Buat Kamu yang Masih Pelajar Sudah Ingin Memulai Bisnis, Ada 9 Hal yang Perlu Kamu Ketahui

Saya ingat sewaktu masih duduk di bangku kuliah beberapa tahun yang lalu, sekitar 10 atau lebih dari teman seangkatan saya sudah punya bisnis sendiri. Ada yang di bidang kuliner, travel, fashion, fotografi, pendidikan, dan lain-lain.

Ketika saya tanya kenapa masih kuliah sudah berbisnis, jawabannya berbeda-beda.

Ada yang karena ingin sekedar ingin menambah uang saku, ada yang karena ingin belajar, ada juga yang memulai bisnis karena mereka butuh biaya hidup.

Keren ya?

Apapun alasannya, memulai bisnis sungguhan ketika masih duduk di bangku pendidikan itu keren. Di usia yang relatif masih muda mereka bisa membiayai hidupnya sendiri tanpa bergantung dari orang tua saja.

Tapi sayangnya, tidak semuanya berhasil mempertahankan bisnis mereka masing-masing sampai saat ini. Beberapa dari mereka memilih beralih menjadi pegawai kantoran ketika lulus kuliah.

Penyebabnya biasanya karena bisnisnya tidak mampu berkembang. Padahal kebutuhan hidup semakin tinggi.

Untuk kamu yang saat ini masih duduk di bangku sekolah/kuliah dan ingin memulai bisnis ataupun sudah memulai bisnis, inilah 10 tips berbisnis.

 <>1. Kalian punya banyak waktu, sangat banyak. Sibuk bukan alasan!

Pelajar, termasuk saya dulu, selalu merasa dirinya sibuk. Karena ada banyak PR dari semua guru di masing-masing mata pelajaran, atau karena sebentar lagi ada ujian. Ditambah lagi karena jam masuknya sangat pagi, ketika selesai pun masih ada kegiatan non-akademik yang menunggu.

Tapi ini tidak ada apa-apanya dibandingkan mereka yang sudah lulus sekolah dan kuliah. Sama sekali tidak ada apa-apanya.

Mereka yang sudah bekerja, terutama pekerja kantoran hari-harinya penuh dengan pekerjaan. Bangun jam 7-8 pagi untuk bersiap-siap berangkat ke kantor kemudian baru pulang jam 5 sore, bahkan lebih. Selain itu mereka juga harus mengurusi keluarganya.

Kalau setelah lulus nanti kamu ingin menjadi pengusaha, maka sekaranglah waktu terbaik untuk mulai. Semakin dini semakin baik.

Alasannya, saat sudah masuk dunia kerja nanti kamu tidak akan sempat berpikir untuk memulai bisnis. 90% waktumu habis di kantor. Sementara 10% sisanya dipenuhi rasa takut, kalau mereka meninggalkan pekerjaannya sekarang nanti keluarga mereka makan apa.

Saya pribadi di jaman kuliah dulu kenal dengan beberapa teman dan senior yang ingin kerja dulu untuk mengumpulkan modal dalam memulai bisnis. Niatnya kerja 1-3 tahun dulu.

Tapi sampai sekarang pun mereka masih bekerja di tempat yang sama karena takut dengan resikonya.

Semakin bertambah usia, semakin sedikit waktu luang yang kamu miliki dan semakin tinggi resiko yang kamu pegang. Karena itu, mulai lah sekarang kalau memang ingin menjadi pengusaha.

<>2. Meskipun mungkin kalian rasa tidak penting, jangan abaikan pelajaran di kelas
Belajar di kelas

Belajar di kelas via http://www.skaampenan.sch.id

Ini gara-gara mendengar kisah dari orang sukses seperti Mark Zuckerberg dan Bill Gates yang drop out saat masih kuliah, kemudian mereka justru jadi sukses.

Padahal mereka sukses bukan karena drop out, justru sebaliknya.

Karena mereka sudah punya bisnis yang berpotensi besar saat mereka masih kuliah dan mereka ingin mengembangkan bisnis tersebut, sehingga tidak sempat lagi mengikuti kelas.

Kamu mungkin berpikir bahwa pelajaran seperti matematika atau kalkulus itu tidak berguna di kehidupan nyata kalau ingin menjadi pengusaha. Memang ilmunya tidak semuanya akan terpakai, tapi pelajaran-pelajaran tersebut akan melatih otak kamu untuk berpikir cerdas dan menyelesaikan masalah.

Itulah 2 skill yang sangat berguna nantinya, keduanya secara tidak langsung didapatkan di bangku sekolah dan kuliah.

Jadi meskipun sekarang kamu sudah memulai bisnis, tetap atur waktu secara seimbang antara belajar dan bekerja. Jangan abaikan salah satunya.

<>3. Bisnis dan kerja sampingan itu beda lho...ini bedanya
Mbak kasir Indomaret

Mbak kasir Indomaret via https://www.jagawana.com

Bisnis bagi anak sekolahan dan kuliahan masih sering disamakan dengan kerja sampingan. Artinya, mereka yang kerja sampingan menganggap dirinya sedang berbisnis.

Misalnya, orang yang berjualan pulsa tapi tidak melakukan apapun selain berjualan pulsa. Atau yang menjual tiket pesawat, tapi tidak melakukan apapun selain berjualan tiket pesawat.

Bisnis itu berkembang, semakin lama semakin besar.

Kalau yang kamu lakukan tiap hari hanya menunggu teman-temanmu sendiri untuk membeli pulsa, maka itu bukan bisnis. Ini hanya kerja sampingan untuk mendapatkan uang saku tambahan. Tidak ada perkembangan yang terjadi di dalamnya.

Maka kalau kamu berjualan pulsa, maka kamu harus berupaya untuk mengembangkan usaha tersebut. Misalnya dengan menyisihkan pendapatan untuk membuka kios, merekrut penjual baru, atau menjual sesuatu yang baru. Dengan begitu bisnismu bakal berkembang.

<>4. Pelajari ilmu bisnis dan pemasaran sungguhan, bukan cuma motivasi-motivasi

Saya ingat waktu jaman kuliah dulu sering ikut seminar-seminar atau workshop wirausaha dari para motivator dan pembicara ternama di Indonesia. Katanya dengan ikut seminar seperti itu kita bisa sukses berbisnis.

Seminarnya bagus, memang. Isinya mencerahkan dan memotivasi.

Biasanya hal-hal yang dibahas di seminar dan workshop tersebut seperti ini, “jangan kerja keras, harus kerja cerdas”, “harus berani ambil resiko”, “jangan takut gagal”, “kejar passion anda”. Kalau untuk motivasi, ini mungkin bagus.

Tapi masalahnya, ketika kamu benar-benar mulai berbisnis, motivasi kosong seperti itu tidak berguna karena tidak bisa dipraktekkan.

Karena itu, kalau kamu akan mulai atau sudah mulai berbisnis pilihlah ilmu-ilmu sungguhan. Meskipun seminar, workshop, atau buku tersebut diisi oleh orang-orang terkenal, pastikan topiknya benar-benar yang kamu butuhkan.

<>5. Manfaatkan sekolah/kampusmu sendiri sebagai target pasar, potensinya luar biasa
SMA Trinitas Bandung

SMA Trinitas Bandung via https://id.wikipedia.org

Ini salah satu keunggulan memulai bisnis sejak masih sekolah/kuliah.

Coba dipikirkan. Setiap kali ada sesuatu yang populer, baik dalam skala kecil maupun skala nasional, pasti trennya dimulai dari mereka-mereka yang masih berusia muda. Atau dengan kata lain para pelajar dan mahasiswa.

Artinya kalau bisnismu menargetkan para pelajar maka semakin besar kemungkinannya untuk menjadi populer.

Nah, karena kamu berada di kalangan tersebut maka kamu pasti tahu apa yang kemungkinan besar bisa menarik perhatian mereka. Selain itu, melakukan penjualan ke kalangan sendiri juga lebih mudah.

Salah satu orang tersukses yang berhasil memanfaatkan cara ini yaitu Mark Zuckerberg, pendiri Facebook. Pada awalnya, Mark membangun Facebook berdasarkan ketertarikan para mahasiswa Harvard sehingga Facebook dengan cepat mendapatkan banyak anggota. Facebook juga saat itu hanya dibuka secara eksklusif bagi mereka yang punya email Harvard.

<>6. Jangan (hanya) mengejar uang, kejarlah ilmu & pengalaman, dua hal ini yang terpenting
Apel buku

Apel buku via https://pixabay.com

Ada bisnis atau pekerjaan yang menghasilkan banyak uang, tapi pemiliknya tidak bisa mempelajari apapun. Ada juga yang pada awalnya tidak bisa menghasilkan banyak uang, tapi pemiliknya bisa mendapatkan banyak ilmu dan pengalaman.

Pilih yang kedua.

Pelajar dan mahasiswa yang memulai bisnis sejak dini, kemungkinan besar di masa depan nanti bisnisnya tidak akan sama lagi. Sebagian besar dari kalian juga akan memulai usaha baru, dalam bidang yang sama maupun berbeda.

Maka dari itu kalau kamu memilih pekerjaan yang hanya memberikan uang tanpa pelajaran dan pengalaman, artinya kamu nanti akan memulai dari nol lagi. Tanpa ilmu dan pengalaman yang berarti.

Contoh pekerjaan yang menghasilkan uang tanpa ilmu ini misalnya menjadi asisten dosen, jasa penulisan skripsi, surveyor, dan lain-lain. Ketiga contoh pekerjaan ini tidak banyak berhubungan dengan orang lain dan tidak bisa dikembangkan seperti layaknya sebuah bisnis.

<>7. Gagal lah sebanyak-banyaknya, semakin banyak gagal semakin baik. Serius
Nginjek permen karet

Nginjek permen karet via https://www.pexels.com

Kalian mungkin sudah sering mendengar ungkapan ini sebelumnya: tidak ada orang sukses yang tidak pernah gagal. Ungkapan tersebut sangat benar, semua orang yang pernah ‘mencoba’ sampai berhasil pasti akan gagal. Satu-satunya cara supaya tidak pernah gagal adalah dengan tidak mulai sama sekali.

Tapi kita takut gagal. Wajar. Apalagi kalau sudah berkeluarga, bayangkan tiba-tiba pendapatan yang tadinya sudah mencukupi kemudian hilang seketika. Hidup bisa jadi sengsara.

Maka dari itulah sebisa mungkin kita gagal sebanyak-banyaknya sebelum kita punya resiko. Yaitu saat masih di jenjang pendidikan. Semakin sering gagal, berarti akan semakin banyak belajar dan punya pengalaman.

Lalu bagaimana cara gagal yang baik?

Mulai berbisnis. Jangan hanya belajar, tapi benar-benar memulai.

Ibarat ingin mahir bermain gitar, tetapi setiap hari hanya membaca buku yang berisi kunci-kunci gitar. Memang betul jadi paham setelah membaca, tapi tetap saja tidak bisa bermain tanpa benar-benar memegang gitar untuk latihan.

Temukan salah satu ketertarikan atau minat dalam hidup kamu yang berpotensi dijadikan bisnis. Tidak sulit, hanya mereka yang tidak pernah memulai usaha yang akan bilang sulit.

Kalau nanti setelah mulai ternyata gagal, ya sudah. Berarti kamu sudah belajar minimal 1 hal berharga.

<>8. Sama teman lebih asik. Pertimbangkan untuk mengajak teman sebagai partner

Berbisnis itu jauh lebih seru apabila dijalankan bersama partner yang sama-sama antusias. Terutama untuk bisnis yang butuh banyak persiapan di awal, kalau dilakukan sendiri akan jauh lebih lama atau justru batal jalan.

Tapi hati-hati, jangan salah memilih partner.

Pertama, pahami apa kemampuanmu. Kemudian apa kemampuan yang tidak kamu miliki tapi sangat penting untuk berbisnis. Misalnya kamu bisa desain grafis tapi merasa tidak mampu menjual sesuatu ke orang lain, pilihlah orang yang sekiranya mampu.

Jangan memilih partner dengan skill yang sama dengan kamu sendiri. Percuma. Pilihlah yang saling melengkapi.

Kedua, pilih yang punya motivasi sama. Kalau kamu berbisnis dengan tujuan belajar, carilah partner yang tujuan utamanya untuk belajar. Kalau tujuanmu berbisnis untuk mendapatkan uang tambahan, carilah partner yang tujuannya mendapatkan uang tambahan juga.

Dengan demikian, nantinya tidak akan ada masalah besar akibat perbedaan pendapat ketika bisnis dijalankan.

Oh ya, satu lagi. Jangan memilih partner hanya karena ingin mendapatkan uang mereka sebagai modal.

<>9. Nggak ada modal untuk mulai? Jangan khawatir, banyak solusinya
Uang receh

Uang receh via https://stocksnap.io

Ini dia, ‘masalah’ utama dalam memulai bisnis. Uang modal.

Masalahnya, sebagai pelajar kamu tidak akan bisa mendapatkan pinjaman bank apalagi menggadaikan aset. Mendapatkan investor pun akan sulit karena biasanya mereka cenderung tidak percaya dengan pelajar, kecuali kalau kamu punya ide yang luar biasa. Jadi ketiga pilihan populer ini mau tidak mau harus kita coret.

Melihat fakta tersebut, jalan terbaiknya adalah dengan meminjam modal ke teman dan keluarga...kalau memang butuh modal.

Karena sebetulnya banyak sekali bisnis yang bisa dimulai tanpa modal sepeser pun. Misalnya menggunakan keahlianmu untuk menjual jasa, melakukan dropshipping, atau yang populer akhir-akhir ini: blogging. Kalau kamu ingin tahu lebih lanjut mengenai ini, baca di panduan belajar bisnis online ini.

Ada 1 lagi jalan terakhir, menunggu pemerintah atau organisasi tertentu mengadakan acara pendanaan untuk wirausahawan baru. Meskipun biasanya persaingannya ketat dan yang menang umumnya bisnis yang sudah berjalan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Darmawan tentang strategi-strategi bisnis dan pemasaran online di PanduanIM. Kalau anda ingin tahu cara memulai bisnis dan mengembangkan usaha, silahkan daftar jadi anggota di PIM. Gratis.