Dari aku yang sekarang menjauhimu

Hai apa kabar dirimu? Sudah lama rasanya kita tak pernah lagi saling bertukar cerita, jangankan untuk hal itu ketika kita bertemu tak ada lagi tegur sapa sehangat dulu.

Pertemuan demi pertemuan yang kita lalui bukanlah sebuah kesengajaan namun itu adalah sebuah kebetulan. Selagi masih ada jalan lain kita selalu memilih untuk tidak bertemu dijalan itu. Tapi terkadang waktu dan kondisi memaksa kita untuk bertemu kembali dalam satu jalan yang sama, mungkin itu takdir. Sayangnya, kita tak seperti dulu lagi. Tatapan sendu tapi tak pernah beradu, aku memilih berpura-pura sibuk dengan handphone’ku dan kau memilih untuk segera bercerita dengan teman-temanmu, dan lagi-lagi kita berlalu begitu saja.

Hai apa kabar dirimu? Hari-hari sebelumnya ku lalui dengan sebuah paksaan. Aku memaksa diriku untuk menjadi tidak begitu peduli lagi dengan semua kekonyolanmu untuk menarik perhatianku. Aku harus memaksa diriku untuk tidak sering-sering lagi melihat akun’ku dan semua status yang hanya kau tujukan padaku. Aku harus memaksa hatiku untuk selalu percaya jika semua itu hanya kebetulan dan “mungkin bukan aku”. Tapi tetap saja, sulit rasanya.

Seakan ku tahu waktu-waktumu berselancar di dunia maya. Sedetik aku muncul di dunia maya, kau tiba-tiba menyelipkan sebuah senyum di obrolanku. Tak ku pungiri kadang aku tersenyum, dan akhirnya aku menjadi risih karena kelakuanmu. Tapi lambat laun, aku mulai terbiasa dengan sikap kekanak-kanakanmu yang sesekali membuatku tertawa. Notifikasi setiap pagi selalu menjadi perhatianku, aku selalu berharap terselip namamu dideretan itu, yah..benar. hampir semua apa yang ku update kau sukai.

Hingga pagi ini aku masih saja mengingatmu, mengingat waktu-waktumu berada di dunia maya. Tapi nihil, kita tak pernah lagi berada dalam satu waktu yang sama. Mungkin karena aku.

Aku tahu, akulah orang pertama penyebab semua cerita ini. akulah yang mengubah alur cerita ini menjadi semrawut. Aku yang membuat kita semakin menjauh, yah semakin jauh.

Dan menjauh adalah cara terbaik menurutku..

 <>1. Menjauh adalah caraku untuk membiarkanmu tumbuh menjadi dirimu sendiri tanpa campur tanganku
Membiarkanmu tumbuh menjadi dirimu sendiri

Membiarkanmu tumbuh menjadi dirimu sendiri via http://zizisliming.blogspot.com

Mungkin ini alasan ini terdengar aneh, tapi tetap saja aku punya alasan untuk hal itu. Disaat sebagaian pasangan ingin tumbuh bersama, aku justru memilih membiarkan diriku dan dirimu tumbuh menjadi diri masing-masing. Karena aku ingin kita menjadi pribadi yang mandiri. Dan waktu ini ku habiskan untuk menyelesaikan semua urusanku sendiri begitu pun denganmu, agar kelak saat tiba waktunya bersama, kita punya waktu yang banyak untuk menjajal kehidupan berdua.

Aku tahu bagaimana perasaanmu padaku, tapi tetap saja aku menyukai kesederhanaanmu dan pertemanan kita. Aku hanya tidak ingin kau tumbuh dengan campur tanganku, membuat dirimu menjadi apa yang ku mau, sesukaku. Aku tidak ingin kau merelakan semua kepentinganmu untuk diriku, bahkan kau rela untuk menunda urusan keluarga dan teman-temanmu demi pergi bersamaku.

Aku ingin memberimu kebebasan dalam hal memilih dan membiarkanmu berkarya. Aku tetap berada dibelakangmu, mendukungmu, meskipun dari jauh rasanya itu sudah cukup. Karena aku yakin aku bisa melakukannya.

<>2. Menjauh adalah caraku untuk membuktikan jika kita sedang sama-sama berjuang demi sebuah kebersamaan
Menjauh untuk sebuah kebersamaan

Menjauh untuk sebuah kebersamaan via http://sharielaleo.wordpress.com

Aku tahu rasanya berjuang sendiri itu amat melelahkan, tapi untuk sebuah kebaikan tentang sebuah kehormatan perasaan antara dirimu dan diriku, bagiku semua perjuangan ini adalah yang terbaik.

Kadang aku mengutuk diriku sendiri, kenapa aku harus melakukan semuanya serba sendiri padahal jelas ada seseorang yang bisa membantuku kapan pun aku mau. Tapi rasanya itu tak pantas, aku hanya tidak ingin merepotkan dirimu, aku ingin mandiri saat ini.

<>3. Menjauh adalah caraku untuk membuktikan jika yang pantas adalah yang saling memantaskan
Memantaskan diri

Memantaskan diri via http://cicajoew.wordpress.com

Waktu terus berputar dan akan terus berjalan. Aku hanya ingin belajar memantaskan diriku untukmu, untuk keluarga kecilku, untuk anak-anakku kelak jika Tuhan mengizinkan aku dan kamu menjadi ‘kita berdua’. Membangun kehidupan tak semudah melukis di atas kanvas. Struktur yang kokoh berasal dari pondasi yang kokoh. Aku belajar untuk membangun pondasi yang kokoh untuk masa depan, dan aku harap kau tengah belajar membuat struktur yang kokoh sama sepertiku.

<>4. Menjauh adalah caraku untuk membuktikan janji Tuhan
Membuktikan janji Tuhan

Membuktikan janji Tuhan via http://pakarcinta.com

Aku percaya pada janji Tuhanku, jika wanita yang baik untuk lelaki yang baik dan begitu pun sebaliknya. Untuk itu aku mematut diriku untuk terus belajar memantaskan diri menjadi pribadi yang baik, agar kelak aku bisa dijodohkan dengan seseorang yang baik yang ku harap dia adalah dirimu.

<>5. Dan menjauh adalah caraku untuk menjagamu dari jauh
Kita hanya butuh cinta

Kita hanya butuh cinta via http://tentangawan.wordpress.com

Menjauh adalah cara sederhanaku untuk menjagamu dari jauh. Perasaan cinta itu amat aku hormati, untuk itu aku hanya ingin kita bisa benar-benar paham jika 'ketiadaan tanpa kebersamaan adalah hal yang paling menyiksa rindu'. Maka cukuplah, kita menyimpannya dalam hati. Kita hanya butuh cinta dan biarkan waktu yang mengujinya apakah cinta telah menjadikan kita pantas atau cinta akan hilang pada akhirnya..

Ikhlaslah melepasku sebagaimana aku memaksa diriku untuk ikhlas melepasmu, karena aku percaya jika cinta sejati akan kembali dengan cara yang lebih mengangumkan. :')

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Menulis adalah sisi dari kehidupanku yang tak bisa ku lepaskan.

10 Comments

  1. Renz Naumy berkata:

    Ini menyindir w bgtzz

CLOSE