Bukannya Anakmu Tak Rindu, Hanya Saja Aku Sedang Berjuang Untuk Membahagiakanmu Yah, Bu

Usaha anak dalam membanggakan orang tuanya

Artikel ini adalah hasil kolaborasi antara Hipwee dan Komunitas Blogger Jakarta. Selamat membaca!

Rindu dan kangen, kata ini selalu bisa membuatku merenung betapa indahnya masa kecil yang tiada beban, tiada dosa dan tidak berpura-pura bahagia. Kadang aku berpikir, kenapa aku harus dewasa? Kenapa ada masa merantau bagi hidupku? dan masih tersimpan ribuan pertanyaan yang tak bisa kujawab sendiri.

Ibu, bukan kah kamu pernah mengatakan jika jadi dewasa itu sangat indah dan bahagia? Begitupun Ayah, bukannya Ayah bilang menjadi anak rantau itu sangat istimewa?. Tapi kenyataannya, dibalik kata bahagia dan sangat istimewa tersirat perjuangan yang tiada tara dan bahkan berlinang air mata.

1. Maaf, jika anakmu kadang tak patuh dan kerap kali adu argumen lewat telepon denganmu

Advertisement

Jarak dan waktu memang menjadi pemisah bagi aku dan ayah serta ibu. Komunikasi hanya melalui telepon dan kadang ditelpon pun masih selisih pendapat. Maafkan aku yang kadang tidak bisa mengalah dan masih ego, tidak ada niat hati untuk tidak mengikuti semua kemauan mu, hanya saja kadang waktu yang tidak tepat.

Sejujurnya dalam lubuk hati yang paling dalam, aku ingin mewujudkan semua impian ayah dan ibu. Tapi hanya saja aku belum bisa melakukan semuanya. Aku akan berusaha dengan sekuat tenaga serta doa yang kupanjatkan kepada Tuhan, semoga semua tercapai.

2. Ibu, maafkana anakmu ini belum bisa membawa menantu yang baik dan sesuai harapan ibu

Malam semakin larut, pembicaraan Aku dan Ibu kadang menyerempet ke jenjang pernikahan. Bukannya Aku tak ingin menikah, hanya saja aku masih trauma dengan masalah cinta. Aku juga ingin mendapatkan pendamping hidup yang seperi Ibu, penuh kasih sayang, tak pernah marah dan selalu sabar menghadapai kami anak-anak mu.

Advertisement

Kelak, jika aku membawa calon pendamping hidupku yang akan setia menemaniku sampai akhir hidupku. Aku mohon sayangi dia seperti menyayangiku, dan aku juga selalu berdoa supaya “Calon Bidadariku” sama seperti Ibu atau setidaknya mempunyai seperti sifat yang dimiliki Ibu.

3. Sejujurnya hatiku ngilu dan pilu saat harus menolak perminataan ayah ibu

Ayah dan Ibu, Maafkan anak mu yang tak tahu diri ini. yang sudah dibesarkan dengan pendidikan yang sangat baik tetapi kadang masih suka membantah dan menolak permintaan Ayah dan Ibu. Bukan maksud hati untuk menyakiti, hanya saja keras hidup mengajariku menentukan prioritas.

4. Ayah kali ini aku berjanji, lebaran tahun depan membawakan semua hal yang kau nantikan

Advertisement

Ahh, Maafkan Anakmu ini yang sudah tak tahu ukuran baju Ayah. Aku kira tubuh Ayah masih sama dengan setahun sebelumnya atau malah tambah kurus karena ayah sering cerita kondisi kesehatan Ayah yang menurun. Atau itu hanya akal-akalan ayah yang sangat rindu dengan anak mu ini.

Aku berjanji untuk lebaran tahun depan, aku akan membawakan baju yang sesuai dengan ukuran tubuh ayah. Oh ya Ayah, mengenai baju Koko kita yang harus sama, Insyaallah lebaran tahun depan juga akan terlaksana dan maaf jika lebaran tahun kemaren tidak bisa memenuhi keinginan Ayah.

5. Sejujurnya aku sangat rindu ayah dan ibu

Sejujurnya dari lubuk hati yang paling dalam, aku sangat merindukan kalian. Aku selalu berharap bisa dekat kalian selalu, tapi apa lah mau dikata. Untuk saat ini keadaan belum memungkinkan. Hanya satu pintaku disetipa sujudku, semoga ayah dan ibu sehat selalu dan bahagia.

Oh angin, tolong bisikkan pada mereka jika anaknya sedang merindu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat kabut dan lautan awan yang suka camping bersama kawan (www.ngayap.com)

CLOSE