Sexual Orientation via https://www.proprofs.com

Pernahkah anda jatuh cinta? Atau menyukai seseorang secara emosional? Atau ingin menjalin hubungan seksual (pernikahan) kepada orang lain? Jika pernah maka perasaan dan keinginan tersebut bisa diartikan sebagai awal dari terbentuknya orientasi seksual.

Pembeda antara seseorang yang satu dengan lainnya adalah kepada siapa mereka memiliki perasaan tersebut. Umumnya, orientasi seksual yang banyak diketahui yaitu ketertarikan seksual dengan jenis kelamin yang berbeda atau heteroseksual.

Namun, ternyata tidak sebatas heteroseksual saja, ada beberapa jenis orientasi seksual lain yang harus diketahui oleh semua kalangan termasuk remaja agar tidak terjadinya diskriminasi atau kekerasan kepada siapa saja yang memiliki perbedaan orientasi seksual.

Terdapat orientasi seksual yang bernama Homoseksual, dimana seseorang memiliki ketertarikan seksual dengan sesama jenis atau gender. Panggilan kepada penganut orientasi seksual ini adalah gay untuk seorang lelaki dan lesbian untuk seorang perempuan.

Orientasi seksual lainnya adalah Biseksual, yaitu kondisi dimana seseorang tertarik secara emosional dan seksual dengan lawan jenis dan sesama jenis. Seperti percampuran antara heteroseksual dan homoseksual.

Secara garis besar, perbedaan orientasi seksual disebabkan karena faktor biologis dan faktor psikologis. Jika faktor biologis disebabkan oleh hormon atau genetik sedangkan faktor psikologis dari lingkungan sosial atau pengalaman seseorang.

2. Identitas Gender

Gender Identity

Gender Identity via https://www.google.co.id

Gender identity atau identitas gender membicarakan tentang siapa diri kita yang sebenarnya secara perasaan dan pikiran, bukan secara bentuk fisik atau alat kelamin dari lahir. Terdapat dua jenis identitas gender yang dimiliki seseorang, Cisgender dan Transgender.

Cisgender adalah istilah untuk seseorang yang merasakan bahwa identitas gendernya sesuai dengan bentuk fisik atau alat kelamin yang didapatkan dari lahir. Misalkan seseorang terlahir dengan alat kelamin laki-laki (penis), dan seiring waktu berjalan muncul dari dalam hati dan pikirannya bahwa ada jati diri seorang lelaki di dalam dirinya.

Selain cisgender, ada identitas gender lain yang sudah tidak asing lagi yaitu transgender. Transgender bisa diartikan dimana keadaan seseorang merasa bahwa jati diri yang dimiliki tidak sesuai dengan bentuk fisik atau kelaminnya.

Jika seseorang merasakan jati diri sebagai lelaki tetapi memiliki bentuk fisik yang terlahir seorang perempuan maka disebut sebagai transman, sedangkan bila seseorang merasakan jati diri perempuan dalam bentuk kelahiran fisik laki-laki maka disebut sebagai transwoman.

Dengan adanya transgender, maka identitas gender seseorang tidak harus terpaut dengan bentuk fisik atau alat kelamin tetapi identitas gender bisa terbentuk dalam proses perkembangan kehidupan sosial.

Karena adanya perbedaan antara jati diri dengan alat kelamin yang terjadi oleh transgender, biasanya (tidak semua) seorang transgender melakukan perubahan bentuk fisik seperti menggunakan suntikan hormon untuk menumbuhkan payudara atau sampai operasi alat kelamin.

Tetapi ada juga seorang transgender yang tidak merubah bentuk fisik atau kelaminnya karena masih merasa nyaman dan tidak terganggu dengan tubuh biologisnya atau dengan alasan-alasan lainnya.

Identitas gender seseorang juga tidak mempengaruhi orientasi seksualnya. Bisa saja seorang transman memiliki orientasi seksual homoseksual, atau seorang transwoman memiliki orientasi biseksual.

3. Ekspresi Gender

Gender Identity

Gender Identity via https://www.google.co.id

Berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para feminis atau organisasi yang berfokus untuk menyuarakan kesetaraan gender di lingkungan masyarakat atau media sosial telah merubah pola pikir berbagai kalangan dalam memahami gender, termasuk ekspresi gender.

Ekspresi gender adalah bagaimana seseorang mengekspresikan gendernya melalui perilaku, cara berpakaian, gaya rambut, hingga minat dan bakatnya. Dalam mengekspresikan gender seseorang bisa lebih terlihat feminin, maskulin, dan androgin.

Seseorang bisa dikatakan feminin jika memiliki sifat dan perilaku seperti perempuan pada umumnya, memakai rok, bermain boneka, atau berbicara dengan lembut. Sedangkan maskulin adalah sifat atau perilaku yang umumnya ada pada seorang laki-laki.

Apakah semua perempuan adalah seorang feminin? Dan seorang lelaki itu pasti maskulin? Jawabannya tidak, karena ekspresi gender tidak selalu berhubungan dengan identitas gender yang dimiliki.

Seorang perempuan juga bisa menjadi maskulin, misalkan dengan gaya rambut pendek seperti laki-laki, melakukan olahraga yang umumnya diperankan oleh laki-laki (sepak bola atau mendaki gunung), atau memelihara kumis dan janggut.

Perempuan yang maskulin sering kita sebut sebagai tomboy girl. Begitu juga dengan lelaki yang misalkan suka berdandan, memakai baju berwarna pink, atau memanjangkan rambutnya bisa disebut sebagai seorang feminin.

4. Bersikap Terhadap Keberagaman Seksual dan Gender

Apakah orientasi seksual selain heteroseksual adalah penyakit? apakah identitas gender selain cisgender adalah penyimpangan sosial? Atau apakah keberagaman ekspresi gender yang dianggap tidak sesuai kodrat itu salah?

Orientasi seksual merupakan bagian dari identitas gender seperti nama, umur, jenis kelamin, dan lainnya yang bersifat privat dan dapat diterima apa adanya. Berbeda dengan sebuah perilaku yang bisa membahayakan orang lain, oleh karena itu tidak bisa dikatakan sebagai penyimpangan sosial.

Begitu juga dengan bagaimana seseorang mengekspresikan gendernya yang tidak bisa dikatakan sebagai sesuatu yang salah. Karena sebagaimana ekspresi-ekspresi lainnya selagi tidak menimbulkan sesuatu yang membahayakan orang lain akan menjadi hal yang wajar.

5. Saatnya Berhenti

Perbedaan orientasi seksual dan gender yang terjadi harus disikapi dengan bijak, tidak dengan sikap diskriminasi. Langkah awal yang tepat untuk bersikap bijak adalah dengan memahami apa itu SOGIE.

Setiap orang memang memiliki perbedaan, tetapi mereka juga mempunyai hak seperti manusia pada umumnya. Membutuhkan ketenangan hidup, mendapatkan perlindungan dari negara, dan kebebasan berekspresi atau berpendapat.

Berhentilah untuk diskriminasi, cobalah untuk memahami.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

ARI adalah organisasi non-profit yang dipimpin oleh remaja, anggota kami berusia 15-24 tahun. kami bekerja secara sukarela untuk melakukan advokasi terhadap hak-hak remaja Indonesia, untuk memastikan setiap remaja mendapatkan aksses wajib belajar 12 tahun, mencapai status kesehatan yang optimal, dan mendapatkan pekerjaan yang layak sesuai minat dan bakatnya