Genre Musik Favoritmu Boleh Beragam, Tapi Jangan Sampe Kamu Nggak Tahu 8 Lagu Keroncong Perjuangan Berikut Ini!

Genre musik keroncong emang gak begitu populer di kalangan anak muda. Ada yang bilang so yesterday, ada yang bilang gak gaul. Ya memang sih, kalau dilihat dari sejarah kemunculan keroncong di Indonesia, sudah dimulai sejak jaman penjajahan. Musik keroncong diadaptasi dari gaya musik bangsa Portugis yang disebut fado. Abad ke-16, kejayaan penjajahan Portugis di Nusantara melemah, tetapi keroncong tetap eksis.

Keroncong dekat dengan masyarakat. Pada waktu itu, para seniman cerdas mengakali keroncong agar tak cuma jadi hiburan. Langgam keroncong diciptakan sedemikian rupa sehingga mampu menggungah semangat perjuangan. Sebut saja Gesang Martohartono, Ismail Marzuki dan R. Maladi. Mereka pantas disebut pejuang kemerdekaan pula. Meski tak terjun ke medan perang, tetapi mereka mengobarkan bara semangat lewat langgam keroncong. Dan kamu mesti tau langgam-langgam ini!

1. Sepasang Mata Bola

Romantisme di Kereta via http://www.kompasiana.com

Advertisement

Sepasang Mata Bola diciptakan oleh Ismail Marzuki. Settingnya di stasiun kereta Yogyakarta. Diceritakan dalam lagu tersebut, para pahlawan naik kereta dari Jakarta menuju Yogyakarta – menuju medan perwira. Orang-orang kagum pada para pembela tanah air tersebut, yang rela berkorban jiwa raga. Tak henti mereka berdoa untuk keselamatan dan kemenangan para pahlawan agar kelak dapat berjumpa lagi.

Hampir malam di Jogja, ketika keretaku tiba

Remang-remang cuaca, terkejut aku tiba-tiba

Dua mata memandang, seakan-akan dia berkata

Lindungi aku pahlawan! Dari pada sang angkara murka

Sepasang mata bola dari balik jendela

Datang dari Jakarta nuju medan perwira

Kagum ku melihatnya sinar nan perwira rela

Pergilah pahlawanku jangan bimbang ragu

Bersama doaku…

2. Jembatan Merah

Jembatan Merah Tempo Doeloe via http://www.bathara-kresna.blogspot.co.id

Mengenang susah hati patah, ingat jaman berpisah
Kekasih pergi, sehingga kini belum kembali

Biar jembatan merah, andainya patah
Akupun bersumpah, akan kunanti dia disini
Bertemu lagi

Advertisement

Sedih ya? Iya karena lagu keroncong yang diciptakan oleh Gesang ini mengisahkan seorang perempuan yang melepas kekasihnya pergi ke medan perang. Dari dulu (entah tahun kapan) sang kekasih pergi berperang dan belom balik-balik juga. Hiks.

3. Bandung Selatan di Waktu Malam

Braga Tempo Doeloe via http://www.sebandung.com

Bandung Selatan di waktu malam, dalam asuhan dewi purnama
Sungguh indah sinar rembulan, riwayatnya tak kan dilupakan

Terdengar suara seruling bambu, gita malam nan merdu merayu
Diiringi suara tembang ibu, tembang wijaya nan sakti

Ismail Marzuki emang top. Bandung Selatan di Waktu Malam adalah salah satu tembang ciptaannya yang abadi. Mengisahkan keindahan Bandung Selatan di malam hari yang tentram, apalagi ditambah suara ibu menyanyi. Asli ngangenin.

4. Gugur Bunga

Advertisement

Kalau penulis sih terngiang-ngiang lagu Gugur Bunga pas meninggalnya Ibu Tien Soeharto. Rasanya semua TV dan radio cuma nyetel Gugur Bunga. Tapi lagu keroncong ini sudah lawas, diciptakan oleh Ismail Marzuki, demi mengenang gugurnya para kusuma bangsa demi membela kemerdekaan Indonesia.

Siapakah ini pelipur lara, nan setia dan perwira
Siapakah kini pahlawan hati, pembela bangsa sejati

Telah gugur pahlawanku, tunai sudah janji bakti
Hilang satu tumbuh seribu, tanah air jaya sakti

5. Melati di Tapal Batas

Melati di Tapal Batas via http://www.tempolagu.blogspot.com

Harusnya kamu tau kalau melati adalah puspa bangsa Indonesia. Tak heran, melati juga disebut dalam syair lagu keroncong perjuangan Melati di Tapal Batas karya Ismail Marzuki tahun 1946. Kalau dilihat dari liriknya, diceritakan seorang pejuang perempuan (yang cantik dan murni) pun turut mengawal negara. Tak mau kalah dengan para pemuda di kala itu.

Engau gadis muda jelita, bagai sekuntum melati
Engkau sumbangkan jiwa raga, di tapal batas Bekasi

Engkau dinamakan Srikandi, pendekar putri sejati
Engkau turut jejak pemuda, turut mengawal negara

6. Selendang Sutera

Ismail Marzuki via http://www.reviewmusik.com

Selendang Sutera adalah salah satu lagu keroncong perjuangan yang masuk kategori romantis syahdu. Berkisah tentang sisi melankolis di balik aksi kepahlawanan. Sebelum perang, sang pahlawan mendapatkan kenang-kenangan berupa selendang sutera dari pasangannya. Selendang itu dibawa pula di tengah peperangan. Dan sangat berjasa membalut luka ketika lengan sang perwira terluka parah.

Selendang sutra tanda mata darimu

telah ku terima sebulan yang lalu

Selendang sutra mulai di saat itu

turut serentak di dalam takdirku

Ketika lenganku terluka parah

selendang sutramu turut berjasa

7. Rangkaian Melati

Sundari Soekotjo via http://www.bali.bisnis.com

Rangkaian melati yang 'ku simpan di dalam hati
Mengikat jiwaku jiwamu tak akan berpisah lagi
Rangkaian melati yang 'ku ronce setiap hari
Setia menanti datangnya pahlawanku yang sejati

Wajahmu berseri penuh harapan suci
Semerbak harum mewangi jasamu abadi
Rangkaian melati kan 'ku jaga sampai 'ku mati
Biarpun kau takkan kembali pahlawanku yang sejati

Betapa tulusnya gadis-gadis jaman perjuangan dulu. Tiada galau meski sang kekasih mesti turut memanggul senjata. Mereka bener-bener paham resiko sang pacar mungkin akan kembali menghadap Tuhan dan mereka nggak protes. Begitulah kira-kira pemaknaan lagu keroncong Rangkaian Melati karya R. Maladi.

8. Pahlawan Merdeka

Wage Rudolf Supratman via http://www.ranggayudhika.wordpress.com

Pahlawan merdeka yang gugur sebagai bunga

jatuh mewangi di atas pangkuan ibunda

Walaupun kamu telah gugur menjual nyawa

namamu telah tercatat jatuh sebagai satria

Kesuma nan indah oh bunga negara

aji jaya sakti nan sejati

Pahlawan merdeka yang pecah sebagai ratna

terpecar ke sebrang di bumi Indonesia

Lagu keroncong Pahlawan Merdeka diciptakan oleh Wage Rudolf Supratman dalam rangka menghormati mereka yang gugur sebagai ratna negara. Sejalan dengan seruan Bung Karno: Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya. Para kusuma bangsa tentu tak boleh diabaikan.

Lagu-lagu perjuangan ini pun tetap relevan sampai sekarang dan nanti karena perjuangan bangsa Indonesia terus berlanjut. Dan kamu, iya kamu, pahlawan negara di era selanjutnya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Lupus Fighter

CLOSE